Chapter II : 2.8

192 21 4
                                    

𝓙𝓮𝓶𝓹𝓾𝓽 𝓪𝓴𝓾 𝓣𝓾𝓱𝓪𝓷....
---------------
_

_____________________
____________
.
.
.
.

Malam ini, ditenggah derasnya hujan dan dinginnya malam ia kembali menangis seperti yang sudah-sudah.

Memandang langit-langit kamarnya dalam kesunyian

Meratapi hidupnya yang rumit,

Mempertanyakan esksistensinya pada dunia....

Derai air mata yang berjatuhan, menandakan betapa ia telah lelah dengan kehidupan,

Mengapa hidupnya selucu ini?

Apa tak ada lagi lelucon yang lebih sadis? Ia ingin tahu seperti apa lelucon itu,

"M-mama...."

Walau benar kala mendengar kata itu dari mulut lain membuatnya ketakutan setengah mati, tapi isi dalam pikirannya hanya tentang sosok itu.

Setiap malam,

Setiap sendirian,

Ingatan tentang sosok bernama Dara itu selalu menghujaninya, ingatan tentang masa kecil yang indah hingga kemudian terkontaminasi dengan ingatan di mana keluarganya terpecah belah. Kasih sayang yang selalu ada menjadi pisau yang mengoyak kewarasannya dengan brutal. Kepingan memori yang semakin menggerus habis jiwanya yang sudah rapuh.

Hatinya hancur, jiwanya rapuh, bahkan raganya lumpuh...

Benar harta memang ia dapat, tapi untuk apa? Disaat deritanya tak mampu ia jual...

Sesak!

Rasanya sesak setiap ingatan kejam itu berputar dengan acak dalam otaknya tanpa ia minta.

Setiap rekaman memori itu berhasil membuatnya berharap pada kematian.

Ia lelah...

Sakit!

Muak!

Pagi yang cerah,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah,

Keheningan lagi-lagi terpancar dari kediaman mewah milik seorang chef terkenal. Masing-masing penghuni rumah sudah sibuk dengan kegiatannya. Ada yang bersiap untuk bekerja dan sekolah. Ada pula orang-orang yang menyapu, memasak atau memotong rumput dan menyiram tanaman.

Meski hati mereka ditelan sepi, kehidupan harus tetap berjalan pada porosnya. Walau menurut 'dia' kehidupan miliknya telah selesai dan runtuh.

Marco, si kepala keluarga yang selama dua minggu ini tak bekerja untuk menemani putra bungsunya. Menyerahkan tugas-tugasnya pada orang yang ia percaya.

po⅁ o⊥ ɥsıMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang