Jam menunjukkan pukul 08.00, Salwa gadis itu masih terlelap, ia tertidur setelah sholat shubuh. Sedangkan Ayumi dan Nurul tengah asyik murojaah."Mba Ay tadi di depan aku ketemu Ning Aisyah, katanya mba disuru ke Ndalem". Ucap Dita
"Ya udah aku ke Ndalem dulu". Saut Ayumi
"Eeh tapi ajak Salwa ahh, aku malu ke Ndalem sendiri".
"Salwaaaa banguuuunn, temenin aku ke Ndalem".
"Salwaaaaaaaaaaaaa".
"Iya iyaaa huuuft ribut banget". Gerut Salwa
"aku cuci muka dulu".
Di Ndalem
Pagi ini Nyai maryam tengah sibuk menyiapkan beberapa cemilan di bantu oleh Santriwati yang sedang piket dan Aisyah.
"Loh nak udah ganteng begitu mau kemana?". Tanya Nyai Maryam
Pagi sekali Abian terlihat rapi dengan setelan kaos putih ditutupi dengan jaket berwarna biru muda, menggunakan tas ransel berwarna hitam.
"Abian mau keluar sebentar Umi". Jawab Abian
"Kemana kak". Tanya Aisyah
"Pasar".
"Kakak pinjem helm mu ya dek".
"Iya pakai aja, pagi-pagi ke pasar ngapain kak?". Tanya Aisyah bingung
"Ada perlu sama orang di pasar dek". Ucap Abian sambil mengacak lembut kepala sang adik
"Kamu sudah diberitahu Abi kan?, pagi ini ada yang akan dateng". Tanya Nyai Maryam
"Iya Umi, Abian pergi hanya sebentar Umi, Assalamu'alaikum ". Pamit Abian sambil menyalami sang Umi
"Waalaikumussalam".
"Kaaaaaaakkk pulangnya bawaain kue klepon yak". Teriak Aisyah, Saat kakanya sudah berada di dekat motor.
Motor Abian melaju meninggalkan pekarangan Ndalem.
Kamar Asrama
Ayumi tampak gelisah, karna Salwa belum juga kembali dari kamar mandi yang katanya akan cuci muka.
"Kamu cuci muka apa mandi sih lama banget". Ketus Ayumi, sesaat setelah Salwa membuka pintu kamar untuk masuk.
"Mandi hehe". Ucap Salwa
"Ya udah ayok,,aku ngak enak kalo lama". Tarik Ayumi
"Eeh tunggu, itu HP siapa?". Tanya Salwa
"HP aku, tadi minta ke Ustadzah Riska, soalnya mau ikut seminar online mba". Jawab Dita
"Wiih, mirror selfie dulu ngak sih". Ucap Salwa
"Pinjem dong Dit, udah lama ngak selfie"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Jalur Pesantren
Любовные романыHal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi di tengah eratnya hubungan kedua sahabat itu. Bagaimana jadinya jika mereka menyebut orang yang sama dalam doanya. "Ayumi dan Salwa" begitu orang-orang menganal mereka.