Mawar Biru 22.

7 5 1
                                    

"Ku tulisan kenangan tentang..
Caraku menemukan dirimu..
Tentang apa yang membuatku mudah..
Berikan hatiku padamu..
Takkan habis sejuta lagu..
Untuk menceritakan cantikmu.." ucap Arselio bernyanyi sendiri tanpa Kara ikut bernyanyi bersamanya.

"Kenapa lagu ini..?" tanya Kara dalam hatinya karna dia tidak tau tentang pemilihan lagu ketiga yang di pilih oleh Arselio, mereka berdua hanya memilih bersama lagu pertama dan kedua, sedangkan lagu ketiga dan keempat mereka berdua masing-masing memilih sendiri.

"Ini lagu yang pernah di nyanyikan Lucas kan?" tanya Zieken pada Alexa.

"Iya.. Dulu kita pernah satu sekolah di kelas tiga SMP," jawab Alexa.

"Kan teramat panjang puisi..
'Tuk menyuratkan cinta ini.." sambung Arselio dan Kara tetap diam menatap dalam Arselio, tiba-tiba air mata Kara tanda ia sadar menetes, ia sendiri bahkan melihat sosok Lucas di dalam diri Arselio.

"Telah habis sudah cinta ini..
Tak lagu tersisa untuk dunia..
Karna telah ku habiskan..
Sisa cintaku hanya untukmu.." Arselio bernyanyi dengan mata yang juga menatap Kara, ia pun terkejut melihat Kara yang sudah menangis menatapnya, Arselio langsung berjalan ke arah Kara dengan wajah yang keheranan.

"Lo gak papa?" tanya Arselio menurunkan micnya sambil satu tangannya menyentuh pipi Kara.

Kara hanya diam dan menjawab dengan anggukan, Arselio yang masih hawatir masih berdiri di sana lalu melanjutkan nyanyiannya dengan tangan yang masih di pipi Kara, dan badannya yang sepenuhnya menghadap Kara.

"Aku pernah berfikir tentang..
Hidupku tanpa ada dirimu..
Dapatkah lebih indah dari..
Yang ku jalani sampai kini.." nyanyi Arselio dengan tangan yang mengusap air mata Kara.

Flashback on...

"Kara! bangun Kar..!" panggil Aurora yang menguncang tangan Kara yang tertidur di ruang UKS.

"Apa sih!?" jawab Kara dengan kesal lalu duduk di atas ranjang UKS yang ia tiduri tadi.

"Ayok cepat kelapangan ikut gue..!" ucap Aurora lagi lalu menarik Kara keluar dari UKS menuju lapangan.

Di sisi lain di lapangan tengah heboh dengan acara tunjuk bakat, seorang cowok naik ke atas panggung lalu bernyanyi sambil memainkan gitar, ia bernyanyi untuk seorang gadis yang ia suka.

"Aku s'lalu bermimpi tentang..
Indah hari tua bersamamu.." nyanyi cowok itu yang ternyata Lucas, Kara pun datang di detik Lucas menyanyikan lagu, lalu Kara hanya terdiam terpaku.

"Tetap cantik rambut panjangmu..
Meskipun nanti tak hitam lagi.." lanjut Lucas dari atas panggung menatap Kara yang tidak jauh berdiri dari panggung, mata mereka berdua saling bertemu.

"Bila habis sudah waktu ini..
Tak lagi berpijak pada dunia.." lanjut Lucas lalu terkejut melihat Kara yang sudah berjalan menaiki anak tanggal menuju panggung dengan satu mic yang ada di tangannya.

"Telah aku habiskan..
Sisa hidupku hanya untukmu..
Dan telah habis sudah cinta ini..
Tak lagi tersisa untuk dunia..
Karena telah ku habiskan..
Sisa cintaku hanya untukmu.." nyanyi mereka berdua dengan mata yang saling memandang di atas panggung.

"Padahal mereka berdua saling suka, sayang mereka gak tau," ucap Alexa yang melihat ke arah panggung.

"Biarin aja mereka tau sendiri," jawab Alvan yang juga ada di sana dengan beberapa teman yang lain.

"Untukmu..
Hidup dan matiku.." lanjut Lucas.

"Bila musim berganti..
Sampai waktu terhenti..
Walau dunia membenci..
Ku kan tetap disini.." lanjut Kara pula bergantian dengan Lucas.

Mawar Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang