Chapter 9 : Unexpected Meeting

386 66 16
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semakin hari rasa rindu semakin menggerogoti hati keduanya. Masih ada rasa tidak terbiasa ketika mereka sudah tidak lagi saling bersapa melalui pesan atau bahkan melihat wajah satu sama lain. Anin berusaha mengalihkan kerinduannya dengan berbagai hal namun tetap saja yang ia ingat hanyalah hubungan dirinya dengan Keenan. Anin mungkin boleh tampak baik-baik saja, namun setiap sampai di kamar, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menangis.

Hari ini, karena Anin sedang merindukan Keenan, ia memutuskan untuk pergi ke restoran yang menjadi langganan mereka berdua. Restoran dengan hidangan chinese food yang menjadi favorit Anin, yang selalu mereka kunjungi rutin setiap bulannya. Wanita itu berkunjung ke sana sepulang kerja dengan membawa kendaraan pribadinya.

Anin sampai di restoran yang terletak lumayan jauh dari apartemennya, namun demi menuntaskan kerinduannya, ia rela menempuh jarak yang jauh, sendirian tanpa Keenan seperti biasanya.

Anin melangkah masuk ke dalam restoran dan memilih spot yang terletak pada ujung restoran. Spot yang cocok untuknya sendiri menikmati hidangan favoritnya sendirian. Setelah memesan makanan, Anin menatap ke sekitar restoran. Suasana restoran ini membawanya kembali kepada kenangan-kenangan saat pertama kali mereka datang ke restoran ini. 

***

Saat itu, Keenan masih merintis usahanya dan mereka harus menghemat pengeluaran mereka. Keenan tidak bisa selalu membawa Anin untuk pergi ke restoran yang mahal atau pun jalan-jalan di tempat yang mahal. Anin memaklumi itu semua dan tidak pernah protes sedikitpun. Ia percaya, apa yang Keenan terapkan di masa ia merintis, akan ia petik hasilnya ketika ia sukses nanti.

Pernah suatu ketika, mereka baru saja pulang dari sebuah tempat yang menjual berbagai mesin kopi. Namun ditengah perjalanan, hujan pun mulai turun. Saat itu, Keenan masih mengendarai sepeda motornya, mau tidak mau mereka menepi di sebuah restoran agar tidak kehujanan.

"Kamu kebasahan, gak?" tanya Keenan sambil menepuk-nepuk jaketnya yang terkena tetesan gerimis.

"Gak kok, dikit aja." jawab Anin juga melakukan hal yang sama.

"Ini hujannya makin deres, kayaknya bakal lama." gumam Anin sambil menatap ke arah jalanan yang sudah semakin basah diguyur hujan sore itu.

"Kamu pakai jaket aku aja, nih." Keenan membuka jaketnya untuk dipakaikan kepada Anin namun wanita itu menolak.

"Gak usah, Nan. Kamu juga pasti kedinginan, kamu pakai aja." tolak Anin namun Keenan dengan keras kepala tetap memakaikan jaketnya untuk Anin.

"Kamu gampang kena flu kalau kedinginan, I'm fine." kata Keenan sambil mengusap sejenak rambut Anin yang sedikit basah itu.

Anin tersenyum tipis, menerima perhatian dari kekasihnya. Keduanya kembali menatap memandang hujan yang mengguyur entah kapan reda karena semakin deras. Anin melihat ke arah restoran tempa mereka berteduh. Sebuah restoran nuansa chinese yang tampaknya menggugah selera dengan hidangan hot pot yang hangat untuk cuaca dingin ini.

Just Give Me a Reason ; Kim Soohyun x Kim JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang