Brakkk!!!
Suara gebrakan meja terdengar menyeluruh di dalam ruangan Rony.
Salsa, Naumi, dan Kemal– anak magang di kantor Rony, sedang menghadapnya yang tengah marah pada mereka.
"Kenapa bisa banyak sekali keuangan yang keluar?? Hahh? Jawab!!" Ucap Rony penuh dengan amarah.
Selama Salsa bekerja menjadi sekretaris Rony tidak pernah dia melihat atasannya sampai marah seperti itu.
Semua orang tersentak kaget mendengar suara Rony yang penuh dengan amarah.
"Kalian kerja becus ga sih? Hah? Kenapa kalian ga teliti sampe mengeluarkan uang sebanyak itu?"
Belum ada yang berani menjawab ucapan Rony. Pandangan mereka tertunduk melihat lantai yang dingin dengan perasaan yang sangat dingin juga di ruangan ini.
Alasan Rony yang begitu marah adalah karena berawal dari kesalahan seorang anak magang di kantornya. Ya, Kemal lah anak magang tersebut. Kemal berada di divisi yang sama dengan Naumi, yaitu divisi pemasaran yang berarti Kemal berada di naungan Naumi atu menjadi bawahannya.
Kemal yang tengah sibuk dengan tugas lain yang dari kampusnya itu harus terbagi fokusnya untuk mengerjakan tugas dari pekerjaannya.
Kemal telah melakukan kesalahan, yaitu dengan menuliskan nominal yang lumayan besar yang seharusnya nominal itu tidak besar dan nominal itu sudah ditentukan oleh Naumi pada proposal projek yang akan mereka jalani. Tentu, menjalankan sebuah projek harus dengan persetujuan dari pak dirut dan itu melalui Salsa, sekretaris kantor ini.
Naumi pun salah, dia tidak mengecek ulang hasil dari pekerjaan anak buahnya. Mereka disini masih perlu belajar dan butuh bimbingan dari karyawan lain sebagai atasannya untuk membimbing mereka. Namun karena Naumi terlalu mempercayakan pekerjaan Kemal menjadikan kesalahan itu terjadi.
Salsa pun tidak memeriksanya kembali sebelum proposal itu benar benar berada di tangan Rony.
Salsa juga merasa bersalah karena dirinya yang tidak teliti untuk memeriksa pengajuan proposal dari Naumi. Fokusnya pada saat itu benar benar terbagi. Rony yang sakit kembali setelah Salsa merawat nya membuat Salsa harus bekerja dengan ekstra.
Hampir satu minggu Rony tidak masuk kantor karena demamnya yang kembali tinggi membuat Salsa bekerja sendiri. Hampir satu minggu ini Salsa haris disibukkan dengan bolak balik ke rumah Rony hanya untuk meminta tandatangannya. Belum lagi jika ada klien yang meminta jadwal meetingnya untuk dilakukan di luar kantor. Membuat Salsa harus bolak balik ke kantor dan tempat untuk meetingnya.
Pernah suatu hari, mobil Salsa masuk bengkel yang membuat Salsa harus menggunakan ojol untuk berangkat ke kantor. Dan di hari itu, harinya benar benar sibuk. Dia harus menggantikan Rony yang tengah sakit yang membuat dia harus mempelajari beberapa materi meeting. Tak hanya itu, dia harus ke rumah Rony untuk meminta tandatangannya. Dengan tidak membawa kendaraan pribadi, membuat Salsa sedikit repot.
Berkas berkas yang harus dia bawa, kemacetan yang membuat dirinya hampir terlambat dan rasa sakit pada tumit atasnya karena dia telah lama berjalan kaki membuatnya sedikit terluka. Hari itu dia merasa sangat lelah dan hampir ingin menyerah di harinya.
Dengan begitu, Salsa tidak memeriksa kembali pengajuan yang Naumi berikan padanya.
Salsa merasa takut jika berhadapan dengan Rony yang seperti ini.
Nafas Rony masih memburu karena amarahnya. Rony memang seorang yang sangat teliti dengan pekerjaannya. Bukannya dia pelit atau tidak mau mengeluarkan dana yang besar, melainkan masih banyak kebutuhan di perusahaannya yang memang sangat dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fanfiction"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...