Dua minggu berlalu. Salwa dan Ayumi mulai terbiasa dengan lingkungan pesantren, terlebih lagi Salwa yang sempat merengek minta pulang ke Jakarta kepada Ayumi tepat di hari ketiga, untungnya perlahan ia mulai terbiasa. Sikap dan perilaku mereka juga sudah menunjukkan perubahan, jika selama ini Salwa dan Ayumi di kenal dengan bahasa gaul ala anak Jakarta Selatan, beberapa hari terakhir terdengar mereka sudah merubahnya ketika berbicara dengan teman-teman sekamar bahkan yang lain.Selama dua minggu itu mereka disibukkan berbagai kegiatan yang ada di pesantren. Seperti halnya hari ini, Salwa mendapatkan tugas piket di area kantor pesantren Riyadul Yuda ,sedangkan Ayumi mendapatkan tugas piket di ndalem bersama dua orang santriwati lainnya. Berbeda dengan yang piket di sekitar pondok pesantren, di ndalem memang hanya di batasi 3 orang santriwati yang bertugas dalam bagunan ndalem dan dua santriawan bertugas di bagian pekarangan ndalem.
"Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, permisi Ustadz wa Ustadzah, disini perkenalkan Salwa Azzahra dan teman-teman yang namanya nanti aja di sebutin, izin membersihkan ruangan ini". Ucap Salwa sambil menunjukkan sisi kiri tangannya membawa sapu dan tangan kanannya membawa penadah sampah.
Sontak ucapan gadis itu membuat semua mata dalam ruangan mengarah kepadanya, alhasil ia kikuk karena ulahnya sendiri.
"Lucu sekali". Batin seseorang di pojok kanan.
"Istigfar tadz jangan di liatin terus". Bisik Ghifar membuyarkan lamunan Alif.
"Yang saya lihat sapunya, bukan orangnya". Ketus Alif.
"Di belakang ente ada sapu, kok yo nda di pandengi, apa yang depan pintu lebih menarik". Goda Ghifar
"Istighfar kamu". Ucap Alif.
Moh. Alif Setiawan dan Ghifar Prabumi adalah tenaga pendidik di pondok pesantren Riyadul Yuda. Keduanya merupakan sahabat Abian sedari mereka kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir, setelah lulus mereka memutuskan untuk mengabdi pada pesantren milik keluarga Al-Fahqih.
Sesaat Salwa dan teman-temannya sudah bergelut dengan tugas mereka membersihkan ruangan, ada yang menyapu, membersihkan kaca dan sebagiannya lagi menata buku.
"Gila capek banget". Ucap Salwa
Padahal ia baru membersihkan satu kaca jendela, bukan Salwa namanya jika tanpa drama.
"Ayo mba buruan, nanti keburu Ustadz sama Ustadzah dateng kesini". Ucap Ica Santriwati yang bertugas membersihkan kaca bersama Salwa.
Di Ndalem
Umi Maryam memberi tahu apa saja yang perlu dilakukan tiga santriwati yang akan bertugas bagian dalam ndalem. Setelah itu Nyai Maryam pamit pergi ke pasar bersama beberapa pengurus pesantren perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Jalur Pesantren
RomanceHal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi di tengah eratnya hubungan kedua sahabat itu. Bagaimana jadinya jika mereka menyebut orang yang sama dalam doanya. "Ayumi dan Salwa" begitu orang-orang menganal mereka.