Mawar Biru 17.

7 6 0
                                    

Suara dering ponsel membangunkan Kara dari tidurnya, ia yang melihat telepon itu dari Alvan langsung mengangkatnya.

"Kara cepat turun, ayok kita pergi dari sini" ajak Alvan yang menelepon Kara, dengan satu kakinya di taruh di atas kepala salah satu sepupu Kara.

"Bentar gue panggil Akandra dulu" jawab Kara yang bangkit dari tempat tidurnya.

"Gak usah Akandra udah ada sama gue, lo cepet turun biar kita pergi" ucap Alvan dengan senyum.

Gak lama kemudian Kara pun sampai ke pintu luar, ia terkejut melihat semua anak yang ingin melecehkannya sudah terbaring tak berdaya, bahkan ada yang sudah tidak sadar.

Alvan yang melihat Kara langsung menariknya ke dekat motornya, Alvan dengan perhatiannya memakaikan Kara topi yang ia kenakan dan juga jeket Genk miliknya agar Kara tidak kedinginan.

"Udah, ayok kita pergi" ajak Alvan pada Akandra yang berdiri di samping motor miliknya yang sudah ia ambil dari parkiran.

"Gue mau tunggu ambulan datang dulu, trus gue juga mau bilang ke orang-orang di dalam, kalian duluan aja biar ini semua gue yang atasi" jelas Akandra lalu fokus pada ponselnya.

Alvan dan Kara langsung pergi setelah mendengar penjelasan Akandra, di perjalanan ke rumah Zieken Kara kembali menangis dengan kedua tangannya memeluk Alvan erat, bahkan alam pun ikut bersedih melihat Kara yang menangis.

Hujan dengan deras turun memasahi mereka berdua, Kara yang tadinya menangis tiba-tiba berhenti, lalu memandang ke langit, tangannya yang tadinya memeluk Alvan sekarang terlengtang menikmati hujan dan senjuknya malam.

"Kara lo harus tetap hidup, walaupun hati lo hancur" ucap Alvan dengan lembut walaupun hatinya sakit karna mendengar sahabatnya menangis.

"Sesuka itu ya lo sama hujan" ucap Alvan tersenyum karna merasakan Kara yang sudah tidak menangis dan melepaskan pelukannya.

Kara tidak menjawab pertanyaan Alvan, ia sendiri sibuk menikmati hujan dengan senyum dan tawa yang bisa di dengar oleh Alvan, Alvan juga tau kalau hal itu artinya Kara sangat terluka makanya ia tertawa dan tersenyum.

Sesampainya di rumah Zieken, Kara langsung masuk ke kamar Alexa sedangkan Alvan hanya masuk untuk mengganti baju lalu keluar lagi dan duduk bersama teman-teman cowok yang lain di sofa ruang tamu, Alvan dan Kara tidak di tanya apapun karna Alvan sebelum pergi sudah mengatakan akan menjemput Kara dari rumah sepupunya, dan mereka juga tidak menjelaskan apapun soal kejadian yang mereka alami.

Flashback off...

Kara yang selesai mencuci muka kembali ke sofa dan duduk tanpa tau situasi yang sedang terjadi, Alexa tanpa banyak basa-basi langsung menanyakan soal malam itu yang di mana mereka semua tidak di beri tau.

"Kar.. Kenapa lo gak cerita kalau di malam itu lo hampir di lecehkan sama sepupu-sepupu lo?" tanya Alexa menatap Kara dalam.

"Apa? Dari mana kalian tau?" tanya Kara yang menyadari kalau Zieken, dan Alexa tau.

"Yang kami tau lo di jemput sama Alvan pas malam itu, karna Alvan udah kasih tau mau jemput lo, tapi kami gak tau apa-apa soal kejadian yang terjadi di malam itu Kar.." ucap Alexa lalu menjelaskan panjang lebar dari malam mereka tau yaitu dari ucapan Kara pada Arselio.

"Sorry gue gak boleh cerita hal itu ke siapa pun," ucap Kara meminta maaf.

"Gak seharusnya lo nanggung semuanya sendiri Kara, kedepannya kalau ada hal-hal kayak gini lagi tolong bilang ya" ucap Zieken layaknya seorang abang yang bijak.

"Iya" jawab Kara sambil tersenyum.

____________________________________________________________________________________________________________________________________

Mawar Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang