Setelah keluar dari ruangannya dan meninggalkan Salsa yang masih di dalam, langkah Rony langsung menuju ke parkiran khusus untuknya dan langsung masuk ke dalam mobil.
Rony tersadar dari lamunannya saat dia sudah berada di dalam mobil dan mendengar suara ketukan dari luar kaca mobilnya. Salsa mengejar Rony yang tadi keluar begitu saja dari ruangannya dan meninggalkannya sendirian. Salsa tidak ingin satu minggunya yang sudah menjadi pacar dari atasannya itu berakhir ribut.
Setelah mengetuk kaca mobil Rony, Salsa langsung masuk ke dalam mobil Rony dan duduk di kursi penumpang bagian depan. Saat dirinya sudah masuk dan duduk, Salsa langsung memeluk Rony dari samping yang membuat sudut bibir Rony terangkat membuat sebuah senyuman.
"Pak maafin saya ya soal tadi. Saya janji deh bakalan berusaha buat manggil bapak pake kata sayang."
Tak ada respon dari Rony. Salsa mencoba mengintip wajah Rony dari bawah membuat kepalanya terdongak.
"Pak Rony saya kan lagi bicara, kenapa diam saja." Ucap Salsa dengan mencibikkan bibirnya.
"Hmmhh.. saya tidak mau kalau kamu masih manggil saya juga pakai sebutan bapak."
"Kan bapak atasan saya."
"Kan kamu pacar saya dan saya pacar kamu."
Salsa tak bisa berucap lagi.
"Selagi kita sedang di posisi sekarang, kita sedang tidak di dalam kantor atau sedang tidak bekerja panggil saya sayang. Saya selalu panggil kamu pakai kata sayang tapi kamu tidak pernah sebaliknya." Ucap Rony sedikit tegas yang membuat Salsa takut untuk melihat wajahnya lagi.
Masih dengan posisi memeluk Rony Salsa kembali berucap, "iya pak saya akan belajar manggil bapak pakai sebutan sayang."
"Sayang!!!". Koreksi Rony pada kata 'pak' menjadi 'sayang'.
"Iya sayang saya akan belajar manggil kamu pakai sebutan sayang."
"Aku!!". Koreksinya lagi pada kata 'saya' menjadi kata 'aku'.
Salsa menghela nafasnya sebentar lalu mengulang lagi ucapannya yang telah Rony koreksi tadi.
Seusai perdebatan itu mereka memutuskan untuk pulang. Di saat itu juga malah jadi Salsa yang merajuk pada Rony. Rony memikirkan cara bagaimana agar Salsa tidak merajuk adalah dengan dirinya akan menuruti semua keinginan Salsa. Dengan senang hati Salsa memberitahu Rony untuk keinginannya saat ini.
***
"Nab jadikan kita ke kafe yang di sebrang kampus?" Tanya Syarla yang sedang memoleskan bibirnya dengan lipmatte kesayangannya pada Nabila lewat pantulan kaca toilet.
Syarla dan Nabila telah menyelesaikan mata kuliahnya hingga sore hari. Mereka tengah membicarakan healing kecil kecilan seusai jam mata kuliah selesai hanya untuk pergi dan nongkrong di kafe yang ada di sebrang kampusnya.
Nabila yang sedang fokus membenarkan hijabnya lewat pantulan kaca toilet sambil menjawab pertanyaan Syarla tadi.
"Jadi Syar, aku juga udah laper banget. Mata kuliah hari ini bener bener menguras energi ku."
"Bener sih kata kamu, aku juga udah mulai laper."
"Dah selesai?" Tanya Syarla lagi yang melihat Nabila sudah selesai dengan hijabnya.
"Dah, yuk."
Mereka pun keluar dari toilet menuju parkiran mobil kampus lalu menuju ke kafe yang ada di sana.
Sesampainya mereka di kafe, mereka langsung memesankan menu yang menjadi favorit mereka.
"Nab aku aja yang pesenin, kamu cari meja yang kosong aja ya. Kamu mau apa?" Tanya Syarla yang sedang melihat menu list kafe tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fiksi Penggemar"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...