enambelas

3.4K 288 15
                                    

Pagi hari ini adalah pagi yang tak biasa untuk Nabila karena pagi ini Paul akan menjemputnya lalu mengantarkan dirinya pergi ke kampus. Pasalnya setelah Paul mengantarnya pulang, Nabila merasakan hal yang berbeda dengan dirinya. Akan tetapi Nabila masih belum mengetahui perasaan apa yang tumbuh di dirinya ketika bersama Paul. Dia memang menyebalkan, tapi dia lelaki yang bertanggung jawab, pikir Nabila.

"Pagi kakak ku yang paling cantik..."

"Pagi ibu ku yang ga kalah cantik..."

Nabila menyapa Salsa dan Raya dengan penuh riang. Salsa dan Raya yang sedang mengunyah nasi goreng pun terheran dengan sikap Nabila.

"Happy banget kayaknya dek." Ledek Salsa.

"Yeeuu emang kenapa kalau aku happy."

"Iya nih adek happy banget keliatannya. Ada apa si??" Tanya Raya.

Nabila hanya tersenyum mendengar ucapan ibu dan kakaknya itu.

"Yeuu ditanya ibu malah senyum-senyum sendiri. Kesambet kayanya tuh bu."

"Huusstt kakak ga boleh ngomong gitu."

"Tuh ga boleh ngomong gitu kata ibu. Kakak ga ikut seneng adik nya lagi happy mood gini??"

"Engga." Salsa membalas ucapan Nabila dengan nada datar yang membuat Nabila kesal sendiri dengan tingkah kakaknya itu.

"Ibuu.. itu kakak masa ga ikut seneng adiknya lagi seneng." Rengek Nabila dan Salsa tertawa setelahnya.

"Kak udah dong.." Raya melerai keduanya.

"Nih adek makan dulu abis itu kalian berangkat." Ucap Raya sambil menyodorkan sepiring nasi goreng untuk Nabila.

"Terimakasih ibu."

"Sama-sama sayang." Mereka pun melanjutkan sarapan pagi hari ini dengan ledekan yang terus Salsa berikan untuk adiknya. Senang sekali kalau Salsa sudah mulai jahil dengan adiknya itu. Hingga terdengar suara klakson mobil terdengar dari luar rumah. Nabila yakin pasti itu Paul. Setelahnya Nabila mendapatkan pesan masuk di ponselnya dan benar saja suara klakson mobil tadi adalah suara mobil Paul.

Nabila bergegas beranjak dari meja makan setelah sarapannya selesai.

"Loh dek ga bareng kakak?" Tanya Raya saat Nabila meminta tangannya untuk ka salim.

"Engga bu, adek dijemput sama temen. Duluan ya kak, bu, assalamualaikum." Ucapnya berlalu setelah menyalimi tangan Raya.

Tanpa Nabila ketahui, Salsa mengekori Nabila dari arah belakang. Kemudian Salsa mengintip dari balik pintu rumahnya. Salsa bisa melihat Nabila pergi dengan seorang laki-laki tapi wajahnya tidak terlihat karena laki-laki itu membelakangi posisinya.

"Hmm udah gede ternyata adik ku ini." Monolog Salsa.

Tak lama setelah Nabila pergi bersama Paul, mobil Rony tiba tepat di depan rumah Salsa.

"Bu, Salsa juga berangkat ya. Rony udah jemput kakak."

"Iya kak hati-hati ya."

"Assalamualaikum bu."

"Waalaikumsalam."

Rumah Raya kembali sepi saat kedua anaknya yang sedang berkuliah dan bekerja. Di saat seperti ini juga terkadang dia merindukan sosok suaminya itu. Tiga tahun tidak begitu mudah menjadi singel parent untuk dua orang anak. Apalagi anaknya semuanya perempuan, mereka juga mungkin butuh sosok laki-laki untuk sekedar menjadi peran sebagai ayahnya.

Raya memutuskan untuk pergi ke makam suaminya sebelum dirinya pergi ke arisan bersama teman-temannya lalu mampir sebentar ke rumah Dina untuk melihat ponakan kecilnya itu.

The Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang