duapuluhempat

311 48 7
                                    

Hari terus berganti dan waktu terus saja berjalan sampai sudah empat hari terlewati begitu saja setelah kepulangan pemuda kecil itu dari rumah sakit. Haikal kini tengah berbaring dengan posisi kedua tangannya dia gunakan sebagai bantalan lalu satu kakinya ia pangku keatas. Dan kini giliran pikirannya yang mengambang kemana mana.

" Gua buat salah ya?" Gumam nya pelan sambil mengacak rambutnya.

Sial, stres berat yang ada.

Lalu tak lama dari itu, Haikal menurunkan kakinya kemudian melompat berdiri dan berjalan kearah pintu kamar mandi lalu dengan cepat menyambar handuknya dan bergegas masuk untuk mandi agar badan juga pikirannya menjadi segar.

Sedang dilain sisi seorang pemuda manis tengah berbaring dengan kondisi kamar yang sangat memprihatinkan. sambil berguling ke sana kemari, sesekali pemuda kecil itu menarik cairan yang hendak keluar dari kedua lubang mungil di hidungnya.

" Udah empat hariiiiiii, masa lo gak nyadar nyadar juga sih! Apa gue yang terlalu berharap?"

"ARHH MAMAAA"

" Hujann samarkan derasnyaaaa tutup air mataaa temaniii kecewaa ku yanggg.. huaaaa sedih bangettt~ "

Kali ini Raden tengah menikmati sesi galaunya sambil ditemani lagu lagu yang terus berputar keras di speakernya. Pemuda kecil itu sedang menjalankan aksi pudung dengan mamanya karena tidak sempat menjenguknya di rumah sakit dan bahkan saat kepulangan nya pun mamany belum ada di rumah karena ada pekerjaaan di luar kota. Dan kali ini Raden kembali harus menahan rasa sakit sekaligus kangen ( dikit) kepada yang terhormat pemuda bernama Haikal itu.

Raden benar benar bingung, apa dia harus terus menjalankan misi rahasia dari yandry dengan terus berpura pura mengabaikan Haikal yang bahkan terkesan tidak peduli sama sekali? Atau dia sekarang  harus keluar dan berhenti dari aksi meng-galau tidak jelas nya ini dan berlari ke arah rumah tetangga gila yang sialnya ganteng itu, dan kemudian mengetuk dengan brutal pintu rumahnya Haikal lalu menendang titit pemuda itu atau langsung saja dipeluk erat erat?

Yandry misi yang lo berikan ini sangat amat memeberatkan gue plis!.

" AAAAA BINGUNG BANGETTT"

" hiks"

" Anjir cengeng banget gue jadi laki"

Sedang terlena dalam sesi galau brutal nya ini Raden tiba tiba mendengar samar samar ketukan pintu kamarnya yang kian mengeras yang teredam oleh bunyi keras speaker miliknya.

Siapa sih?

Dengan gerakan yang malas Raden meraih ponselnya dan mem-pause lagu yang sedang diputar sehingga speaker pun tidak lagi bersuara.

" Adennn??" Suara sang bibi juga ketukan pintu yang bersuara bersamaan didengarnya.

Raden menarik cairan bening dari hidungnya lalu menjawab dengan suara seraknya " Iyaa bi.." kemudian dengan terpaksa pemuda mungil itu bangun dari kasurnya dan berjalan gontai kearah pintu.

" Dibuka dulu Adenn. Ini ada temannya adenn loh.. dia udah nungguin daritadii." Penuturan sang bibi membuat kerutan hadir di dahi putih mulus milik Raden.

" Siapa sih bii?"

Sang bibi nampak menghela nafasnya " ya makannya dibuka dulu atuh pintu kamarnya.. ntar Aden tau sendiri jugaa. Kasian loh dia udah nunggu lama"

Ah ribet banget kan tinggal bilang siapa orangnya.

Tapi karena tidak enak sekaligus penasaran raden membuka kecil pintu kamarnya lalu mengintip sedikit kearah luar.

" Aih sih Aden pake malu malu lagi.. ini teh dia udah nungguin dari tadi di depan pintunya kamu. Tapi yang bikin bibi heran itu sih kasep ini gak ngetuk sama sekali bahkan udah sejam berdiri nya" penjelasan sang bibi makin membuat Raden penasaran dan berusaha menyembulkan kepalanya untuk melihat siapa orang itu, namun nihil dia gak ngeliat siapa siapa, selain bibinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanna Be Yours HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang