"Maaf bu tunggu dulu. Apakah ibu sudah ada janji dengan pak Rony?" Tanya Salsa baik-baik setelah melepaskan cekalan tangannya dari perempuan itu.
"Kamu sekretaris nya Rony?" Tanya perempuan itu.
"Betul bu saya Raina sekretaris pak Rony." Jawab Salsa ramah.
"Oke." Ucap perempuan itu singkat. Lalu dia kembali melangkah masuk ke dalam ruangan Rony.
Salsa tak bisa menahan langkah perempuan itu lagi karena dia sudah membuka pintu dan langsung masuk begitu saja.
"Yuk Sal ke ruangan meeting, udah siap kan ruangannya." Ucap Rony tanpa menoleh ke arah pintu yang terbuka. Rony yang masih ingin mematikan laptopnya itu tak melihat jika orang yang masuk ke ruangan bukanlah Salsa.
"Hai sayang udah makan siang." Ucap perempuan itu dengan mendekat ke arah Rony lalu berdiri di belakang kuris Rony dengan kedua tangannya memeluk leher Rony dari belakang.
Rony pun tersadar jika perempuan itu bukanlah Salsa, melainkan anak dari rival papanya.
"Kamu??! Ngapain kamu kesini." Ucap Rony seraya melepaskan tangan perempuan itu.
Ya, perempuan itu bernama Amanda Putri Wibowo anak dari rekan kerja Dewantara, Adi Wibowo, yang sekarang menjadi rivalnya. Dulu, Amanda sering kali ikut meeting bersama Wibowo dengan Dewantara. Mereka pernah memiliki kontrak kerjasama. Amanda kerap kali melihat Rony yang beberapa kali berada di kantor Dewantara saat itu.
Rony tidak mengetahui jika Amanda menyukai dirinya tapi sering kali Rony mendapatkan pesan dari nomor yang tak dikenal dan ternyata nomor itu adalah nomor Amanda. Pesan yang selalu berisikan bahwa Amanda mencintai Rony pada pandangan pertamanya.
Sikap dingin dan cuek Rony yang membuat Amanda semakin jatuh cinta pada Rony.
Wibowo yang mengetahui anaknya mencintai Rony, membuat dirinya ingin merencanakan sesuatu kembali setelah dia melenyapkan nyawa Dewantara dengan sahabat nya kala itu. Dan sekarang lah saatnya, Amanda melakukan tugas dari papanya untuk menghancurkan kembali perusahaan Dewantara yang diteruskan oleh anaknya. Amanda dengan senang hati menerima tawaran dari papanya dengan iming-iming Wibowo juga akan mendekatkan dirinya dengan Rony, jika rencana mereka berhasil.
Rony pun bangkit dari kursinya lalu pergi keluar meninggalkan Amanda sendirian. Namun di ambang pintu sudah ada Salsa yang menyaksikan dua orang yang tak jauh darinya. Salsa mendengar Amanda yang bilang sayang pada Rony dan memeluknya mesra.
"Sal-", Salsa pergi meninggalkan Rony dan Amanda yang masih ada di ruangan Rony. Rony yang ingin mengejar Salsa namun ia urungkan. Dia berbalik badan dan mendekat ke arah Amanda. Tentu, Amanda mengira Rony akan memeluknya atau ingin mengucapkan sesuatu padanya.
"Saya tidak ada urusan dengan kamu. Karena papa kamu sudah buat papa saya dan sahabatnya meninggal karena kecelakaan akibat ulah papa kamu." Rony menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Rony memang sudah mengetahui kronologi kecelakaan papanya adalah akibat ulah dari Wibowo yang sengaja memutuskan rem mobil sehingga rem mobil yang Dewantara kendarai menjadi blong. Namun dari Rony maupun Salsa belum mengetahui jika ayah dan papanya pernah bersahabat sehidup semati. Yang mereka saling tahu masing-masing dari orangtuanya memiliki sahabat yang begitu baik.
"Kan itu kecelakaan sayang dan papa ku juga sudah meminta maaf kan." Ucap Amanda enteng sambil dirinya merapihkan kerah baju Rony. Rony semakin geram dibuatnya. Anak dan bapak sama saja tidak tahu malu.
"Terserah!!! Dan jangan pernah muncul dihadapan saya lagi karena saya tidak mencintai dan menyukai kamu." Tegas Rony pada Amanda. Rony yang tahu isi dari pesan yang Amanda kirimkan untuknya adalah tentang ungkapan perasaan Amanda untuk dirinya, sehingga sekarang ini Rony mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak mencintai Amanda berharap Amanda tidak lagi mengirimkan pesan-pesan bualannya itu karena pasti tidak akan pernah Rony balas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fiksi Penggemar"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...