Mawar Biru 19.

7 6 1
                                    

"Kami dari sekolah Garuda Bangsa buk, jadi kami ke sini mau bagi-bagiin makanan, mainan, sama alat-alat untuk sekolah Buk ke anak-anak panti" jelas Alexa dengan ramahnya dan tersenyum.

"Oh.. Kalian perwakilan sekolah itu.. Ibu juga udah di hubungi sebelumnya dari pihak sekolah, makasih ya kalau gitu, bentar Ibu panggil anak-anak yang lain dulu" ucap Ibu panti pada Alexa dan teman-temannya yang lain.

Ibu panti pun pergi dan membawa Leona bersamanya untuk memanggil anak-anak yang lain, sedangkan Pak sapam yang tadi bersama Ibu panti kembali berjala di luar dan melaporkan kalau Leona sudah ketemu.

"Zieken kenapa gak lo adopsi aja sih Leona trus lo jaga di rumah lo?" tanya Alvin yang tentu tau kalau Zieken mampu dan memiliki banyak uang.

"Bukan gue gak mau, tapi kalian tau lah gue gimana, pagi sekolah, pulang sekolah nongkrong, pergi main, makan sesuka gue, gimana mau jaga Leona coba, belum lagi antar sekolah dia jemput, yang di mana jam pulang sekolah anak seusia dia tuh beda sama kita" jelas Zieken.

"Bener sih, untung aja adek lo Alexa, mandiri" lanjut Auli.

"Adek gua bukan cuma Alexa, ada Kara sama Akandra juga, yang sama-sama mandiri mereka juga masih punya orang tua yang di mana gue gak paya sibuk-sibuk, tapi untuk terkadang tinggal di rumah gue juga boleh" lanjut Zieken menjelaskan.

"Gimana dengan lo Alexa?" tanya Alvin pada Alexa setelah mendengar pendapat Zieken.

"Gue sependapat sama Zieken" jawab Alexa singkat.

"Lo Kara gimana?" tanya Alvin lagi pada Kara pula.

"Gue sebenarnya mau adopsi Leona, tapi.. Ngejaga diri sendiri aja gue gak bisa, masih sering repotin kalian semua, giaman mau jagain Leona, apa lagi kondisi di rumah gue tau lah gimana" jelas Kara lalu tersenyum tipis.

"Bener sih, kalau kalian gimana? Kalau gue sendiri sependapat dengan Zieken" ucap Alvin pada semua teman-teman yang lain.

"Kami juga sependapat dengan Zieken" jawab mereka semua bersamaan.

Setelah pembicaraan itu anak-anak panti datang menyerbu mereka semua sambil memanggil mereka Kak, sebagian ada yang membagikan sebagian lagi ada yang menertibkan barisan anak-anak agar tidak berebut, baru setelah itu mereka semua bermain dengan anak-anak panti sampai malam tiba.

Kara yang tidak ikut masuk ke dalam panti memilih ke suatu gedung terbengkalai yang tidak jauh dari sana, Kara masuk ke dalam gedung itu lalu menaiki tangga menuju lantai dua gedung, sesampainya di lantai dua Kara duduk di sebuah bangku taman yang tah mengapa ada di atap gedung itu, Kara duduk lalu memandang lagi yang cerah di sinari bulan dan bintang-bintang yang bertaburan di atas sana.

Setelah itu Kara mulai memakai erpones nya di kedua kelingan dan memutar lagu yang ada di dalam album Spotify, sambil memejamkan mata merasakan angin yang bertiup pelan, tanpa Kara sadari Leona mengikutinya dari belakang lalu mulai naik ke atas bangku taman tepat di samping Kara, ia tidur di sana dengan kepala yang di taruh di atas paha Kara.

Kara yang merasakan hal itu membuka kembali matanya lalu melihat Leona yang tertidur di pangkuannya, Kara tersenyum lalu membuka jaketnya untuk menyelimuti Leona.

"Kak Kara" panggil Leona yang belum tertidur.

"Iya, kenapa Leona belum tidur?" tanya Kara dengan lembut sambil mengusap kepala Leona dengan lembut.

"Adek gak bisa tidur Kak" jawab Leona dengan suara imutnya.

"Yaudah tidur aja di sini," jawab Kara tersenyum melihat Leona.

"Kak Kara adek mau tanya boleh?" tanya Leona dengan lugu membuat Kara terkekeh.

"Boleh, Leona mau tanya apa?" tanya Kara pada Leona yang memejamkan matanya.

Mawar Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang