18. LABIRIN TANPA PETA

55 9 17
                                    

Salam ALLGRASR, Salam satu jalan!

"Hidup terasa seperti labirin yang terlalu rumit untuk dimengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup terasa seperti labirin yang terlalu rumit untuk dimengerti."
**

18. LABIRIN TANPA PETA

Siang ini, SMARYA menjadi heboh dengan insiden tak terduga di perpustakaan. Dua orang siswi terlibat dalam perkelahian yang memicu keramaian di antara siswa lainnya. Suasana semakin riuh saat buk Nong datang untuk mengintervensi dan membawa kedua siswi tersebut ke ruang Bimbingan dan Konseling. Kerumunan siswa pun menyaksikan kejadian tersebut dengan rasa ingin tahu, sementara suasana di sekolah menjadi tidak seperti biasanya. Kejadian ini tentu menjadi topik pembicaraan utama di kalangan siswa.

"Ada apa ya, kenapa ramai?" tanya Jeka yang baru datang dari kantin, bingung melihat kerumunan di sekitar perpustakaan.

"Ada yang berantem di perpustakaan," balas Dama. Lelaki itu sempat mendengar dari salah seorang teman sekelasnya.

"Siapa?"

"Nggak tau, tapi dengernya cewek."

Jeka menggelengkan kepalanya. "Nggak keren kalau cewek yang adu otot."

Dalam pandangan Jeka, perempuan adalah personifikasi kelembutan yang mampu menghangatkan setiap sudut dunia dengan sentuhan lembutnya, maka kelahi sangat jauh dari bayangannya.

"Lo penasaran?" tanya Dama.

"Iya, susulin mau nggak, Dam?"

Dama menggeleng pelan. "Nggak. Mereka emang adu otot, tapi tetap kasihan, Jek. Rasa malu jadi tontonan itu ada."

Slavi dan Hara masuk ke dalam kelas dengan langkah cepat, terburu-buru menuju meja Jeka dan Dama.

"Jek, lo pasti kaget" kata Slavi antusias.

Dama dan Jeka langsung menatap Slavi. "Ada apa?" tanya Jeka, sementara Dama menyipitkan mata, menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Ada, dua siswi tadi berantem sampai dikerumunin sama banyak orang. Sampai-sampai buk Nong turun tangan. Mereka dibawa ke ruang. Gue nggak bisa bayangin betapa malunya mereka sekarang."

"Takjub sih, kenapa si cewek paling tenang di kelas kita bisa berantem gitu?" tanya Hara.

"Ora?" tanya Dama. "Dia yang berantem?"

Slavi mengangguk. "Iya, kata orang-orang sih begitu. Padahal dia biasanya kalem banget."

"Kenapa bisa sampai berantem?" tanya Jeka yang tentu saja terkejut. "Berantem sama siapa Ora?"

Hara menggeleng. "Belum jelas, tapi katanya ada masalah yang udah lama dan akhirnya meledak di depan umum."

Jeka mengernyitkan dahi. "Pasti masalahnya nggak sepele, kasihan banget cewek kalem gue."

UNTUK JEKA KASTRIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang