Welcome Back.
Happy Reading.•••
Beijing Kerry Residance tempat dimana saat ini dirinya menunggu dengan cemas, saat ini jam menunjukkan pukul 23:00 waktu Beijing tapi seseorang yang dia tunggu tak kunjung datang membuat kegelisahan semakin menyerang, jangan di tanya sudah berapa puluh kali dia memandangi ponsel nya.
Riyu berjalan kesana kemari tak karuan mengitari setiap sudut penthouse milik nya, sesekali dia melihat kearah jendela, menatap indah nya city light dari gedung pencakar langit di hadapan nya.
Layar televisi masih setia menemani kesunyian nya, dan, lagi-lagi kali ini program yang tersiarkan di layar besar itu mengupas tentang kisah perjalanan waktu.
Sean, seberapa kuat kau bertahan dalam diam mu. gumam nya dengan arah pandang nya fokus melihat kilasan drama pada layar besar di hadapan nya.
Merasa sangat jenuh, saat ini dia beralih dari living room menuju kamar utama, apartment mereka memiliki tiga kamar tidur dimana selain kamar utama, dua kamar lainnya adalah kamar tamu, dirinya dan Sean menempati satu kamar yang sama yaitu kamar utama yang memiliki luas dua kali lebih besar dari dua kamar lainya.
Selain memiliki kamar mandi pribadi dengan bathtub dan pemandangan full kaca area favorit mereka itu sangat nyaman untuk menghilangkan lelah sembari berlama lama sekedar berendam air hangat atau berbaring diatas tempat tidur melihat pemandangan malam kota Beijing hanya melalui tampilan kaca di depan nya.Entahlah..., mungkin sebenarnya mereka sudah merasakan kenyamanan disaat mereka sedang menghabiskan waktu bersama, bahkan berbagi tempat tidur tidak membuat mereka terganggu satu sama lain.
Walaupun sebenarnya Sean jarang tidur di kamar utama bersama dirinya, tapi entah kenapa Sean masih saja bersikap seolah dia tidak memiliki perasaan lebih pada nya, sedangkan Riyu? dia benar-benar pandai bersembunyi dari tampang polos nya.
Saat dia sedang memikirkan suatu hal tentang perjalanan waktu terlihat dari raut wajah nya jika dia sangat ingin berharap dia bisa dilempar ke masa lalu.
Dia sangat ingin melindungi seseorang yang sangat berharga dalam hidup nya saat ini, dia sangat ingin menjaga nya, melindungi nya, tidak ingin ada manusia manapun yang mengusik kehidupan nya.
Aku pun ingin melindungi mu, Sean.
Ketukan langkah sepatu, tarikan roda koper dan juga suara khas pintu terbuka meyakinkan nya jika itu pasti Sean dan juga Changmin, tak ragu dia bangkit dari tidur nya meletakkan sembarang ponsel yang sedari tadi ia genggam lalu melangkah keluar menuju Sean berada.
Rasa ingin memeluk Sean saat itu juga harus dia pendam, ketika dia melihat Sean terkapar diatas sofa tuxedo berwarna abu-abu dekat living room, mata nya memandangi nya penuh cemas dan menatap tajam kearah Sean dengan kedua pupil indah nya membulat sempurna.
"Changmin?." sorot mata menusuk kearah manager Sean, perlahan dia berjalan mendekat ke arah Sean duduk, "Dia, MABUK?."
Matanya membulat kearah Changmin berdiri, melihat bagaimana ekspresi wajah nya nampak gelisah dengan raut wajah penuh cemas, sudut bibir nya menandakan seperti nya ada kata yang ingin dia ucapkan tapi sepertinya percuma, dia tidak ada keberanian untuk sekedar menjelaskan.
"Jelaskan." terdengar suara berat khas suara bangun tidur nya.
"Maafkan aku Dìdì., dia..., merrekaa..., aku tidak tahu, sungguh, aku tiba di sana dan Gēgē sudah minum beberapa gelas, sungguh." ucap nya membela diri
"Kau ingat kan kapan terakhir kali dia mabuk seperti ini."
