Mawar Biru 7.

13 11 0
                                    

"Kenapa lo pengen tau tentang Alvan?" tanya Alvin penasaran pada Arselio.

"Kemungkinan cewek yang di berita itu Kara," jelas Arselio lalu sedikit menjelaskan tentang perkataan Zieken ke padanya waktu di perlombaan Olimpiade waktu itu.

Alvin dan Alin yang mendengarkan hal itu hanya bisa ikut curiga pada saat itu, Alvin dan Alin
Mengetahui semua berita itu karna mereka anggota Genk dari Genk lain waktu itu tapi berteman dekat dengan Zieken, waktu itu Arselio belum masuk ke dunia Genk makanya ia tidak tau soal berita heboh di kalangan Genk waktu itu, waktu Arselio masuk ke dunia Genk sudah satu bulan Alvan meninggal jadi tidak ada lagi soal berita itu, Arselio juga mengenal Zieken di dunia Genk begitu juga dengan Alvin dan Alin.

Kara sekarang sedang duduk di Ruftop sekolahnya sendirian dengan air mata yang trus turun tanpa henti, tatapan kosong yang hanya ada di mata Kara.

"Kara! Udah cukup, gak seharusnya lo kayak gini.." ucap Alexa yang tiba-tiba datang.

"Xa.. Gue kangen dia, gue pengen nyusul dia Xa.. Gue mau nyusul Alvan!" jawab Kara dengan teriakan di ahkir kalimat.

"Kar.. Sesakit itu kah lo sampai mau nyusul Alvan dan ninggalin kami semua?" ucap Alexa dengan nada sedih.

"Di rumah gue tersiksa, di sekolah gue trauma, gak bisa bersosialisasi, bahkan sahabat gue udah gak ada, dan.. Masa lalu yang belum selesai, lo tanya sesakit apa gue! Gue sakit banget Xa..! Gue gak tau harus ke mana! Pulang ke rumah yang mana! Semuanya udah pergi Xa...!" ucap Kara sambil teriak dan terisak.

_____________________________________________________________________________________________________________________________________

"Halo.. Kenapa ya, Alexa?" tanya Dilan di telepon oleh Alexa.

"Bisa gak lo balik, sekarang pikiran Kara untuk bunuh diri balik lagi Dilan.. Tolong balik ya, ajak Kara pergi jalan-jalan lagi, buat Kara tersenyum lagi, ajak Kara ke laut yang sangat dia suka" ucap Alexa dengan nada suara yang sudah tidak bisa di jelaskan.

"Sorry.. Sekarang kita udah jalani kehidupan kita masing-masing, dan bukan berarti Kara akan tersenyum dengan adanya gue Alexa.." jawab Dilan mengingat saat kepergian Alvan dulu Kara yang dia ajak pergi jalan-jalan bersenang-senang, bahkan sampai Kara mengatakan dirinya mirip Alvan.

"Alexa.. Kara hanya fokus pada tiga orang yang meninggalkan nya, lo harus buat dia sadar kalau ada kalian di sampingnya, lo harus buat dia menoleh dan melihat ke sekitar, melihat kalian yang selalu ada bersama dia" lanjut Dilan menasehati Alexa yang berputus asa, yang Dilan sadari dari nada bicara Alexa.

"Buat dia sadar?" tanya Alexa tidak percaya dia bisa.

"Alexa.. Kalian bisa buat dia melihat kalian.. Gue percaya lo Alexa" jawab Dilan lagi.

"Udah dulu ya gue harus lanjut belajar" ucap Dilan lagi.

"Lanjut belajar Basket?" tanya Alexa.

"Bukan, sekarang gue lagi fokus naikin nilai gue, gue juga gak main Basket lagi, udah lama banget" jawab Dilan sedikit curhat.

"Hh.. Semenjak dia gak ada ya" kata Alexa dengan nada bercanda dan di jawab tawa juga oleh Dilan, diam-diam Dilan juga menyimpan trauma dan kangennya pada sahabatnya walaupun dia sok kuat dengan menasehati Alexa.

Luka di tangan Kara semakin banyak, semakin dalam juga luka itu, semakin dalam juga perasaannya, Kara terlihat biasa saja di depan padahal di sendirian dia menangis terisak-isak, bukan hanya karna masa lalunya tapi juga karna kehidupannya.

Kara pun berjalan sendiri di koridor menuju kantin, saat ia sedang berjalan dan tergelam oleh alunan musik yang ia dengar, Alexa pun berlari ke arahnya dari arah depan sambil membawa sebotol aqua, dengan ter-egah-egah Alexa berhenti tepat di hadapan Kara.

Mawar Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang