Selesai makan siang bersama Arkana, Alvian membereskan piring-piring yang telah dicuci. Perhatian Alvian teralihkan saat tangan mungil menarik ujung bajunya berulang kali.
"Kenapa Arkana?"
"Mami Tasya kemana?"
"Tasya lagi pergi kerja."
"Alkana mau ketemu Tasya, mau nunjukin tanaman yang sudah Alkana tanam buat Mami Tasya." Arkana mulai merajuk.
Kembali fokus pada piring-piring, Alvian menjawab. "Sabar ya, Arkana. Sebentar lagi Tasya juga pulang."
Mengamuk, Arkana melemparkan baang-barang yang ada disekitarnya. Arkana terus menerus meneriaki nama Tasya.
"Arkana!" bentak Alvian, hilang kesabaran.
"Tasya lagi pergi kerja. Arkana harus nunggu, sebentar lagi Tasya pulang," sahut Alvian galak.
"Arkana, berhenti ngelemparin barang-barang!" Alvian berkacak pinggang.
Mendengar ponselnya berdering, Alvian segera mengangkat panggilan tersebut tanpa membaca siapa peneleponnya. Suara Rendy menyambut dari seberang sana.
"Alvian, datang ke rumah sakit sekarang juga."
"Ada keadaan darurat apa?" Alvian pergi mengambil kunci mobil.
"Cepetan ke sini. Kebetulan shift gue sudah selesai, biar gue yang jaga Arkana."
"Oke, gue ke sana sekarang."
Alvian menggendong Arkana. Belum mengakhiri panggilan, Alvian bisa mendengar sayup-sayup suara orang yang sedang berbicara dengan Rendy.
"Dokter, bagaimana ini? Kita membutuhkan persetujuan keluarga pasien secepatnya untuk tindakan operasi."
Alvian menjempit ponsel di antara telinga dan pundak ketika memencet tombol lift.
"Alvian, lo masih sayang sama Tasya, bukan?" tanya Rendy tiba-tiba.
"Ya? Kenapa tiba-tiba bahas soal Tasya?" Perasaan Alvian memang sudah tak enak sejak tadi yang mengakibatkan dirinya menjadi lebih sensitif saat menghadapi Arkana.
Rendy mengubah panggilan ke mode pengeras suara. "Dokter Alvian, saat ini yang siap masuk ke dalam ruang operasi adalah pasien Tasya Natasha. Sebagai orang terdekat pasien, bisa kasih persetujuan untuk melakukan operasi?" tanya Rendy tegas.
"Operasi? Operasi apa?" tanya Alvian gagap.
Padahal baru tiga jam yang lalu Alvian bersenang-senang dengan Tasya. Bahkan senyuman cerah Tasya siang ini masih melekat dengan jelas di benaknya. Tak ada angin, tak ada hujan, jantung Alvian rasanya terjun bebas saat mendengar kabar orang yang paling disayanginya harus melakukan operasi.
"Pasien mengalami luka tusuk di perut. Cepat jawab, apakah Dokter Alvian memberikan persetujuan sebagai status apa?" ulang Rendy lebih tegas.
"Setuju. Cepat lakukan operasi sekarang juga. Saya memberikan persetujuan sebagai status calon suami dari pasien Tasya Natasha."
***
Begitu tiba di rumah sakit, Alvian berlari secepat mungkin menuju ruang operasi. Melihat wajah kalut Alvian, Rendy segera mengambil alih Arkana dari gendongan Alvian. Rendy segera pamit undur diri untuk mengantarkan Arkana ke ruangan bermain khusus anak-anak agar Arkana tidak mendengar hal yang tidak menyenangkan.
"Kenapa? Kenapa Tasya bisa dapat luka tusuk? Siapa pelakunya" Alvian bertanya kepada salah seorang polisi yang tengah berjaga di depan ruang operasi.
"Anda..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Mantan
RomanceAlvian Venotera seorang dokter muda genius yang telah memiliki seorang anak laki-laki. Kehidupan Alvian mulai berubah saat anaknya menginginkan Tasya, mantan kekasih Alvian, untuk menjadi ibu sambungnya. Tasya Natasha melarikan diri dari perjodohan...