Tok tok tok
Ketukan pintu terdengar dari luar kamar Caca-Raina Salsabil Nugroho. Biasanya dipanggil Caca oleh keluarganya dan nama itu diambil dari nama tengahnya, Salsabil menjadi Caca.
Ketukan itu membuat sang empu bangun dari alam mimpinya. Pasti itu Raya- ibu dari Salsa membangunkan anak sulungnya untuk bersiap-siap sarapan lalu berangkat menuju kantor tempat dimana ia bekerja.
Tanpa butuh waktu lama, Salsa membalas ketukan pintunya, "iya bu ini Caca sudah bangun."
Setelahnya ia masuk ke kamar mandi lalu bersiap-siap turun untuk sarapan dan memulai harinya untuk kembali bekerja.
Bekerja sebagai seorang sekretaris mengharuskan Salsa selalu bangun pagi. Menjadi anak yang hanya memiliki satu orang tua membuat Salsa bekerja dengan sangat keras. Dia tidak mengeluh dengan profesinya. Dia hanya akan mengeluh jika bosnya meminta permintaan yang menurutnya tidak masuk akal. Salsa sering keluhkan itu, tapi biarlah selagi dia bisa menyelesaikannya dia akan melakukannya.
"Good morning everybody." Ucap Salsa sedikit keras. Kebiasaan dia menyapa penghuni rumah seperti itu.
"Kakak bungeng ihhh kuping aku." Keluh Nabila, adik Salsa.
"Maafin kakak mu yang cantik iya Nab heheh." Ucap Salsa dengan menoel dagu adiknya. Senang sekali dia menggoda adiknya itu.
Nabila Maharani Nugroho, adik dari Raina Salsabil Nugroho. Dia baru berumur 18 tahun, perbedaan umur yang lumayan jauh dengan sang kakak yang kini berumur 26 tahun. Kini adiknya baru menempuh semester satu di salah satu universitas di ibukota. Setiap pagi mereka selalu berangkat bersama. Terhitung dari Nabila yang masih SMA dan kini sudah berkuliah.
"Kak udah ihh adiknya digodain terus."
"Hehehe." Salsa hanya membalas dengan tertawa.
"Kak nanti kamu ga usah anter aku. Hari ini aku ada kelasnya siang. Jadi kakak berangkat sendiri ya."
"Yahh sepi dong nanti di mobil, kakak ga ada temen duet buat nyanyi nanti."
"Besok aku udah masuk pagi lagi kok kak, tenang aja."
"Oke deh kalau gitu."
"Kak sarapannya cepat dihabiskan sudah setengah tuju nanti kamu telat loh." Ucap Raya mengingatkan.
"Iya bu ini dikit lagi."
Tak lama sarapan Salsa habis dan dia bersiap sudah berangkat ke kantor nya. Dia harus tiba di kantor sebelum bosnya itu tiba. Kalau sampai bosnya yang duluan tiba di kantor, siap siap saja Salsa pasti kena semprot walaupun selalu dimaafkan lagi oleh bosnya. Entahlah bosnya ini memang aneh.
***
Di lain tempat di sebuah rumah besar bak istana itu terdapat seorang ibu dan dua anaknya tengah melakukan aktivitas sarapan. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu. Karena sedari tadi tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka.
Di meja makan terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi roda sambil menikmati sarapannya. Dan di kedua sisinya ada dua anaknya yang sedang sarapan juga.
"Mah, nanti setelah aku selesai kelas hari ini aku nemenin mama check up yah." Ucap anak perempuan dari wanita tersebut membuat orang yang berada disana tertuju padanya.
"Abang nanti biar aku aja yang nemenin mama ke rumah sakit, jadwal aku kuliah hari ini cuma ada satu. Jadi aku bisa nemenin mama hari ini."
Yang diajak bicara itu hanya menatapnya sekilas dan dijawab dengan anggukan dan kembali pada sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fanfiction"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...