Tiga hari berlalu. Salsa pun masih bekerja sebagai sekretaris Rony di kantornya. Tiga hari juga Salsa berusaha untuk membuang rasa traumanya pada Rony dengan bekerja secara profesional. Rony pun sama, dia tidak lagi berbuat sesukanya pada Salsa. Walaupun ada kecanggungan dari dirinya dengan Rony, namun Salsa bisa mengatasinya.
Salsa tidak jadi resign juga dengan alasan dia sudah nyaman bekerja di perusahaan Rony. Selain itu mencari pekerjaan saat ini itu sangat sulit, biarpun dirinya berpengalaman sebagai sekretaris. Dia jug tidak mau ibunya mengetahui alasannya mengapa ia resign dari kantornya. Jadilah, Salsa masih bekerja di perusahaan Rony.
Waktu berjalan terasa cepat, hingga saat ini sudah waktunya pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Tapi tidak untuk Salsa, saat ini dia masih memeriksa beberapa dokumen dan ada dokumen yang haru Rony tandatangani untuk kebutuhan arsipnya.
"Permisi pak ini ada dokumen yang harus bapak tandatangani." Ucap Salsa sambil menyerahkan dokumen pada Rony yang sedang menatap layar laptopnya.
Rony pun menerima dokumen dari Salsa dan langsung menandatangani dokumen tersebut.
Setelah selesai Rony berucap pada Salsa, "Sal, malam nanti kamu ada acara?"
"Mm.. sepertinya tidak pak."
"Saya mau ajak kamu dinner. Do you mind?"
"Kalau kamu keberatan tidak apa apa Sal." Lanjut Rony, saat tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Salsa.
Salsa ingin menolak ajakannya, namun dia dapat melihat raut wajah kecewa bosnya yang akhirnya dia menerima ajakan Rony untuk dinner.
"Boleh pak. Ta-tapi bapak tidak akan macam-macam lagi kan."
"Tidak Sal. Tolong percaya sama saya ya kali ini. Saya tidak akan membuat kamu takut pada saya untuk kedua kalinya." Dapat Salsa lihat di mata Rony tidak ada kebohongan pada ucapannya. Selama tiga hari jua dari kejadian yang lalu, Rony bersikap profesional pada Salsa. Dia selalu teringat ucapan Paul bahwa tidak dengan perlakuan seperti kemarin jika untuk meminta maaf atau mengucapkan terimakasih, bahkan jika Salsa ingin menjadi miliknya, perlakukan Salsa dengan baik. Tidak seperti kemarin yang membuatnya menjadi takut pada dirinya sendiri.
Dan malam nanti Rony berencana untuk menembak Salsa untuk menjadi pacarnya. Rony sangat berharap ajakannya ini akan Salsa terima.
"Baik pak, saya tidak keberatan untuk dinner bersama bapak."
Senyuman Rony merekah, Salsa tidak menolak ajakannya. Salsa juga bisa melihat wajah Rony yang bahagia saat ajakan dinnernya tidak ia tolak.
"Baik kalau gitu, nanti saya jemput kamu jam 7 malam."
"Baik pak, akan saya share location nya melalui chat. Kalau begitu saya izin pamit pulang pak."
"Silahkan."
Salsa pun keluar dari ruangan Rony dan bersiap untuk pulang ke rumah.
Di dalam ruangan, Rony masih senyum senyum sendiri. Dia merasa bahagia, rencananya untuk menembak Salsa malam nanti berjalan lancar. Semoga Salsa juga menerima Rony menjadi pacarnya saat ia menyatakan perasaannya nanti.
***
"Nab.. kakak bingung harus pakai baju apa." Tanya Salsa pada Nabila yang masih meributkan dengan urusan outfit yang akan ia pakai untuk dinner."Kalau ini gimana kak?" Tanya Nabila dengan menunjukan setelan baju yang terlihat formal.
"Nab.. kakak mau dinner bukan mau ngantor lagi."
"Ini?" Ganti Nabila yang menunjukkan setelan gaun seperti ingin ke pesta pernikahan.
"Hahh.. capek kali aku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fiksi Penggemar"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...