Talking About Love

33 3 0
                                    

Ps. Aku lupa di ceritanya tuh, Tae Hyung ayahnya gak tau ke mana ya. Jadi kalo di awal part ada keterangan Tae ditakuti karena anak seorang yang berpengaruh, itu dihapus. Ya intinya Tae ditakuti karena dia itu kasar, seenaknya. Ya tipe-tipe badboy lah yaa. Sudah lah sekian, selamat membaca!

**

"Jeongguk!" Panggil Tae Hyung begitu melihat Jeongguk yang tengah berlari dengan penampilannya yang acak-acakan, belum lagi dirinya yang juga menangis.

Jeongguk kini menangis sambil berjongkok tepat di samping mobil Tae Hyung. Tae Hyung menghampirinya dan mengangkat wajah Jeongguk, "katakan, siapa yang melakukan ini padamu!" Ujar Tae Hyung namun Jeongguk memalingkan wajahnya dengan dirinya yang masih sesenggukan.

"Jeongguk, ayo katakan siapa yang melakukannya!" Ujar Tae Hyung lagi sambil meraih kembali wajah Jeongguk agar menatapnya.

Namun lagi-lagi Jeongguk menghindar.

"Jeongguk!" Kali ini nada bicara Tae Hyung sedikit naik.

Dengan masih sesenggukan, Jeongguk mencoba untuk mengatakannya kepada Tae Hyung.

"Beberapa perempuan yang cemburu dan mengira jika kita adalah pasangan sungguhan." Ujar Jeongguk di tengah senggukanya.

"Siapa?" Tanya Tae Hyung.

Mendapat pertanyaan itu, Jeongguk tidak menjawab, dia malah berdiri dan mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

"Itu bukan masalah, sekarang aku hanya ingin pulang." Ujar Jeongguk sambil hendak berjalan dari sana.

"Aku akan mengantarmu pulang." Kata Tae Hyung sambil menghalangi jalan Jeongguk.

"Tidak perlu." Tolak Jeongguk.

"Masuk ke dalam!" Ujar Tae Hyung keukeuh untuk mengantarkan Jeongguk pulang.

**

Tae Hyung tidak benar-benar mengantarkan Jeongguk pulang, alih-alih dia mengajak Jeongguk pulang ke rumahnya.

Saat ini, Tae Hyung meminta Jeongguk untuk menunggu di ruang keluarga, sementara dirinya membawa satu mangkuk es batu dan sapu tangan untuk mengompres luka JeonggukJeongguk juga kotak p3k.

"Seharusnya kamu tidak mengajakku ke sini, aku merasa sangat malu." Ujar Jeongguk begitu melihat Tae Hyung berjalan menghampirinya.

"Justru aku akan merasa lebih malu jika mengantarmu pulang dengan keadaan seperti itu. Mungkin ayahmu akan mengira jika aku mengabaikanmu." Kata Tae Hyung lalu duduk di samping Jeongguk dan meletakkan mangkuk es batu itu di atas meja.

"Ini!" Ujar Tae Hyung sambil menyodorkan sisir rambut pada Jeongguk, "ini milikku, ambilah! Rapikan kembali rambutmu." Sambil mencoba menyisir rambut Jeongguk yang masih berantakan.

Jeongguk lalu dengan cepat menghindar dan mengambil sisir milik Tae Hyung lalu menyerahkan kacamatanya pada Tae Hyung.

"Patah ternyata." Gumam Tae Hyung saat melihat kacamata milik Jeongguk, mungkin karena lemparan bola tadi.

"Tapi serius, aku malu dengan orangtuamu. Mereka mungkin melihat ini adalah hal yang lain." Ujar Jeongguk sambil menyisir rambutnya.

"Tidak ada orang lain yang tinggal di rumah ini selain aku dan para pekerja." Kata Tae Hyung.

Jeongguk tidak percaya dengan ucapan itu, dia lalu berdiri dan berjalan ke sisi lain di mana terdapat foto seorang wanita di sana. Dia lalu mengambil foto itu dan menunjukkannya pada Tae Hyung, "lalu, siapa dia? Dia kakakmu kan? Di mana dia sekarang?"

"Dia sudah pergi." Kata Tae Hyung sambil membuka kotak p3k yang tadi dibawanya.

Mendengar itu Jeongguk merasa bersalah, "maaf. Kalo boleh tau, kapan dia meninggal?"

dating with the bad doyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang