duapuluhdua

390 44 2
                                    

Nampaknya waktu berjalan begitu cepat sehingga dua orang berstatus sahabat ini harus mengakhiri obrolan mereka dengan Yandry yang akan berpamitan untuk pulang. Namun pemuda itu terus dibuat jengah dengan tingkah labil sahabatnya.

" Yan.." cicit pemuda kecil itu.

Hembusan nafas lolos begitu saja dari dua belah bibir Yandry.

" Cuman satu malem aja Ra?? Kapan lagi?"

" katanya suka?" Tanya Yandry lagi.

Raden reflek melotot kemudian meringis melihat ke arah pintu yang sedang tertutup.

Haikal memang lagi keluar sebentar, entahlah kemana. Tapi yang jelas tadi pemuda itu bilang tidak akan lama!! Jadi raden was was saja takut tiba tiba Haikal masuk dan mendengar pembicaraan keduanya.

" pelan pelan..!" Tegur Raden menatap horor pada sahabatnya yang dibalas dengusan oleh pemuda berambut pirang itu. " ya elo sih ra aneh aneh aja.. tadi nya seneng banget bisa berduaan sama si haikal haikal itu. Giliran mau gue tinggal lo malah gak mau cuman karna takut bakalan canggung.. hadehhh" 

Benar benar dibuat heran.

" iya iyaa gue emang seneng banget!! Tap- ih sabar dulu " jeda Raden saat melihat yandry ingin mengeluarkan suaranya.

" tapi kan yan.. di sini gue yang udah mulai sadar dengan perasaan gue. Kalo gue suka sama dia dan untuk berlagak kayak biasanya tu susah tau! Apalagi gue juga belum tau perasaan nya dia ke gue tu kayak gimana.. takut banget kalo misal gue beneran gak bisa nahan salah tingkah nya gue dan malah berakhir ngebuat suasana jadi canggung yan.."

" terus gue kayak punya pemikiran kalo dia itu emang kayak gini ke semua orang. Dan bisa jadi.. dia itu straight, yayan..lirih pemuda mungil itu setelah mengeluarkan unek unek nya.

" pake dia dia aja, jangan nyebut nama!" Tutur Raden saat merasa Yandry yang akan membuka suaranya lagi.

Yandry mengangguk lalu menghembuskan nafasnya. " lo gak nyadar ya ra??" Tanya pemuda itu.

" Nyadar apa sih?"

Kalo diberikan ulangan untuk menilai kepekaan diri seseorang terhadap perasaan orang lain mungkin Yandry akan memberikan Raden nilai nol besar.

" beneran gak nyadar nih anak.. astaga raa"

Raden mengerutkan keningnya " apaan sih yan.. kenapa?? Gak nyadar apa? Ngomong yang jelas ah"

Yandry langsung menangkup kedua pipi gembul milik sahabatnya lalu mengunyel unyel nya karna kelewatan gemas dengan sahabatnya  " Ih ywann lepwasin anji-"

Ceklek

Suara pintu yang terbuka itu mengalihkan pandangan dua orang itu sehingga penglihatan mereka berfokus pada seorang pemuda yang baru saja masuk sambil memasukan satu bungkus rokok yang berada ditangan-nya ke dalam saku celana.

Haikal menaikan satu alisnya lalu dengan tetap berdiri dia menyadarkan diri pada tembok di samping pintu dengan kedua tangan yang kembali di masukan dalam saku celana nya juga kaki kanan nya yang bersilang sambil memandang datar ke depan.

Lebih tepatnya pada dua pemuda itu.

" Lu gak ada niatan pulang?" Tanya Haikal langsung. Kemudian melirik pada pintu ruangan yang sengaja dia buka lebar lebar dan kembali menatap kearah Yandry.

Apa apaan nieh? Ngusir kah?

" Siapa lo sampe nanya nanya begitu? " sengit Yandry lalu melepaskan dekapan tangannya pada pipi Raden. Begitu juga dengan pemuda kecil itu yang langsung menegakkan cara duduknya.

Wanna Be Yours HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang