14

165 26 3
                                    

•Happy reading•

Shinsiya menarik lengan Todoroki ke arah tempat yang lebih sepi dari sebelumnya, hanya beberapa orang saja yang melewati tempat tersebut.

"Sebenarnya ini tak a terlalu penting, hanya saja aku..." Shinsiya menggantungkan ucapannya sehingga membuat Todoroki sedikit penasaran.

Lelaki dengan surai dwi warna itu sedikit memiringkan kepalanya dengan dihiasi raut wajah datar dan penasaran.

"Anj-, kokoro gua ga kuat please, salah satu husbu gua dia tuh :)" Batin Shinsiya yang berusaha untuk tenang.

"Ingin mengucapkan terima kasih padamu, kau telah menolongku dari Stain." Lanjut Shinsiya mengusap tengkuknya lalu memalingkan wajahnya ke sembarang arah, menghindari kontak mata dengan lelaki di hadapannya.

Mungkin bisa dibilang Shinsiya gengsi hanya untuk mengucapkan terimakasih karena sudah ditolong. Ia buka tipikal orang yang akan berterima kasih secara khusus. Biasanya diselingi dengan sarkas atau candaan.

"Oh. Kupikir apa." Todoroki berucap dengan nada bicaranya yang biasa.

"Woe lah cok, gua ga biasanya gini, lho! Gua udah nurunin gengsi cuma buat bilang makasih secara serius :)" Batin Shinsiya kesal dengan lelaki datar yang merupakan salah satu husbunya.

Tanpa ada aba-aba dari Todoroki, tiba-tiba lengan kanan lelaki itu terulur ke puncak kepalaku dan mengusapnya pelan.

Shinsiya hanya diam tak merespon. Toh, lumayan juga kan buat dia?

~• Shinsiya POV •~

Ini mau sampe kapan elus kepala gua, Shoto bin Enji :)

Mentang-mentang gua ga protes jadi dia nya keterusan anjir.

"Todoroki?"

Setelah aku memanggil namanya, ia pun menarik kembali lengannya dari kepalaku.

"Maaf, aku hanya penasaran." Ucap lelaki itu.

Jadi, gua sebagai percobaan dari rasa penasaran lo gitu?

Hadeh, kebanyakan nonton film romance kayaknya. Mbak Fuyumi, nanti tolong diperhatikan ya tontonan adik bungsumu ini, meresahkan soalnya :)

"Oh, begitu." Respon singkat dariku.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otakku. Aku tiba-tiba teringat dengan kata orang-orang yang bilang bahwa badan Todoroki itu setengah dingin setengah panas.

Jadi, sekarang gantian ya Tod :D

Tanpa izin dari Todoroki, aku pun menangkup wajah lelaki itu. Dan ternyata benar, setengah wajahnya terasa dingin dan setengahnya lagi terasa panas. Walaupun sensasi suhu tersebut tak terlalu jelas, hanya terasa samar saja.

Lelaki berwajah datar di hadapan ku ini tak memberi respon apapun dari perlakuan ku. Aneh, tapi ga heran karena ini Todoroki.

Karena tak mendapatkan respon apapun, aku pun menarik kembali tanganku dan melipat nya di dada.

"Maaf, aku juga penasaran." Ucapku karena telah lancang memegang wajahnya tanpa izin.

Todoroki hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Aku akan pergi, kau juga pergilah beristirahat." Selesai dengan ucapanku, aku pun berjalan pergi menuju ke ruangan ku sendiri.

Ingin rebahan dengan tenang:)

•••

~•Author POV•~

-SMA U.A-

My Own Groove [BNHA×Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang