Mawar Biru 16.

8 6 0
                                    

Belum habis sampai di situ Kara yang juga sudah kembali ke kota asalnya yaitu Bandung, mendapatkan kabar duka lagi, kali ini dari seseorang yang sangat ia cintai, kabar itu datang dari Lucas, tepat di hari ultah Kara, Lucas yang dalam perjalan ke bandara ingin menyusul abang dan teman-temannya yang lain malah tidak sengaja kecelakaan yang membuatnya tewas di tempat.

Hal itulah yang membuat Genk Lucas juga ikut bubar, Kara yang di tunjuk untuk menggantikan Lucas memilih mundur karna sangat terpukul atas kepergian sahabat sekaligus cinta pertamanya banyak juga anggota yang menyalakan Kara, karna Kara Lucas memilih pergi ke kota Bandung dan kecelakaan dalam perjalanan ke bandara.

Semuanya membuat Kara terpukul apa lagi mendengar anggotanya sendiri mengatakan hal itu padanya, di malam yang seharusnya bahagia itu Kara hanya bisa menangis di bawah derasnya hujan, ia tidak bisa melakukan apapun, bahkan menemui Lucas saja tidak bisa ia lakukan, tentu saja karna orang tuanya yang tidak mengizinkannya pergi.

Di saat itu semuanya berada di Yogyakarta, dan Kara hanya sendiri di kota Bandung bersama Akandra, beberapa hari setelah kepergian Lucas, Alexa, Zieken, berserta anggota Alexa, memutuskan kembali ke kota Bandung, kota yang pernah mereka tinggalin semasa kecil, sedangkan Putra ia memilih pindah ke Jakarta dan melanjutkan hidupnya, begitu juga dengan anggota Genk Lucas yang bubar tah kemana.

Di kota Bandung Kara sangat tres sampai hampir gila setelah kepergian semua orang yang ia sayangin, Lucas, anggota, bahkan Putra yang tidak berpamitan dengannya, padahal sebelumnya Putra sangat dekat dan menyayangi Kara sebagai adek kandungnya sendiri.

Alexa yang kasian melihat Kara ahkirnya mencari banyak cara agar Kara bisa kembali seperti dulu, dan di situlah Alexa mengenalkan Kara dengan parah anggotanya, Kara yang ahkirnya mengenal Alvan sedikit-demi sedikit kembali seperti dulu, tapi baru saja kebahagiaannya datang, Tuhan sudah mengambilnya lagi.

Kepergian Alvan yang membuat Kara harus di bawa ke psikiater dan mengonsumsi obat, sungguh tah mengapa Tuhan selalu saja mengambil sesuatu yang membuat Kara bahagia, mau itu seorang abang, sahabat, teman-teman, bahkan sampai seseorang yang menjadi kekuatannya untuk hidup pun di ambil oleh Tuhan.

Flashback off...

"Kara mau kemana?" tanya Alica yang bingung dengan Kara yang tiba-tiba bangun setelah terdiam lama.

"Mau cuci muka" jawab Kara singkat dan langsung menghilang dari pandangan Alica.

Setelah kepergian Kara, Zieken tiba-tiba dengan nada dan raut wajah serius bertanya pada Arselio yang duduk di sampingnya.

"Arselio, sebelum Kara tertidur di rumah sakit waktu itu, dia ada ngomongin apa ke lo?" tanya Zieken dengan nada serius yang membuat semua mata tertuju pada mereka berdua.

Arselio menjelaskan dengan detail apa yang di ucapkan Kara pada dirinya di saat itu, sampai ahkirnya Kara tertidur, setelah menceritakan semuanya Arselio dan yang lain hanya bisa melihat wajah, Zieken, Alexa, Akandra, yang tertekan bagaimana tidak tentu saja mereka bertiga tau siapa yang Kara maksud di saat itu, dan kejadian saat malam itu.

Flashback on...

"Akandra, bisa gak kita gak usah pergi, perasaan gue gak enak" ucap Kara pada Akandra yang sudah menyalahkan motornya dan memakai helem.

"Kak kita bakal kenak marah kalau gak pergi di acara kayak gini, lo tau kan papah gimana" jawab Akandra menoleh ke arah Kara yang berdiri dengan helem yang sudah di kenakan.

Kara hanya bisa menghela nafas dan mengangguk paham, walaupun ia tidak dekat dengan orang tuanya ia dan Akandra harus berpura-pura akur di depan keluarga Dali dan Herlina, acara malam itu adalah acara pesta pernikahan keluarga besar balik Dali, yang membuat Kara dan Akandra harus menginap di rumah sepupunya itu.

Mawar Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang