10

180 26 1
                                    

•Happy reading•

-Rumah Sakit Kamakura-

Terbaring seorang gadis yang di beberapa bagian tubuhnya terbalut dengan perban dan di beberapa titik wajahnya ditutupi dengan kapas. Siapa lagi jika bukan Shinsiya.

Setelah penyerangan semalam, Shinsiya langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Tiger yang mendapatkan kabar tersebut lantas terkejut lalu bertanya mengenai keadaaan Airin dan Shinsiya.

Yoshi pun menjelaskan semua yang ia tau pada sensei nya tersebut. Saat ini Tiger hanya bisa menunggu Shinsiya sadar untuk bertanya mengenai kejadian tersebut secara detail.

"Hah...., kenapa aku tak menyadari apapun?" Tutur Tiger frustasi.

"Itu bukan salah sensei, quirk dari salah satu villain itu dapat meredam sesuatu sehingga sensei tak menyadari apapun." Ucap Yoshi berusaha menenangkan sensei nya yang terus saja bergumam penuh frustasi.

"Yoshi benar sensei!, aku saja yang sedang berpatroli tak melihat ataupun merasakan hal aneh dari hutan." Tambah Owllie.

"Tapi, tetap saja..."

Tak ada lagi yang berbicara setelah itu. Yoshi dan Owllie lebih dari paham mengenai perasaan senseinya.

"Anjir..."

Shinsiya meringis pelan saat mencoba untuk menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku karena terbaring cukup lama.

Gadis bersurai merah itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk.

"Dimenshiya!" Ucap Owllie.

"Sakit banget anjay..."

"Maaf atas insiden penyerangan kemarin, Shinsiya. Karena kelalaianku kau terluka seperti ini." Tutur Tiger sedikit membungkukkan tubuhnya membuat Shinsiya yang baru saja sadar pun terkejut.

"Eh?!, tak apa kok!, ini juga untuk keselamatan Airin atas kepercayaan yang telah Tiger-san beri untuk menjaganya." Ujar Shinsiya.

Ia pun mengarahkan tangannya ke samping Tiger yang tengah duduk. Airin pun tiba-tiba muncul diantara mereka karena Shinsiya telah memindahkan Airin dari dimensi miliknya ke samping Tiger.

"Mama!"

Gadis kecil itu memeluk erat Tiger dengan mata yang berkaca-kaca. Wajar saja, dia hanya anak kecil yang menjadi incaran para villain karena quirk yang dimilikinya.

"Tadi malam ada orang jahat mau ambil aku lagi." Adu Airin.

"Mama tau, untungnya ada kakak ini yang menyelamatkanmu." Tutur Tiger, mengelus surai putih itu dengan lembut.

Airin pun melepas pelukannya lalu berjalan mendekat ke arah ranjang yang ditempati oleh Shinsiya. Ia pun membungkukkan tubuhnya.

"Terima kasih banyak Uki-nee telah menyelamatkanku dan maaf karena ku Uki-nee terluka." Ujarnya dengan lembut membuat Shinsiya mengukir senyuman di wajahnya.

"Bukan apa-apa kok!, untungnya Yoshi datang diwaktu yang tepat."

Mendengar namanya disebut Yoshi pun mengangguk pelan sebagai tanggapan.

"Aku juga bantu, lho!" Owllie mengangkat tangannya tinggi sambil menggerak-gerakkan sayapnya senang.

"Bantu doa." Sambung gadis bersayap itu sembari tertawa renyah

"Astaga..." Tiger memijat pangkal hidungnya kesal.

Gelak tawa pun terdengar memenuhi ruangan itu. Shinsiya tersenyum tipis, ia cukup senang dengan semua yang telah terjadi. Walaupun nyawa menjadi taruhannya dan luka di tubuhnya menjadi bayaran, tapi tak apa.

My Own Groove [BNHA×Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang