delapanbelas

293 45 2
                                    

Sejak kejadian dimana Raden mengakui tentang orientasi seksualnya pada sahabatnya itu. Raden menjadi banyak melamun dan juga lebih banyak berpikir saat sedang melakukan sesuatu.

Ah sial kenapa malah jadi gini sih?!

Dua hari telah berlalu dan sampai detik ini Raden belum melihat batang hidung si tengil yang berhasil membuat dirinya sampai seperti ini. Tumben banget padahal mereka tetanggan loh? Kok bisa sampe gak keliatan sama sekali? Terus si haikal haikal itu juga gak pernah ngirim pesan seperti biasanya kayak ngespam gak jelas atau paling tidak ngucapin " Hai" gitu.

Anjir lah.. kalo kayak gini beneran keliatan banget gue-nya yang ngarep.. syalan.

Dan entah dorongan dari mana Raden malah menyiram tanaman didepan pagarnya yang bahkan baru hari ini dia nyadar kalo ada juga tanaman disitu. Yang lebih parahnya lagi udah hampir stengah jam Raden nyiram taneman nya sambil clingak clinguk gak jelas.

Kalo bisa, bentar lagi tu taneman mati gegera overdosis air.

" Aduhh" selang ditangan nya Raden lepas begitu saja dan berganti si pemuda kecil itu mencengkram perutnya.

" Akkh ss-sakit banget!" Rintih nya kemudia  berjongkok dengan tetap mencengkram perutnya.

Rasa sakit yang tiba tiba saja menjelar masuk dalam tubuhnya semakin membuat pemuda kecil itu lemas bahkan wajah juga tangannya sudah berkeringat

" Ya ampun kuning?!! Lu gakpapa??"

Nathan turun dari motornya buru buru menghampiri pemuda kecil yang tengah meringkuk bahkan Nathan sampe lupa ngebuka helm nya.

" To-tolong ss-sakit.."

Tanpa banyak pikir Nathan memapah Raden naik ke atas motornya- berusaha stengah mati asli soalnya Raden beneran susah gerak karna kesakitan ditambah lemas juga. Jadi Nathan membantu Raden naik dulu ke motornya lalu kemudian disusul dirinya naik ke atas motor melingkarkan kedua tangan pemuda kecil itu pada pinggang nya mengingat Raden beneran lemas dan takut malah jatuh. Setelah itu Nathan menancap gas hanya sampai kedepan kompleks mereka Nathan menahan sembarang salah satu mobil yang lewat dan memapah Raden kedalam, meninggalkan motornya dititipkan pada seseorang yang bahkan tak dikenalinya lalu ikut masuk kedalam mobil tersebut menemani Raden yang sedang kesakitan.

" tahan bentar ya kun- eh maksud gua Raden.." Nathan meruntuki mulutnya yang hampir keceplosan disaat seperti genting kayak begini.

*

Saat sampai di depan gedung rumah sakit- Nathan langsung bergerak cepat memapah Raden keluar dan sangat berterimakasih karena sang pemilik mobil keluar terlebih dahulu dan memanggil bantuan dari rumah sakit membawakan kursi roda kemudian membawa Raden masuk kedalam rumah sakit.

Para suster juga beberapa tenaga medis lainnya mengambil alih pemuda kecil itu dan membawanya masuk kedalam ruangan untuk diperiksa terlebih dahulu dan diberikan suntikan infus agar meredakan nyeri pada perutnya.

Nathan bergerak gelisah didepan ruangan sambil mondar mandir. Akhirnya memilih mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang yang sudah pasti sangat membutuhkan informasi ini.

Beberapa kali Nathan berusaha menghubungi sampai pada akhirnya panggilan dengan nomor rumah omanya Haikal yang berada di Bandung itu terhubung.

" Sapa sih anjing? Ganggu banget"

Seperti biasa, kurang ajar.

Di liat liat si Haikal ini beneran gak sopan banget, untung aja yang nelfon sohibnya sendiri coba aja kalo orangtua nya dia atau siapa gitu? Goblok emang.

" Sopan lu begitu gua tanya?"

" Lah Nate?"

Nathan berdecih, pengen banget dia maki habis habisan si Haikal ini tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

Wanna Be Yours HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang