***
Hari keberangkatan tiba, Keenan sudah berada di bandara untuk menghadiri pernikahan Juni di Bali. Tiketnya sudah dipesan oleh Juni karena memang ia adalah salah satu teman terdekat Juni, begitu juga dengan hotel untuk menginap selama 3 hari 2 malam.
Pria berumur 29 tahun itu sedikit gugup karena ia akan bertemu lagi dengan Anin setelah terakhir kali bertemu di restoran bersama Vian. Ia gelisah, harus bersikap seperti apa jika bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Haruskah ia mencoba ramah atau malah tidak peduli?
Setelah masuk ke dalam pesawat, Keenan duduk dengan tenang di dalam. Kebetulan ia mendapat seat dekat dengan jendela pesawat. 30 menit lagi pesawat akan lepas landas, kursi sebelahnya masih belum terisi. Sambil menunggu, Keenan mengambil pemutar musik lengkap dengan earphone kabel yang sudah ia miliki sejak lama, berencana untuk mendengarkan lagu dengan playlist favoritnya selama perjalanan.
"Hah, sial... Ini semua lagu favorit gua sama Anin." Keenan membatin kala lagu pertama terputar.
Keenan yang memejamkan matanya sambil menunggu pesawat lepas landas ditemani dengan lagu yang tersalurkan ke pendengarannya. Kemudian ia merasa sedikti terusik ketika merasa kursi disampingnya akhirnya terisi. Keenan membuka sejenak matanya untuk melirik, dan ternyata di sebelahnya adalah Anin.
Wait? Anin? Anindya Oktabriana sang mantan pacarnya? Duduk tepat disampingnya? Keenan secara refleks melepaskan earphone kabelnya dan kembali melirik ke samping kanannya. Pandangan keduanya bertemu, Anin sendiri menatapnya dengan kikuk.
"Hi? Juni yang mesenin tiket makanya bisa duduk sebelahan." kata Anin yang merasa canggung, mencoba menjelaskan setelah melihat tatapan kaget dan bingung dari Keenan.
"Oh, iya aku sampai lupa kalau Juni yang mesen." kata Keenan tersenyum kikuk.
Suasana di antara mereka kembali hening. Bingung haruskah memulai percakapan? Seasing inikah mereka sekarang? Hanya dalam waktu yang singkat?
"Kabarmu baik?" tanya Keenan, tidak tahan jika tidak menanyakan hal itu kepada Anin.
"Seperti biasa, gini-gini aja... Kamu?" Anin balik bertanya, sudah tidak sejutek dan sedingin yang dulu.
"Hm... Gak terlalu baik pastinya." jawab Keenan.
"Kamu sendirian aja? Vian gak ikut?" tanya Keenan, memberanikan diri bertanya tentang Vian.
Anin menatapnya bingung, ternyata mantannya ini memang merasa bahwa dirinya benar-benar memulai lembaran baru dengan orang lain. Anin tertawa kecil, merasa pertanyaan Keenan itu sangatlah bodoh.
"Ya aku emang gak ada ngajak dia kok." jawab Anin sekenanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Tuh kan, aku bilang juga apa, kamu gak bakalan ajak Vian! Arga dan Diego gak percaya." seru Keenan secara tiba-tiba, mengejutkan Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me a Reason ; Kim Soohyun x Kim Jiwon
FanfictionHubungan lama tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja. Saat sebuah hubungan bukan lagi menjadi prioritas, dan hanya sebatas formalitas antara dua orang lawan jenis. Bisa jadi perpisahan adalah jalan terbaik bagi dua orang yang bahkan sudah lelah...