•Happy Reading•
Hutan semakin terlihat lebat dan suasana menjadi lebih sunyi dari sebelumnya. Hanya suara serangga dan sesekali burung hantu yang terdengar, membuat Shinsiya sedikit ngeri.
Setelah melihat begitu banyak sinar kuning kecil yang berterbangan, Airin pun menurunkan ranselnya lalu mengeluarkan peralatannya.
Shinsiya?, dia hanya mengawasi sambil menyedot yoghurt.
"Kok kayak bau elpiji,ya?"
Shinsiya pun mencoba untuk lebih menajamkan indra penciumannya. Dan ternyata dugaannya benar, bau gas tercium dimana-mana membuat Shinsiya menjadi lebih berhati-hati.
Tiba-tiba sebuah bola api terarah menuju Airin, dengan refleknya yang cukup cepat Shinsiya menerjang Airin dan memeluk tubuh gadis kecil itu sehingga api tadi meleset.
"Uki-nee, apa yang terjadi?" Tanya Airin dengan suara yang bergetar.
"Lagi ada demo-"
DUARR!!
Ledakan pun terjadi di sekitar mereka berdua. Untungnya Shinsiya telah membuat dimensi ruang yang mengitari dirinya dan Airin. Ledakan barusan menyebabkan kebakaran di hutan.
"Anjir, villain?" Tutur Shinsiya yang mengedarkan pandangannya.
Samar terlihat seseorang di balik pohon yang rindang. Mendeteksi bahaya, Shinsiya pun langsung menoleh pada gadis kecil yang kini tengah menggenggam erat lengan kirinya.
"Airin, kau kupindahkan ke ruang dimensiku ya?, tenang saja tak akan ada yang mati disana."
Setelah mendapat persetujuan dari Airin, Shinsiya pun memindahkan Airin ke dimensi ruang buatannya dengan sekejap mata.
Atensinya kini tertuju pada sosok yang masih setia berdiri di balik rindangnya pohon yang terselimuti oleh asap kebakaran.
"Siapa kau?" Tanya Shinsiya menatap sosok tersebut was-was.
Bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan beberapa bola api yang terlempar ke arahnya. Dengan cepat Shinsiya menghindari itu semua.
Bukan karena ia mahir, tetapi Shinsiya tak mau terkena api. Namun, sayang sekali, ia melewatlan bola api terakhir sehingga bola api tersebut mengenai lengan jaketnya.
Buru-buru ia melepas jaket yang mulai terlahap oleh api lalu melempar asal jaket tersebut dan kini Shinsiya hanya mengenakan kaus hitam lengan pendek.
"Panas banget, anjir." Gerutu Shinsiya sembari menekan luka bakar ditangannya karena jaket tadi.
Mencoba untuk mengabaikan rasa sakit tersebut, Shinsiya memasang kuda-kuda yang kokoh.
Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang. Shinsiya langsung membalikan tubuhnya dengan cepat dan terlihat seseorang dengan tongkat di pundaknya.
"Kok duo lawan solo, ga adil!" Gertak Shinsiya tak terima, sedangkan para villain itu hanya tertawa.
Tanpa aba-aba, seseorang yang membawa tongkat tadi langsung menerjang dan menyerang Shinsiya dengan tongkatnya.
"Aku Sticky, serahkan anak itu dan kau tak akan menjadi manusia panggang karena ulah kami." Ucap sosok itu yang ternyata bernama Sticky.
"Kami?, ada berapa jumlah kalian yang sebernarnya?"
Sebuah bola api kembali mengenai lengan kiri Shinsiya sehingga meninggalkan luka bakar serius disana.
Shinsiya meringis kesakitan karena serangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Groove [BNHA×Reader]
RandomIni alur milikku sendiri, kehidupanku sendiri, tak ada yang bisa mengubahnya. _________________________________ Ini kisahku yang tiba-tiba muncul di anime Boku No Hero Academia. Tanpa mati ataupun bertemu dengan siapapun. Hanya membuka pintu kamar d...