CitrAksara dibentuk oleh dua kata: Citra dan Aksara. Aksara membentuk citra. Citra timbul oleh rangkaian aksara. Dalam versi lain, CitrAksara adalah akronim dari Pencinta Sastra dan Aksara. Itu kata Arun, wanita yang memaksa Arseno untuk bergabung ke UKM CitrAksara.
Barangkali, kelemahan Seno adalah sungkan mengatakan tidak. Sungguh, pemuda itu sudah berupaya menolak saat Arun menawarinya kali pertama. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, seniornya itu menawarkan hal serupa. Kali ini diselingi curhat. UKM-nya sepi peminat. Wajar, mengingat CitrAksara tidak punya branding yang kuat.
Kalau mau dikatakan kumpulan mahasiswa penyuka sastra, kampus mereka punya Komunitas Pencinta Sastra, UKM yang jauh lebih terstruktur dan jelas program kerjanya. Entah bagaimana sejarahnya CitrAksara bisa terbentuk. Apakah pernah ada perpecahan di tubuh KPS?
CitrAksara sudah berdiri bertahun-tahun yang lalu. Mungkin, UKM itu juga punya masa kejayaan. Namun, tiga tahun ini peminatnya menurun. Tahun lalu bahkan tidak ada tambahan anggota dari mahasiswa baru—angkatan Seno. Hanya segelintir mahasiswa lama yang akan naik ke tingkat tiga—seperti Arun—empat, bahkan lulus. Terancam bubar, Arun mengajukan diri mengemban posisi ketua, mengupayakan kelangsungan hidup CitrAksara. Sayang, katanya.
"Kegiatan kita fleksibel, kok, Sen." Begitu ucapan Arun saat Seno menolak dengan alasan jadwalnya sudah padat. "Monik setuju buat jadi bendahara. Kamu bisa jadi sekretaris. Lumayan buat CV. UKM mana yang masuk-masuk langsung jadi sekretaris coba."
Pernyataan terakhir justru membuat Seno makin sangsi. Organisasi macam apa yang menerima sembarang anggota dan memberi jabatan begitu saja. Memangnya politisi? Meskipun pada akhirnya, ia luluh juga dengan bujuk rayu kakak tingkatnya itu. Hal itu menjelaskan kenapa ia ada di sini, memasuki ruang sekretariat CitrAksara, sambil menyeret Gege.
"Datang juga sekretaris kita," sambut Arun. "Sini, Sen."
Sang ketua menyambut kedatangan mereka—yang sepertinya paling terlambat—dengan nada bersahabat. Disisihkannya space di sebelahnya agar Seno dan Gege bisa bergabung dalam lingkaran. Ditambah keduanya, total lima belas orang di dalam ruang—Arun sudah keras berjuang—dengan rasio gender dua banding satu. Didominasi perempuan, ruang ini jadi seperti taman dengan bunga-bunga bermekaran.
Namun, yang paling menonjol adalah sang ketua yang seperti bunga matahari. Tak hanya Seno, semua orang seiya sekata untuk mencurahkan atensi. Sebagai orang yang pernah bekerja dengan Arun, harus Seno akui, Arunika memang berkarisma. Menyilaukan. Seperti namanya, Kejora Arunika. Cemerlang bak kejora dan hangat laiknya sinar matahari pagi. Meski kadang menyebalkan kalau terbit di hari Minggu—rupanya Seno masih menyisakan dendam.
"Kita kenalan lagi, yuk! Kalian banyak yang baru lihat wajah teman kalian sekarang, 'kan?"
Berbeda dengan ucapan Arun, bagi Arseno, banyak wajah-wajah lama di sini. Cewek-cewek seangkatannya di jurusan Sastra—sepertinya bukan cuma pemuda itu yang dipaksa bergabung—dan Bahasa Indonesia. Yang tampak familier, Seno yakin mereka anggota Persma atau adik tingkat. Ia juga mengenali Monik---alias bendahara alias teman Arun---dan beberapa kakak tingkat. Kalau ada wajah baru, itu adalah dua perempuan berjilbab lebar di ujung sana---yang posisi duduknya berhadapan dengan Seno dan Gege. Pakaian mereka membuat Seno merasa dejavu. Entah kenapa. Pemuda itu bertaruh mereka berdua anggota LDK.
"Nama saya Meutia. Salam kenal semua!" Salah satu dari perempuan berjilbab lebar itu bersuara lantang. Seno tidak menyangka.
Berketerbalikan dengan temannya, perempuan yang satunya tampak menunduk sedari tadi. Saat memperkenalkan diri pun suaranya tergolong lirih. "Nama saya Rina. Salam kenal."
Perpaduan sifat keduanya mengingatkan pemuda itu pada tanaman putri malu. Yang satu ibarat daunnya yang menguncup jika disentuh. Yang satu lagi ibarat durinya yang memberi efek kejut. Pemuda itu penasaran apakah mereka juga korban pemaksaan Arun. Jika tidak, dari mana mereka mendapat informasi tentang UKM ajaib ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/232570850-288-k380923.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Panggil Aku [Dik] Saja
Espiritual[Sekuel dari Panggil Aku "Mbak" Saja] Rina sekarang jadi mahasiswa! Lantas, bagaimana dengan anak-anak Pelangi? Petualangan Rina berkelindan dengan Arseno yang sedang senang-senangnya menjelajah, perjuangan Dipta merampungkan kuliah, dan pengorbanan...