Beberapa hari setelah Rony menginap di rumah Salsa, hubungan mereka pun menjadi semakin dekat. Salsa yang sudah menunjukkan sifat manjanya pada Rony. Namun berbeda saat Salsa sedang ada di kantor. Mode sekretaris akan kembali melekat pada dirinya. Dia pun masih tegas pada Rony jika ingin melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan di kantor. Mereka masih saling diam-diam curi perhatian dan curi pandang saat berada di kantor.
Seperti sekarang, Rony dan Salsa tengah berjalan ramaian dengan para kolega Rony. Tentu, Salsa yang selalu berada di belakang sisi kanan Rony. Mereka tengah berjalan keluar dari kantor untuk mengantar partner kolega Rony untuk sampai ke depan kantor. Dengan begitu, mereka seperti tengah berkumpul yang membuat Salsa semakin dekat di belakang Rony.
"Terimakasih banyak pak sudah bersedia datang ke perusahaan kami." Ucap Rony seraya menjabat tangan pak Bambang selaku kolega bisnisnya.
"Sama-sama pak Rony, kami senang bekerjasama dengan anda." Ucap pak Bambang membalas jabatan Rony, setelahnya dia beralih menjabat tangan Salsa lalu Salsa pun menerimanya.
Pak Bambang telah pergi meninggalkan area perusahaan Rony dan kini Rony dan Salsa melenggang masuk kembali ke dalam kantor. Mereka berjalan beriringan sesekali punggung tangan mereka terayun dan bersentuhan.
Mereka langsung berdiri ke arah lift khusus untuk direktur, Salsa pun ikut menaiki lift tersebut karena permintaan Rony. Tak butuh waktu lama setelah Salsa menekan tombol lift agar pintu lift terbuka.
Saat mereka sudah berada di dalam lift, Rony langsung memeluk Salsa hingga Salsa hampir terhuyung ke belakang.
"Kita lagi di kantor loh ini." Ucap Salsa.
"Ga papa ga ada yang liat ini. Ini bukan lift umum." Salsa hanya bisa mendengus sebal.
"Capek." Rengek Rony yang kepalanya ia tenggelamkan di ceruk leher Salsa.
"Namanya kerja pasti capek."
"Nanti pulangnya ke apartemen aku dulu ya, aku mau ambil barang punya Paul." Ucap Rony setelah melerai pelukannya dari Salsa.
"Iyaa."
Salsa dan Paul sudah saling memaafkan. Malahan Paul yang selalu menggoda Rony dengan obrolan-obrolan dewasanya.
Selain itu, kedua orang tua mereka juga sudah saling mengetahui dan mendukung jika anak-anaknya sudah berpacaran dan hendak melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
***
"Hahh capek banget hari ini." Saat mereka sudah tiba di unit apartemen Rony, Rony langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king size miliknya. Salsa? Dia selalu pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk sekedar cuci tangan dan kakinya.Salsa yang melihat pintu kamar Rony terbuka dia langsung masuk ke dalam, tentu sudah izin dari Rony jika Salsa pun boleh masuk ke dalam kamarnya dan melakukan apa saja di unit nya.
Salsa melihat Rony tengah tertidur pun langsung mendekat ke arahnya. Duduk di sisi ranjang sambil mengurai lembut rambut hitamnya.
"Capek sayang? Hmm??" Rony hanya mengangguk matanya terpejam menikmati tangan lembut Salsa di kepalanya.
"Makan dulu yuk abis itu kamu anterin aku pulang ya."
"Kamu ga mau tidur disini aja?" Ucap Rony sambil menaik turunkan alisnya.
"Ga ah nanti yang ada kita ga bangun bangun sampe besok. Dah ayo bersih bersih dulu, aku mau pesen makanannya dulu."
Rony selalu seperti itu. Jika mereka sedang berada di unit apartemen miliknya, Rony akan memancing Salsa untuk menginap di sana. Tentu, Salsa selalu menolak ajakannya. Dia takut sendiri jika kejadian Rony menginap di rumahnya itu akan terjadi lagi. Salsa takut jika Rony akan melakukan lebih selain memasukkan jarinya ke dalam kewanitaannya. Cukup malam itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fanfiction"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...