Chapter 7 : Life After Break Up

598 79 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah 3 minggu sejak Anin memutuskan untuk putus dari Keenan. Selama itu, keduanya menderita. Keduanya tidak bahagia dengan situasi mereka sekarang, mereka saling kehilangan separuh jiwa mereka. Kabar mereka putus juga mulai terdengar di kalangan sekitar mereka. Setiap ditanya alasan mereka putus,  baik Anin dan Keenan enggan menjawab, mereka tidak ingin menceritakan perpisahan memilukan itu. Hanya Juni, sahabat Anin, Arga dan Diego, sahabat Keenan, dan orang tua Anin yang mengetahui alasan mereka putus yang sebenarnya.

"Mama dan Papa gak akan ikut campur dengan alasan kalian putus, nak. Kalau menurut kamu putus adalah jalan yang terbaik, Mama dan Papa cuman bisa mendukung keputusan kamu." ucap Mama Anin sambil memeluk putri semata wayangnya yang menangis dalam pelukannya. Begitu memutuskan hubungannya dengan Keenan, esoknya Anin pulang ke rumah orang tuanya untuk mengadu.

"Gak papa sayang, mungkin kalian butuh waktu untuk sendiri dulu. Kalau memang berjodoh, kalian akan disatukan lagi oleh Tuhan. Papa tau betapa kamu sayang sama Keenan, Nin." Papa Anin juga menatap prihatin kondisi anaknya.

"Anin benar-benar capek sama hubungan ini, Anin gak mau putus tapi sikap Keenan bikin Anin ragu dan kecewa." kata Anin sambil menangis.

"Iya sayang, Papa dan Mama mengerti kesulitan kamu. Kalian sama-sama punya kesulitan sendiri namun saling gak terbuka dan saling gak mempercayai. Kalian beri ruang untuk masing-masing, tenangkan dulu pikiran dan hati kalian. Kalau memang pada akhirnya kalian memang memutuskan benar-benar berpisah, maka kami juga yakin itu adalah keputusan terbaik." ucap Mama Anin sambil mengusap punggung putrinya yang masih terisak itu.

"Keenan pasti gak mau lagi, Ma apalagi aku yang putusin. Keenan pasti bakal cepet lupain Anin, Anin udah nyakitin Keenan." kata Anin dengan tersedu, dalam hati ia juga tidak menginginkan hal ini, ia benar-benar tidak mau putus dan tiba bisa meninggalkan Keenan begitu saja. 

"Nak, Keenan juga sama sayangnya dengan kamu. Kamu tau Keenan itu jarang sekali menangis bahkan ketika Papanya tidak mendukung keputusan dia. Kamu yang bilang dia menangis setelah kamu bilang putus, kan? Itu udah menunjukkan kalau dia juga sama sayangnya sama kamu, gak  mau kehilangan kamu." Papa Anin mencoba menenangkan Anin.

Anin menangis lagi. Jujur saja, ia sedikit menyesal sudah mengucapkan kata putus terhadap Keenan. Ia tidak menginginkannya tapi  hatinya juga berisik jika dia memaksa untuk bertahan dengan kondisi yang seperti itu. Anin juga tidak bisa kehilangan Keenan yang telah menemaninya selama ini.

Di sisi lain, Keenan hanya mampu mengunci mulutnya. Ia tidak sanggup cerita apa-apa dengan teman terdekatnya. Terlalu sakit untuk diceritakan. Keenan menikmati penderitaan itu sendirian sambil menangis dalam diam. Penyesalan selalu datang terlambat, mengapa dirinya tidak bisa memperlakukan Anin dengan lebih baik?

"I'm sorry, Anin... I'm sorry..."  isak Keenan di ranjangnya.

Keenan benar-benar kehilangan separuh jiwanya. Kehilangan wanita terhebat yang telah bersedia menemaninya dari nol malah kini pergi. Keenan merasakan sesak luar biasa di dadanya, perpisahan ini tidak pernah ia inginkan sekali pun mereka bertengkar. Dunia Keenan runtuh seketika.

Just Give Me a Reason ; Kim Soohyun x Kim JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang