********
Setelah menempuh perjalanan kini mereka bertiga sudah sampai di pekarangan ndalem. Kedua gadis itu langsung masuk menemui Nyai Maryam untuk mengucapkan terimakasih. Sedangkan Abian ia memakirkan mobil di samping kiri ndalem.
"Mau kemana Ning". Tanya Ayumi yang melihat Aisyah membawa kunci.
"Ini Kak mau ngasih kunci motor Kak Bian, biar sekalian di pindahin". Saut Aisyah
"M-motor, motor di depan itu milik Gus Abian?".
"Iya, kenapa kak". Tanya Aisyah
"Gapapa Ning".
Aisyah berlalu meninggalkan mereka. Kini keduanya sama-sama mematung mendengar perkataan Aisyah, bahwa motor tersebut milik Gus Abian, pasalnya mereka mengingat lagi kejadian tadi pagi. Selang beberapa menit kini Nyai Maryam sudah berada di depan keduanya. "Udah belanjanya nak". Tanya Umi Maryam
"Udah Nyai, terimakasih Nyai udah bantuin". Ucap
Salwa"Sama-sama nak"
"Kalo gitu Salwa sama Ayumi pamit ke kamar Nyai". Ucap Salwa sembari menyalami Nyai Maryam yang di ikuti oleh Ayumi.
Saat melangkahkan kaki melewati pintu ndalem mereka berpapasan dengan Gus Bilal dan Aisyah.
Tak ada yang bisa mereka perbuat selain menunduk menyesali apa yang sudah keduanya lakukan pagi tadi. Kini keduanya sudah berada di dalam kamar, drama Salwa pun di mulai."Ay gimana cara minta maafnya". Ucam Salwa
"Minta maaf ke siapa Sal?". Tanya Nurul
"Ke Gus Abian".
"Kalian buat salah apa, ga ada yang berani sama Gus Abian yang dinginnya kayak kulkas".
"Evhaaaa iyaaah, omooo". Tanya Salwa
" Gus Abian dikenal dengan sosok yang cuek, dingin, judes, tatapannya bikin meleyot, tapi sejauh ini belum ada tuh santriwati yang berhasil di tatap sama Gus Abian selain Bu Nyai sama Ning Aisyah". Jelas Nurul
"Terus kamu tahu dari mana kalau tatapan Gus Abian bisa bikin meleyot ". Tanya Ayumi sambil terkekeh.
"Di bayengin aja Ay". Ucap Nurul tersipu.
Di Ndalem
Kiai Ahmad dan Nyai Maryam serta kedua anaknya sedang berbincang di ruang keluarga. Mulai dari Aisyah yang menceritakan perihal keinginannya untuk melanjutkan kuliah di Cairo, sampai pada pembahasan yang terus berulang jika keluarga itu berkumpul.
"Nak apa belum ada niatan kamu menikah". Tanya Kiai Ahmad.
"Belum ada Abi".
"Umi yakin kamu sudah bisa membimbing keluargamu nanti, kamu juga sudah mapan, lalu kenapa masih menundanya nak". Tambah Nyai Maryam
"Bian sama sekali belum kepikiran Umi".
"Udah jodohin aja Abi, umur Kakak juga udah boleh nikah, kan banyak ustadzah di pesantren Abi ini atau mau sama santri juga gapapa, biar cepet Ais ada kakak iparnya". Imbuh Aisyah
"Gini ya dek, menikah itu bukan hanya perkara menyatukan dua kepala membangun rumah tangga, apalagi soal umur dan tuntutan seperti katamu tadi ingin punya kaka ipar cepat, menikah berarti perjalanan seumur hidup yang muaranya adalah surga atau neraka. Kakak takut masih banyak yang kurang untuk bekal kakak berumah tangga dek".
" sambil ngumpulin bekalnya jangan lupa nyari calonnya". Saut Aisyah
Ucapan Aisyah yang hanya ditanggapi senyum oleh Kakaknya itu.
Abian Ahmad Al-Fahqih adalah Putra Pertama Kiai Ahmad Al-Fahqih dan Nyai Maryam, umurnya sekarang menginjakkan angka 26 Tahun, seseorang yang di kenal dingin pada semua orang kecuali keluarnganya. Postur tubuh yang tinggi, hidung mancung, kulit putih membuatnya sangat terkenal di kalangan santriwati. Banyak yang mengidolakannya karena ketampanannya itu. Selain membantu Kiai Ahmad dalam mengelola pesantren Abian juga di kenal sebagai pengusaha muda di bidang otomotif.
"Lalu apa rencanamu sekarang nak?". Tanya Kiai Ahmad
"Bian rencananya mau bantu Abi di
Pesantren". Jawab Abian"Usahamu di Kota bagaiamana?".
"Udah ada yang handle Abi".
"Abi besyukur kamu mau bantu-bantu di pesantren, kebetulan Alif dan Ghifar butuh sekali bantuanmu nak". Jelas Kiai Ahmad
"Baik Abi". Ucap Bian
*******
Pukul 03.00 dini hari para santri sedang persiapan melaksanakan sholat tahajjud. Bukan Salwa namanya jika tidak membuat Ayumi frustasi.
"Sal kalo ga bangun gue tinggal". Ucap Ayumi geram.Seperi tidak ada tanda-tanda Salwa akan sadar. Ayumi segera keluar kamar menyusul Dita dan Nurul yang lebih dulu menuju Masjid. Saat sampai di Masjid hatinya tak tenang mengingat sahabatnya itu belum bangun, ia takut Salwa akan mendapatkan hukuman nantinya. Ayumi memutuskan kembali ke kamar dengan langkah yang memburu. Saat sedang berjalan tiba-tiba ada yang menegurnya. Pak Kiayi dan Abian yang sedang berpapasan dengan Ayumi saat itu.
"Mau kemana nak?. Tanya Kiai Ahmad
"Maaf Pak Kiai, Ayumi izin kembali ke kamar mau bangunin Salwa". Jawab Ayumi
"Iya nak, pelan-pelan membangunkannya". Pinta Pak Kiai
"Baik Pak Kiai". Ucap Ayumi
"Sok cantik, ngapain tu anak baru caper ke
keluarga ndalem, awas aja kalo caper ke Gus Bian". Ucap Wanita yang sedang memperhatian Kiai Ahmad dan Ayumi.____________************____________
MAAFKAN AUTHOR MALAM INI UPDATE SEDIKIT
DI DEKAT KOST MAU ADA KONSER SLANK
JADI FOKUSNYA TERBAGI ANTARA BUNYI KEYBOOARD DAN BUNYI GITAAR !!!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Jalur Pesantren
Lãng mạnHal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi di tengah eratnya hubungan kedua sahabat itu. Bagaimana jadinya jika mereka menyebut orang yang sama dalam doanya. "Ayumi dan Salwa" begitu orang-orang menganal mereka.