Hal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi di tengah eratnya hubungan kedua sahabat itu.
Bagaimana jadinya jika mereka menyebut orang yang sama dalam doanya.
"Ayumi dan Salwa" begitu orang-orang menganal mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai acara akad, mereka menuju hotel untuk beristirahat, nanti malam akan ada acara resepsi.
Di dalam kamar, Ayumi tengah melepaskan hiasan kepalanya.
"Biar saya bantu".
"Gak usah mas". Ucap Ayumi canggung.
"Ayumi saya tahu pernikahan ini tidak kamu inginkan, tapi tolong beri saya kesempatan layaknya suami yang berusaha membahagiakan istrinya".
"Iya, aku juga akan berusaha jadi istri yang baik untuk kamu".
Setelah mengatakan itu degub jantung Ayumi tak menentu, bagaimana bisa ia dibuat salting oleh perkataan suaminya itu.
"Apa kamu tidak kecapean, setelah ini akan ada resepsi kedua di pesantren".
"InsyaAllah aku kuat mas".
Setelah melaksanakan resepsi pernikahan di salah satu hotel yang ada di Makassar, kedua keluarga besar itu esok harinya menuju ke Yogyakarta untuk melangsungkan acara resepsi di pesantren Riyadul Yuda.
"Mba mau pergi cari buku dulu untuk kebutuhan jurnalnya mba". Jawab Sulis
"Aku ikut Mba, tunggu bentar 10 menitan". Pinta Salwa segera berlari menuju kamar mandi.
Sulis hanya tersenyum menggeleng melihat tingkah lucu gadis itu. Saat pertama datang ke Kairo rencananya Salwa ingin menyewa kost sendiri dengan bekal bulanan yang Papa dan Abangnya sanggupi. Hanya saja Sulis memutuskan membawa Salwa tinggal bersamanya, kostnya juga terlalu luas untuk di huni seorang diri. Hal itu membuat keluarga Salwa meresa lega.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan keduanya telah sampai di Al- Azbakiyyah, mencari buku yang mereka perlukan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
