Felix terduduk marah. Dirinya terus diganggu oleh Hyunjin karena ia belum memaafkan perbuatan Hyunjin tadi. Hyunjin terus menempel dengan Felix, Felix hanya diam dengan menonton televisi di depannya. Hyunjin juga terus saja mengecup wajah Felix sampai-sampai Felix muak dibuatnya.
"Pergilah!" usir Felix kesal. Hyunjin mempoutkan bibirnya, Hyunjin tetap tidak mau melepaskan Felix. Ia akan terus menunggu hingga Felix memaafkannya
"Maafkan aku sayang.." ucapnya memelas. Felix memutar matanya malas "Yasudah aku maafkan" balas Felix penuh kepasrahan. Hyunjin tersenyum dan mengecup bibir Felix. Hanya sekedar kecupan
"Sudahlah sana" usir Felix pada Hyunjin. Hyunjin mengangguk dan beranjak pergi kedapur untuk mengambil beberapa cemilan untuk mereka berdua
Saat Hyunjin sedang di dapur, terdengar suara telepon rumah Hyunjin yang berdering. Hyunjin pastinya tidak mendengar dering telepon itu, karena jarak dapur dan ruang tamu lumayan jauh. Apalagi suara dering telepon yang terdengar kecil, sehingga hanya orang-orang yang berada di ruang tamu lah yang dapat mendengarnya.
Felix yang jujur saja tidak tahu Hyunjin pergi kemana karena Hyunjin tidak memberitahu Felix sama sekali. Dengan terpaksa Felix lah yang harus mengangkat telepon itu.
Felix berjalan dengan malas ke arah telepon dekat akuarium rumah Hyunjin.
Drttt—
"Halo?"
"Felix"
Felix dengan segera mematikan telepon itu lalu menaruhnya lagi dengan kasar. Felix berjalan menuju tempat duduknya dan mengabaikan dering telepon yang mulai berbunyi lagi.
Hyunjin sudah menyiapkan beberapa cemilan, dan ia pun berjalan menuju ke ruang tamu tempat Felix berada. Saat sampai kesana, Hyunjin langsung dapat mendengar suara dering telepon rumahnya.
"Sayang, tolong angkat telepon itu" Ucap Hyunjin lalu duduk disamping Felix. Felix menatap Hyunjin melas lalu mulai meneteskan air matanya
"Sayang? Ada apa?" tanya Hyunjin panik. Felix langsung menaruh kepalanya di dekapan Hyunjin. Hyunjin juga mulai mengelus pelan rambut milik Felix.
"Ada apa sayang?.." tanya Hyunjin sedikit menenangkan. Felix menggeleng dan mulai menjauhkan kepalanya dari dekapan Hyunjin
"Sudah sayang tidak usah menangis, biar aku saja yang mengangkatnya." ucap Hyunjin tersenyum lalu berdiri dan berjalan menuju tempat telepon rumahnya
Drttt—
"Halo"
"..."
"Dia tidak ada disini"
"..."
"Itu bukan Felix"
"..."
"Aku tidak menculiknya tan.. "
"..."
"..."
"Iya tan.. tenang saja"
"..."
"Oke tan"
"..."
"Iya tan.."
Hyunjin pun mematikan telepon nya dan langsung menaruhnya dengan pelan.
Hyunjin berjalan menuju tempat duduk Felix dan langsung duduk di sampingnya.
"Sudah tidak usah menangis sayang" Felix menengok ke arah Hyunjin dan mengangguk.
"Sini" ucap Hyunjin lalu membuka lebar tangannya. Felix langsung memeluk Hyunjin dengan erat
"Sudah sayang" Hyunjin terus menenangkan Felix dengan segala cara. Felix juga mulai merasa sedikit tenang karena Hyunjin.
✧༺✦✮✦༻∞༺✦✮✦༻✧
Felix terbangun di kamar milik Hyunjin. Dirinya mengucek-ucek matanya kasar lalu mulai menduduki dirinya di atas kasur itu untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu. Akhir-akhir ini Felix sering sekali tidur. Ntah kenapa, sepertinya ia sudah mulai cepat untuk merasa lelah, hingga akhirnya tanpa disadari dirinya malah tertidur.
"Aku tertidur ya?" gumamnya. Felix melihat ke sekeliling kamar Hyunjin. Felix pun langsung melihat kearah jendela luar dan ia mulai memprediksi bahwa sekarang sudah hampir ingin sore hari. Siang menuju sore?
BRAK!
Felix terlonjak kaget ketika tiba-tiba saja terdengar suara barang terjatuh dari bawah. Felix yang khawatir langsung berdiri dan berlari menuju ke bawah.
Tak disangka-sangka Felix malah melihat pemandangan yang begitu Felix benci. Benci sekali.
Felix menatap lekat ke arah seseorang yang sedang asik bercumbu satu sama lain. Felix juga tidak sadar bahwa dirinya mulai meneteskan air matanya perlahan.
Felix sedikit terisak dan orang yang tadinya sedang asik bercumbu sekarang langsung menghentikan aktivitas mereka.
"Felix?" panggil orang itu sedikit panik. Felix mulai berjalan mundur naik keatas lagi perlahan ketika sadar bahwa orang yang tadi sedang asik bercumbu tadi mulai berjalan kearahnya.
"DIAM KAU DISITU!"
"JANGAN DEKATI AKU HYUNJIN!"
"KAU JAHAT!"
"DAN KAU JEONGIN!!"
"APAKAH KAU TIDAK MALU BERBUAT SEPERTI ITU KEPADA KEKASIH SESEORANG!"
"KAU SUNGGUH-"
"KALIAN SUNGGUH JAHAT!"
Felix dengan tergesa langsung berlari keatas kamar milik Hyunjin. Dirinya langsung menutup kasar kamar itu dan menguncinya dari dalam.
Hyunjin juga langsung berlari keatas untuk segera menjelaskan semua kejadian yang barusan terjadi dan terlihat oleh Felix.
Tok Tok Tok
"Sayangg... buka dulu pintunya sayang.. aku akan jelaskan semua ini" ucap Hyunjin penuh kekhawatiran. Felix tidak peduli, dirinya juga mulai menangis keras didalam. Tangisan itu juga terdengar sampai keluar.
Jika saja Felix tidak mengira bahwa barang yang jatuh tadi mungkin tertimpa kepada Hyunjin. Maka ia pasti tidak akan melihat Hyunjin berciuman mesra dengan Jeongin di pintu masuk rumah Hyunjin. Benda yang terjatuh adalah box yang berada di samping pintu masuk rumah Hyunjin. Itu sepertinya tidak sengaja tersenggol oleh badan mereka ketika sedang asik berciuman.
"Sayangku.. Felix.. sayang.." Hyunjin mulai khawatir. Dirinya takut Felix akan salah paham dan meninggalkannya.
Disisi lain, Jeongin dibawah sedang asik terduduk di ruang tamu sembari memakan cemilan yang terdapat disana. Cemilan yang tadi pagi Hyunjin ambil untuk Felix dan dirinya makan bersama. Sebelum akhirnya ternyata Felix terlelap di dekapannya dan akhirnya ia memakan sendiri cemilan itu.
Jeongin yang sedang asik memakan cemilan tiba-tiba saja menyeringai dan bergumam
"Kalau begini Hyunjin bisa menjadi milikku"
✧༺✦✮✦༻∞༺✦✮✦༻✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Easy || HyunLix
عشوائي🥀 bakal ditambahin kalau sudah tamat - [𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘨𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢] Not Easy || HyunLix