DIAM 3 (SINGZAY)

1.1K 130 67
                                    

"Dia tertidur, tadi aku cuma mengelus-elus anak rambutnya yang di sekitar pelipis, tahu-tahu dia mengantuk dan sudah ada dengkuran kecil"

Lex berdiri dan menjelaskan pada Sing yang baru saja tiba di kamarnya.

Selama dua jam Sing kalut memikirkan salah paham apa yang membuat Zayyan sekecewa itu padanya, tapi hyungnya ternyata bisa tertidur dengan damai di pelukan Lex.
Tak ada gunanya marah, dia hanya ingin segera membawa hyung kecilnya dan bisa berdua saja di dalam kamar.

"Aku akan membopongnya"

"Sing"
Lex mencekal lengan Sing sebelum mengangkat Zayyan.
Sebelumnya Lex melihat jari-jari itu mengepal ketika Zayyan masih nyaman memeluk tubuhnya.

"Aku yang memeluknya duluan"

Sing memandang datar dan mengangguk mengerti. Bukankah mereka semua memang saling menyayangi?

"Tidak apa-apa hyung, tidak ada yang salah memeluk membernya sendiri"

"Selesaikan pelan-pelan masalah kalian berdua, jika belum nyaman suruh Zayyan kesini saja"

"Bukankah hyung sendiri yang meminta kita cepat berbaikan?"
Sing merasa Lex tiba-tiba melunak, entah apa yang mereka obrolkan tadi sehingga Lex terkesan dapat menerima situasi dirinya dan Zayyan saat ini.

"Aku hanya berusaha tidak memberi tekanan makin banyak pada kalian"
Lex berkata sembari tersenyum tipis, dia tau Sing sedang mencurigainya.

"Apa Zayyan sudah menceritakan pada hyung?"

"Belum, dia tidak mengatakan sesuatu yang penting. Padahal aku sudah memancing dengan obrolan yang lebih personal. Tapi Zayyan memilih untuk diam dan meminta maaf, dia ingin menyelesaikan berdua saja denganmu"

Sing tersenyum lega dan senang, Sing merasa Zayyan masih mempercayainya lebih dari siapapun.

"Baiklah hyung, aku akan memindahkannya ke kamar sekarang"

Lex bersandar pada pinggiran pintu ketika Sing membawa Zayyan keluar flat. Lex semakin menyadari betapa besar pengaruh Zayyan untuk memprovokasi Sing dalam bertindak.

*
*
*
*
*

Rasa geli terasa di wajah Zayyan, dia merasa ada sebuah sentuhan mengenai tulang pipinya.
Perlahan Zayyan membuka kelopak matanya dan tersadar dari alam mimpi.

Sesekali dia masih mengejapkan mata indah itu seolah meyakinkan diri siapa yang sedang menatapnya sekarang.

"Sing.."

"Iya.."
Sing menjawabnya sangat halus sampai-sampai seperti berbisik.

"Tadi aku masih di kamar Lex.."

Seharusnya Zayyan tak perlu heran,
dan tau siapa pelakunya yang sering menjemput dimana saja dia beristirahat. Ini bukan pertama kalinya.

"Waktunya sudah habis untuk bersembunyi, jadi aku mengambil mu kembali dari dekapan orang lain"

Kata-kata Sing berhasil membuat rona merah menjalar ke pipi dan telinga Zayyan. Ditambah dia tadi memang berbaring dengan bantalan tangan Lex.

"Aku lapar..."
Zayyan berniat mengalihkan percakapan canggung barusan tapi lagi-lagi dia malah mempermalukan diri sendiri.

Zayyan hampir saja lupa agenda marah pada orang di sebelahnya, seketika Si hyung kecil itu menaikkan selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya dan berbalik membelakangi Sing.

Sing tertawa gemas melihat hyungnya menampakkan sikap kekanak-kanakannya lagi. Dia juga sangat bersyukur mengetahui hyung kecilnya tak lagi bersikap sedingin beberapa hari kemarin.

Everything • oneshot • ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang