tujuhbelas

344 39 0
                                    

" huuuhhh"

Entah sudah berapa kalinya Raden menghembuskan nafasnya gusar bahkan Yandry sahabatnya yang berada disamping pemuda mungil itu sampai memutar matanya jengah. Kayak orang ketimpahan masalah berat aja sampe harus kayak begitu.

" Kenapa sih Ra?" Bukannya menjawab, si kecil malah berguling kesana kemari diatas tempat tidurnya, dari posisi atas ke bawah lalu bawah ke atas. Alahasil Yandry yang sudah malas akhirnya membiarkan pemuda kecil itu terus melakukan kegiatan tak bergunanya sampai nanti Raden lelah sendiri.

Kemudian hampir beberapa menit Yandry asik dengan novelnya Raden yang sedang dia pegang dan baca itu, tiba tiba saja pemuda itu merasakan seseorang menarik narik lengan bajunya dari belakang.

Ya,yaa .. sudah jelas si rubah kecil itu. Tingkah nya Raden dari tadi memang tidak jelas.

" Kenapa sih ra?" Pertanyaan yang sama lagi Yandry lontarkan untuk kedua kalinya. 

Raden bangun dengan segera lalu memposisikan dirinya menjadi duduk bersilah menatap kearah Yandry yang sedang membelakanginya.

Baiklah baiklah!! Dia benar benar sudah tidak tahan untuk memikirkan semuanya sendirian! Sama sekali tidak ada jalan keluar, maka dari itu semoga saja sahabatnya ini dapat memberikan solusi terbaik.. semoga!

" Yan.." cicit Raden yang dibalas deheman singkat dari pemuda itu.

" Yayan.." panggil Raden sekali lagi.

" Hmmmm"

" YAYANN!"

Yandry terjengkit kaget lalu reflek berbalik dengan wajah cengohnya menatap ke arah pemuda kecil itu yang sedang cengengesan tidak jelas. " Sumpah Ra.. lo kenapa sih?" Benar benar heran dengan sahabat kecilnya ini.

Raden menundukan kepalanya lalu memainkan kedua jarinya sambil menghembuskan nafasnya... lagi.

" menurut lo..kalo em.. misalnya nih ya.. em menurut lo-"

" IYAIYA APA RARAA??" Tanya Yandry tak sabaran.. habisnya menurut lo menurut lo aja yang keluar dari mulutnya Raden, si Yandry mana bisa mengerti?

" Ish sabar lah Yan! Gue juga lagi mikir!" Yandry memutar malas matanya. " yakan lo mau nanya pendapat gue, trus ngapain mikir lagi sih ra?"

Raden menggaruk tengkuknya.. ya betul juga sih.. tapi kan arrghh sudahlah.

Raden menarik panjang nafasnya, "Menurutlokalomisalnyaadaorangyangterusmunculdipikiranlotuartinyaapasih?"  Ucapnya dengan sangat cepat sekali bahkan tidak ada spasi. sudah seperti rapper saja membuat Yandry lagi lagi melongo tidak percaya.

" hahh? Lo ngomong apa sih ra??"

Raden langsung melemparkan bantal ke mukanya Yandry. Dasar!! Padahal dia sudah berusaha mengambil nafas panjang terus berujar panjang lebar tapi si tuli Yandry malah bertanya lagi?

" Demi apapun Ra.. lo ngomong aja kayak begitu ya gue mana ngerti anjir?!!" Ingatkan Yandry untuk menjitak wajah sahabatnya itu nanti.

Raden menghembuskan nafasnya kasar.. lagi.
" gue lagi kepikiran banget sama seseorang. Menurut lo gue harus apa? Terus kenapa sampe gue bisa kepikiran sama itu orang?"

Si anjir.. Raden ini memang gak jelas ya.

" Ya orangnya siapa?? Terus kok lo malah nanya gu- " oke calm Yandry.. lo harus sabar.

"maksudnya gue ni Ra.. pasti ada alasan lain sampe lo bisa kepikiran sama itu orang, entah dia ada masalah sama lo, atau lo yang lagi bermasalah sama dia. Emm terus.." Yandry menjeda ucapannya.

" bisa jadi juga... lo lagi suka sama dia!" Tebak Yandry telak telak. Begitu juga beriringan dengan bantal lain lagi yang mendarat di wajah Yandry ketika pemuda itu selesai mengucapkan kalimatnya.

