KANGEN (RICKZAY)

756 121 70
                                    

Zayyan duduk sendirian di ayunan taman yang satu area dengan gedung dorm Xodiac. Dia sedang menelepon sahabatnya, Ricky.

"Bisakah kita bertemu sebentar?"

Ricky adalah teman dekat Zayyan selama trainee sebagai ocjnewbies, dan sekarang Ricky debut di boygroup Pickus, yang diterbitkan dari survival show.

"Kemarin lusa aku menghubungimu tapi panggilanku baru kau balas di malam hari. Kau pasti sibuk sekali Zay, dan sekarang tiba-tiba ingin bertemu? ada masalah ya?"

"Memangnya kalau bertemu denganmu aku harus ada masalah dulu Rick?"

Zayyan tersenyum getir, Ricky sama sekali tidak berubah. Dia selalu berusaha membaca suasana hati sahabat terdekatnya. Apakah mereka terikat telepati?.

"Ada masalah atau tidak, kembalilah padaku kapan saja kamu menginginkannya Zay, sekalipun itu pilihan terakhir"

Seseorang di ujung telepon sana menyenderkan kepalanya ke papan sandaran dipan, memutar momen-momen ingatannya ketika dia memeluk Zayyan setiap Si kecil itu kesusahan beradaptasi dengan dunia trainee. Namun di saat dia dan Zayyan semakin dekat, takdir mempunyai jalan lain.

Entahlah, masih ada sedikit kerisauan yang dirasakannya. Bukan, bukan hanya tentang debut bersama Zayyan, tapi dia juga ingin berjuang dengan teman-temannya selama trainee serta hidup bersama lagi.

Dan harusnya sekarang dia bisa mendekap Si kecilnya tanpa terhalang apapun. Serta tidak perlu mengawali bertanya 'kapan bisa jalan bersama, apa bisa bertemu hari ini, bolehkah aku memelukmu'.
Kesimpulan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting itu adalah singkatan dari kalimat aku merindukanmu.

"Sial, bukankah semestinya bisa lebih mudah"
Umpatan yang hanya bisa Ricky ucapkan di dalam hati.

"Rick, Ricky... kau mendengarku?"

Oh rupanya Ricky tidak menyadari beberapa detik tadi sempat melamun dan mengawang momen mereka berdua waktu dulu.

"Maaf Zay di sini lumayan berisik, bisa kamu ulangi perkataanmu barusan?"
Ricky tidak sepenuhnya mencari alasan, teman satu grupnya di kamar sebelah memang sedang berkumpul dan bersenda gurau. Dia memisahkan diri ketika melihat ada nama Zayyan muncul di layar ponselnya.

"Habis ini aku tidak akan mengulanginya lagi, dengarkan baik-baik. Kau tidak pernah menjadi pilihan terakhir Rick.. aku selalu memikirkanmu. Tapi keadaan tidak mendukung. Kau paham?!"

Ricky bisa membayangkan Si kecilnya berbicara sambil bersungut-sungut cemberut dan kepingan bulat yang indah itu menatapnya tajam. Sangat lucu.

"Kamu punya 8 member yang dekat dan menyayangimu. Tapi katamu aku bukan pilihan terakhir? artinya pasti aku sangat istimewa"

"Aku merindukanmu Ricky.."

Tak ada balasan dari Pria Hongkong di seberang telepon. Hanya ada suara lirih seperti tercekat.

"Rick--"

"Sejak tadi aku menunggu kata-kata ini"

"Hm?"

"Terimakasih mengatakannya dengan sangat jelas Zay. Aku juga merindukanmu"

Mereka berdua seolah menyelami perasaan masing-masing. Tak masalah meski sekedar kata rindu. Bukan yang lain.
Ricky yakin Zayyan sudah sangat nyaman dengan para member. Tapi mengetahui Zayyan masih membutuhkan dirinya ternyata membuat hatinya menghangat, terasa lebih menyenangkan.

"Ricky... Tiap aku telepon kau sering tiba-tiba diam. Halo... my puppy, jadi kan kita ketemu..."
Zayyan agak merengek pada seseorang di sana yang nampaknya lebih dewasa.

Everything • oneshot • ZayyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang