14. Pernikahan Bisnis

74 3 0
                                    

"Kamu sudah nikah? Kapan? Kenapa saya gak tahu?" Sasa berbondong-bondong memberikan pertanyaan.

Alvian baru teringat bahwa Sasa selama ini tak pernah tahu menahu kisah asmara Alvian dengan Tasya karena Alvian tak pernah menceritakannya.

"Bukan begitu ceritanya. Tasya... Gimana ya jelasinnya." Ini adalah alasan utama Alvian tak pernah menceritakkan sosok Tasya yang selama ini turut andil dalam perkembangan Arkana. Alvian kebingungan harus menceritakan sosok Tasya sebagai apa.

"Teman. Tasya teman saya, dan dia sering main sama Arkana karena tinggal di apartemen sebelah." Alvian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Teman? Kenapa dipanggil Mami?"

"Mungkin kamu bisa tanya Arkana sendiri."

***

Tasya tersenyum kaku melihat siapa yang datang menjenguknya hari ini. Kehadiran Deandra mungkin Tasya masih bisa memakluminya karena Deandra masih terlibat dengan ini semua. Tapi kenapa Kevin juga harus ikut ke sini? Pasti ini semua ulah Skylar.

"Tasya aku sudah kabari kamu kalau saya mau jenguk pagi tadi. Mungkin kamu belum baca pesan saya, ya? Maaf kalau kedatangan saya bikin kamu terkejut," kata Kevin dengan sopan.

Tasya baru teringat sepertinya ponsel Tasya masih berada di tangan Alvian untuk di isi daya, karena kontak listrik di ruangan ini sudah digunakan untuk penyaring udara yang sengaja Alvian pindahkan dari ruang kerja pribadinya.

"Gapapa. Terima kasih sudah datang jenguk." Tasya tak tahu harus membalas apa lagi.

Untung saja penampilan Tasya tak sekacau kemarin karena Alvian sudah menyisirkan rambut dan mengikatnya pagi ini sebelum pergi menjemput Arkana pulang sekolah.

Deandra menaikkan kedua alis pada Tasya. "Kenapa ngeliatinnya gitu? Saya dan Kevin sudah kenal sejak lama. Kevin klien sekaligus teman saya. Jangan heran kenapa kita bisa datang bareng."

"Siapa juga yang nanya," gerutu Tasya.

"Untuk urusan pengadilan, biar saya saja yang menyelesaikannya. Jangan ganggu pekerjaan saya." Tasya kembali teringat apa yang ingin dikatakannya pada Deandra.

Bukan Deandra, justru Kevin yang menyahut.

"Kamu sudah kaya gini masih mikirin pekerjaan? Saya sudah dengar semuanya dari Deandra. Deandra betul, lebih baik kamu fokus istirahat dan biarkan Deandra yang menyelesaikan tugas kamu. Aku bisa rekomendasiin dokter terbaik di Singapura buat pengobatan kamu."

Tasya menghela napas pelan. "Makasih untuk tawarannya, tapi kamu gak perlu repot-repot. Saya sudah punya dokter internis terbaik yang akan merawat saya kedepannya."

Tahu siapa yang Tasya maksud, Skylar tak bisa menahan senyuman gelinya. Sepertinya Skylar mulai menyesal bahwa dahulu dirinya tak menjadi saksi untuk menyaksikan asmara Tasya dan Alvian.

"Pak Deandra, tolong jangan ganggu pekerjaan saya atau saya mengundurkan dari firma hukum. Seharusnya ada banyak firma hukum di luar sana yang mau menerima saya jika Pak Deandra tidak bisa bekerja sama dengan saya lagi." Tasya melayangkan peringatan terakhirnya pada Deandra.

"Bukan bermaksud untuk mengusir, tapi saya harus segera makan siang dan minum obat. Kalian berdua adalah orang sibuk, jadi saya gak mungkin bisa menyita waktu kalian lama-lama. Kalian bisa letakkan bunganya di atas meja. Terima kasih sudah menjenguk saya," usir Tasya secara terang-terangan.

Deandra dan Kevin meletakkan buket bunga di atas meja. Tahu bahwa Tasya membutuhkan istirahat lebih, Deandra dan Kevin kompak memutuskan untuk pamit undur diri.

"Hubungi saya kalau butuh apa-apa. Saya pasti bisa membantu kamu," pesan Kevin.

"Kalau gitu saya akan mengalihkan tanggung jawab kamu selain kasus sekarang selama kamu di rumah sakit. Ini perintah, bukan penawaran. Istirahat yang banyak," susul Deandra.

Pesona MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang