Hal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi di tengah eratnya hubungan kedua sahabat itu.
Bagaimana jadinya jika mereka menyebut orang yang sama dalam doanya.
"Ayumi dan Salwa" begitu orang-orang menganal mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana nak?". Tanya Pak Ilham kepada putrinya.
"Bismillah, Aku Ayumi Nur Asyifa menerima lamaran Gus Abian Ahmad Al-Fahqih, Semoga Allah selalu menyertai niat baik ini". Ucap Ayumi
"Aku ngak mau bangun kalau ternyata ini hanya mimpi". Batin Ayumi.
Nyai Maryam menautkan cincin yang sudah ia siapkan sebagai tanda sudah mengikat Ayumi.
Setalah perbincangan panjang kedua keluarga itu, pernikahan Ayumi dan Abian dilangsungkan di Makassar dan resepsi kedua di Pesantren Riyadul Yuda.
Saat ini kedua orang tua Ayumi memutuskan untuk kembali ke hotel, karena sang anak masih ingin membereskan pakaiannya dan berpamitan kepada teman-temannya, mereka akan bertandang ke Makassar pada esok hari.
Ayumi bergegas menuju kamar, ia hanya mendapati Salwa yang ada disana.
"Salwaa". Panggil Ayumi terharu
"Ciee, calon manten". Goda Salwa
"Diih, apaan sih". Pekik Ayumi
"Selamat ya sahabatku". Ucap Salwa sambil memeluk Ayumi.
Keduanya larut dalam rasa haru, sebentar lagi Ayumi akan mengarungi bahtera pernikahan tentunya semua akan berbeda.
"Aku ngak nyangka bakal di jodohin sama Gus Abian". Ucap Ayumi
"Kamu pasti akan bahagia Ay, Gus Abian orang baik". Tambah Salwa
"Oh ya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu, aku mau balik besok ke Jakarta".
"Ada apa Sal?". Tanya Ayumi
"Mau ngurus sesuatu disana, sekalian pulang ke Bekasi, rindu Ibu sama Bapak". Jawab Salwa
"Aku juga besok balik ke Makassar, pernikahanku 2 minggu lagi, gimana kalau kita ke Kotanya bareng aja". Pinta Salwa
"Ide bagus, anak kost ini emang harus irit hehe". Pekik Salwa
Saat ini keduanya tengah berada di Kantor pesantren, mengurus atau melapor kepulangan mereka, setelah itu menuju Ndalem, Salwa berpamitan sekaligus mengucapkan terimakasihnya kepada Kiai Ahmad dan Nyai Maryam, karena sudah menerima kedatangannya di Pesantren Ruyadul Yuda.
Yang bertanya Abian kemana, memang laki-laki itu tidak terlihat di Ndalem. Setelah sholat Dzuhur ia berangkat ke Kota.