Tanya nya dengan posisi nya saat ini menunduk kearah tubuh Sean yang terbaring diatas sofa, perlahan ia kibas lembut sehelai rambut yang menutupi sedut mata nya, dia raih kedua tangan pria mempesona di hadapannya, menarik nya dan mengunci kedua tangan nya diatas leher jenjang milik nya, lalu dengan lembut jemari nya masuk di sela kedua kaki nya mencoba untuk mencari celah agar dengan mudah dia mengangkat tubuh Sean untuk dia gendong seperti bridal style.
"Apa aku harus membuat mu mengingat kapan terakhir kali dia semabuk ini, Changmin?."
Kedua mata nya menatap tajam kearah Changmin berdiri saat ini dengan tubuh nya menggendong Sean dalam dekapannya.
Melihat sorot mata bak elang kelaparan mengintai mangsanya, Changmin yang tinggi nya hampir sama dengan Riyu seolah tak mampu untuk kembali menatap kearah nya, dengan bibir bergetar dia beranikan diri untuk menjawab.
"Eum, saat Gēgē hampir kehilangan mu, Dì." ucap nya dengan suara makin mengecil dan langkah nya mengekori langkah nya.
Setiba nya di kamar utama, dengan perlahan dirinya meletakkan Sean diatas tempat tidur, tangan nya membelai halus anak rambut yang menempel pada kening nya, merapihkan posisi tidur nya, membuka beberapa kancing baju nya, melonggarkan gesper yang masih menempel pada celana panjang nya lalu menurun ke arah kaki Sean dan berakhir melepas kan kaos kaki yang dikenakan.
"Benarkah?."
Changmin tak mampu menjawab kembali pertanyaan yang dilontarkan Riyu pada nya, walaupun dia sedikit canggung karena tanpa sadar dia mengikuti Riyu sampai kamar utama mereka.
Karena selama dia menjadi manager Sean ini pertama kali bagi dirinya masuk ke area pribadi mereka berdua bahkan Jiao-long saja tidak berani memasuki area tersebut, hanya berani berdiri di depan pintu masuk.
Menyadari akan kecerobohan nya, Changmin tergagap, mata nya menyapu sekitar sudut kamar, bahkan sorot matanya tak berpaling ketika dia menyaksikan perlakuan manis yang Riyu lakukan sesaat ketika Sean sudah di baringkan diatas tempat tidur.
Bagaimana bisa Sean tahan dengan perlakuan manis Riyu selama ini, bagaimana bisa Sean benar-benar menahan semua nya sendiri tanpa ketahuan oleh Riyu, dasar Sean pria bodoh! bathin nya berucap.
Riyu menyadari jika tanpa sadar Changmin mengekori nya sampai ke kamar utama, dalam diam nya sedikit terlihat senyum smrik yang ia tunjukkan, seolah dirinya benar-benar sengaja menggiring Changmin kearea pribadi mereka berdua.
Mungkin saja dia ingin membuktikan jika hanya dirinya saja yang boleh menyentuh Sean ketika dia dalam kondisi mabuk, atau bisa jadi Riyu memikirkan hal gila yang ingin dia tunjukkan pada Changmin bahwa dia ingin diakui bahwa Sean hanya milik nya.
Tapi ternyata jebakan itu berhasil, di seluruh area apartment hanya kamar utama yang menyimpan banyak koleksi pribadi keduanya, jadi sangat wajar jika saat ini keadaan nya bisa dikatakan tidak baik-baik saja, tapi justru senyum puas terpancar pada wajah Riyu.
Setelah Riyu puas akan kesombongan nya, dia perlahan mendekati Changmin yang masih mematung di depan meja baca yang letak nya tak jauh dari ranjang utama, langkah Riyu pasti mencoba mendekati nya, tersenyum seolah itulah senyum licik yang terbaik yang dia tunjukkan pada manager kekasih hati nya.
"Jadi, apa yang harus aku ketahui tentang kejadian malam ini, Jun Chan?." ucap nya ketus dengan sorot mata mengintimidasi.
•••
Terimakasih.
Silahkan tinggalkan jejak kalian.
See u next story
Love You Everyone 💋
Author @realme1107
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Time Traveler [ FINAL IN PDF] ✓
FanfictionYang aku tahu hanya duniamu, yang aku inginkan hanya dirimu, kubiarkan tubuh ini lelah karena perlahan tertatih dan merangkak ke arah mu untuk mampu berdiri sejajar di sampingmu. ~ Xiao Sean ~ ••• Hanya aku yang dapat menyentuh dirimu, kehidupan mu...