Tepat sudah lima hari Salsa dan Rony berada di Bali. Hari ini adalah hari terakhir meeting bersama klien, dilanjut nanti malam mereka langsung kembali ke Jakarta. Karena besok juga mereka harus kembali ke kantor.
Di sebuah ruang private yang ada di restoran tersebut, terdapat dua orang yang saling berjabat tangan.
"Baik kalau begitu pak Rony, senang bekerjasama dengan anda." Ucap klien tersebut sambil menjabat tangan Rony.
"Kalau ada perihal yang ingin ditanyakan lebih lanjut, boleh langsung hubungi sekretaris saya." Ucap Rony yang menunjuk ke arah Salsa yang tepat berdiri di sampingnya.
"Aman pak.. siap siap.. Kalau begitu kami pamit dulu."
"Silahkan."
Klien tersebut dengan sekretaris nya bergantian menyalimi tangan Rony dan Salsa untuk berpamitan.
"Persiapan untuk balik ke Jakarta sudah siap pak." Ucap Salsa sopan.
"Hhmm oke." Jawab Rony dengan singkat.
"Dihh balik lagi ke setelan awal. Katanya mau berubah. Anehh.." hanya di dalam hati Salsa mengatai bosnya aneh.
Dengan tetap tenang dan tersenyum Salsa berucap seperti tadi. Karena Rony tengah berfokus dengan ponselnya.
"Ya sudah kalau gitu ayo kita balik ke hotel." Ucap Rony yang langsung bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu tanpa menunggu Salsa.
Sudah biasa Salsa mendapat perlakuan seperti itu. Rony yang selalu tiba tiba beranjak begitu saja. Itu lah yang membuat Salsa sering menubruk punggung Rony dari belakang. Karena langkah Rony yang lebar membuat Salsa sedikit terburu-buru. Tinggi Salsa memang hampir samanya dengan Rony, namun langkahnya menjadi kecil karena Salsa menggunakan heels dan terkadang dia membawa beberapa berkas di tangannya yang membuat dia sedikit kesulitan untuk berjalan menyamai langkah Rony.
Dengan pergerakan yang sedikit buru-buru, Salsa merapikan beberala berkas dan juga iPad yang ia bawa. Akhirnya Salsa keluar sambil berlari kecil untuk mengejar Rony ada di depan.
Rony yang sudah keluar dari restoran tersebut sudah masuk ke dalam mobil yang menjemput nya. Untung saja Salsa sudah memberitahu pak Danang untuk menjemputnya 30 menit sebelum meeting berakhir.
Salsa pun akhirnya sudah masuk ke dalam mobil dengan nafas yang sedikit terengah-engah namun berusaha harus tetap tenang.
"Sudah?" Tanya Rony.
"Sudah pak." Jawab Salsa dengan tersenyum agar tetap terlihat tenang.
"Pak Danang boleh jalan." Pinta Salsa.
"Baik bu."
Mobil mereka pun meninggalkan restoran dan langsung menuju ke hotel.
Selama di perjalan tidak ada obrolan. Semuanya tengah fokus dengan kegiatan nya masing-masing. Pak Danang yang fokus menyetir, Rony yang fokus dengan ponselnya dan Salsa yang fokus dengan pemandangan laut dari balik kaca mobil.
"Kita tidak ada jalan jalan kali ini Sal." Rony bersuara memecah keheningan.
Salsa menoleh ke sumber suara, yang berbicara masih terus asik dengan ponselnya. "Tidak apa apa pak."
Hening kembali. Sampai tak terasa mobil yang mereka tumpangi telah tiba di depan loby hotel. Mereka mengambil penerbangan pukul 10 malam nanti. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar hingga sehabis maghrib nanti mereka pergi ke bandara untuk kembali ke Jakarta.
***
"Arrghhh... Rony aneh Rony aneh Rony aneh." Geram Salsa. Kini dia sudah berada di dalam kamarnya. Dia tiba dari Bali tengah malam tadi."Aneh banget si tu orang. Kemarin kemarin aja sok manis gitu, terus pas di Bali jadi aneh lagi. Ga jelas banget bos gue. Katanya mau berubah, tapi masih aja kaya gitu." Kesal Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fanfiction"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...