" SUMPAH LO KERASUKAN YA RA?!" Kesabaran Yandry yang tebal itu sampai dikikis habis oleh pemuda mungil didepannya ini.

Raden menjatuhan tubuhnya kembali berbaring di atas kasur. Dia juga bingung.. sebenarnya dia kenapa sih? Ya.. kalo masalah beban pikirannya ini sebenarnya dia juga tau jawabannya. Dan bahkan tebakan Yandry yang tadi benar benar pas sampai uluh hatinya. Hanya saja.. Raden malu? Ah maksudnya takut untuk mengakuinya.

" gue bingung yan.." lirih Raden sambil menatap kosong pada lampu kamarnya.

Yandry berdecih " ya sama gue juga bingung"

" nanti gak bingung kalo udah ketemu pencipta" lanjut Yandry asal.

" Ishh serius dikit lah yan!" Omel Raden.

Yandry yang sudah malas hanya diam saja menunggu hingga pemuda kecil itu melanjutkan perkatannya sampai habis daripada Yandry terus terusan dibuat pusing.

" Gue.. hmm gue mungkin saat ini lagi di fase yang bisa gue sebut sebagai 'jatuh cinta' deh yan"

Tiba tiba banget??

" tapi gimana yah.. yan. Baru pertama kali gue ngerasa kayak begini. Dan bener bener udah ngeganggu pikiran gue beberapa hari ini." Lanjut pemuda kecil itu dengan pelan.

Yandry menaikan satu alisnya.. topik yang menarik. Akhirnya Yandry ikut naik ke atas kasur lalu berbaring bersama Raden menatap kosong pada lampu kamar pemuda kecil itu.

Raden melirik sedikit yandry lalu kembali menatap lampu dan melanjutkan ucapannya.
" awalnya gue juga bingung.. lo tau kan yan gue bahkan temen aja gak punya. Buat deket sama orang baru tu rasanya canggung banget malah." Yandry mengangguk setuju tanpa mengalihkan pandangannya dari lampu kamar- begitu juga dengan Raden.

" tapi.. sejak gue ketemu dia... gue gak ngerasain rasa canggung itu dan bahkan Awal dia ketemu gue, terus gue ketemu dia tu juga bener bener konyol banget asli..  " Raden terkekeh membayangkan saat dimana dia memergoki *pemuda itu* sedang tauran, juga saat dimana *pemuda itu* menemukan dirinya sedang tertidur dibawah pohon.

Benar benar tidak elite sekali, jauh bahkan dari bayang bayang Raden ketika nanti dia bertemu dengan orang yang disukainya saat pertama kali. Berharap banget kayak di novel novel yang sering dia baca gitu.

Raden akhirnya mulai menceritakan pertemuan dirinya dengan *pemuda itu*  pada Yandry. Sebagai respon Yandry hanya terkekeh saja, ikut terbawa dengan kekonyolan pertemuan kedua manusia itu.

" dia tetangga lo dan lo sama sekali ga kenal dia Ra? Wah keren sih" keduanya tertawa sekarang.

Yandry meredahkan tawanya " gue penasaran itu orang bentukannya kayak gimana"

Penasaran benget malah! Siapa sih yang sampai bisa membuat sahabat kecilnya ini menjadi kepikiran berhari hari.. dan bahkan Raden yang mau bercerita jujur untuk pertama kalinya kalau dia sedang jatuh cinta dengan seseorang saja Yandry sudah kaget.
Sebuah kemajuan besar ini bagi Raden. 

Raden melirik Yandry yang saat ini sedang memandang lurus pada lampu kamarnya.
" Yan.." cicit Raden.

Yandry menoleh pada sahabatnya sehingga tatapan keduanya bertemu.
Raden takut untuk mengakui sekarang, tapi mau gimana lagi.. sudah terlanjur juga.

" Dia Haikal. Tetangga gue.."

Dari tadi Raden hanya menceritakan saja tanpa memberitahukan siapa nama orang itu dan bagaimana bentukan orang itu. Selama ini Raden tidak pernah mengalami yang namanya jatuh cinta, dia mungkin tertarik dengan beberapa idol idol perempuannya. Tapi.. entah sejak kapan Raden mulai menyukai sesama jenis.



























































Hai? Hello? Hello..hello.. hai?




Wanna Be Yours HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang