***
Semenjak pesan dari Keenan itu, Anin masih belum mau membalas apapun. Anin masih butuh waktu untuk memastikan dirinya baik-baik saja dan sanggup untuk menghadapi Keenan kembali. Keenan sendiri sudah pasrah, tidak masalah jika Anin masih tidak ingin berhubungan dengannya. Yang penting Keenan ingin Anin tau bahwa dirinya akan menunggu Anin hingga wanita itu siap untuk bertemu dengannya lagi.
Waktu demi waktu berlalu, Anin dan Keenan sudah mulai beradaptasi diri untuk menjalani kehidupan. Berusaha melarikan pikiran berlarut mereka dengan sejumlah kegiatan. Yang mereka pikirkan hanyalah fokus bekerja dan makin menyibukkan diri.
Keenan sedang merencanakan pembukaan cabang barunya lagi. Selain karena untuk menyibukkan diri, usahanya memang sedang berkembang dan ada banyak investor yang berminat pada usahanya. Pria itu sedang berada di ruang kerjanya, dengan kacamatanya yang bertengger, ia memeriksa pembukuan dengan teliti pada layar komputernya.
Meja kerjanya sangat berantakan, banyak lembar dokumen yang perlu ia periksa. Karena sudah terlalu menumpuk, akhirnya ia memutuskan untuk membereskan mejanya. Di meja Keenan masih ada foto Anin dan juga foto dirinya dengan Anin saat bersama. Semua hal yang ia lihat mengingatkan dirinya kepada Anin, sekeras apapun ia berusaha melupakannya.
Keenan menghela nafasnya ketika tersadar ia menatap foto mereka cukup lama. Tangannya kembali tergerak untuk membereskan meja kerjanya yang membuatnya terganggu. Hingga tangannya berhenti pada sebuah brosur perumahan. Kedua mata Keenan membulat, diraihnya brosur yang berisi penjualan perumahan di sebuah kawasan elit di ibu kota.
"Padahal gua udah beli rumahnya, tinggal beli isi-isinya untuk ditinggali nanti." gumam Keenan melihat foto 1 unit perumahan pada brosur tersebut.
Tiba-tiba saja kedua mata Keenan memanas. Ia kembali menangis. Menangisi hubungannya yang berakhir ketika ia sedang berusaha untuk membangun rumah yang nyaman untuk masa depan mereka nanti. Keenan bukannya tidak mau serius pada Anin, ia sudah mulai yakin ketika Anin terus membujuknya dan meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja dan tidak akan berakhir seperti orangtuanya. Itu sebabnya Keenan mulai merencanakan masa depan mereka tanpa mau Anin ketahui.
***
Sekitar 2 tahun yang lalu, ketika Anin dan Keenan menghabiskan waktu di mall, kebetulan sedang ada pameran perumahan yang sedang dibangun. Anin pun mengajak Keenan untuk melihat-lihat ke dalam. Mata Anin begitu berbinar-binar melihat miniatur perumahan yang akan dibangun itu. Keenan dan Anin juga mendengarkan dengan baik saat diberi penjelasan dari developer perumahan tersebut.
"Kamu suka rumahnya?" tanya Keenan ketika mereka keluar dari pameran.
"Lumayan, jarang loh ada perumahan yang disediain taman mini di halaman. Aku pengen punya rumah yang kayak gitu, biar adem dengan diisi beberapa tanaman." jawab Anin dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me a Reason ; Kim Soohyun x Kim Jiwon
FanfictionHubungan lama tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja. Saat sebuah hubungan bukan lagi menjadi prioritas, dan hanya sebatas formalitas antara dua orang lawan jenis. Bisa jadi perpisahan adalah jalan terbaik bagi dua orang yang bahkan sudah lelah...