"Silahkan duduk dulu Sal, saya ke kamar dulu sebentar."
"Baik pak." Salsa pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumah tersebut.
"Ehh tapi kok rumah pak Rony kaya dejavu ya, kok aku kaya pernah kesini." Salsa tersadar jika dia pernah berkunjung ke rumah megah ini.
Seseorang tengah berjalan memasuki rumah tersebut yang membuat atensi Salsa menuju padanya.
"Lohh kamu..??" Ucap Salsa pada seseorang itu.
Seseorang itu tidak menyadari jika ada orang di ruang tamu rumahnya. Dia menengok ke arah sumber suara, ternyata yang memanggilnya adalah kakak dari sahabatnya.
Ya, orang yang Salsa lihat melewati dirinya itu adalah Syarla teman Nabila.
"Loh kak Salsa. Kakak ada perlu sama aku? Atau ada barang Nabila yang ketinggalan di rumah aku?" Tanya Syarla.
Keduanya tidak saling mengetahui entah dari Syarla maupun Salsa baru pertama kali bertemu saat Salsa ke rumahnya ini untuk menjemput adiknya.
Syarla juga yang belum mengenal jauh sosok kakak dari sahabatnya ini adalah sekretaris dari abangnya. Begitupun Salsa, belum mengetahui jika Syarla adalah adik dari bosnya.
"Ohh atau kakak ada perlu sama abang?"
"Hah? Abang? A-abang siapa?" Salsa merasa bingung karena dia belum mengetahui yang siapa sebenarnya Syarla.
"Abang Rony kak. Kakak temennya abang Rony kan?" Tanya Syarla lagi.
"Oh iya aku sekretaris pak Rony." Jawab Salsa.
"Ohiya?? Kok Nabila ga pernah cerita soal kakak jadi sekretaris abang."
"Hehehe."
"Abangnya mana kak?" Tanya Syarla yang melihat di sekitarnya tidak menemui kakaknya.
"Tadi pak Rony ke kamar sebentar katanya."
"Ka Salsa betah kerja sama abang?" Tanya Syarla dengan sedikit memelankan suaranya.
"Kakak tau kan dinginnya abang kaya gimana. Kaku juga orangnya. Hufttt... Aku aja capek yang jadi adeknya ga pernah dipeduliin." Syarla bercerita pada Salsa mengenai abangnya dengan raut wajah yang terlihat sedih.
Yang Syarla keluhkan pada Nabila juga adalah mengenai abangnya yang terkesan dingin, cuek dan tak peduli. Biarlah Rony bersikap seperti itu pada orang lain tapi tidak dengan keluarga nya.
Salsa merasa iba mendengar keluhan Salsa tentang bos sekaligus kakak dari Syarla. Dia tahu bagaimana sikap Rony di kantor. Salsa memaklumi sikap Rony padanya karena Salsa orang lain di hidup nya. Tapi jangan sampai Rony bersikap juga seperti dirinya di kantor.
Syarla menjadi keterusan bercerita pada Salsa yang awalnya dirinya hanya bertanya bagaimana perasaan Salsa bekerja sebagai bawahan abangnya itu, malah Syarla yang mengungkapkan bagaimana perasaan nya menjadi adik dari seorang Rony.
"Aku capek kak sama sikap abang. Abang udah ga peduli lagi sama aku, apalagi sama mama. Aku butuh banget abang buat rawat mama bareng bareng. Tapi dia malah kaya gitu. Aku capek." Ucap Syarla sedikit terisak.
Salsa hanya mampu mengusap punggung Syarla dan mendengarkan keluhannya selama ini.
Tanpa mereka sadari, Rony tengah memperhatikan keduanya. Dia juga mendengar keluhan Syarla yang selama ini dia sadari juga kurang peduli pada adiknya.
Mungkin dirinya memang harus pelan pelan berubah.
"Semenjak papa ga ada, abang berubah kak. Tapi sebelum itu abang memang orang yang baik. Abang sayang banget sama aku sama mama. Tapi karena mungkin kesabaran abang habis menghadapi mama yang seperti itu, mama yang terus terusan belum menerima kepergian papa, mama sendiri yang mencelakai dirinya. Katanya biar bisa nyusul papa juga. Abang kesel karena mama sering keluar malem dan di jalan mama ngendarain mobilnya ngebut banget sampe mama kecelakaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Boss
Fanfiction"Rony Baskara Dewantara, Direktur Utama." Ucap Caca yang melihat papan nama di atas meja bosnya. Dialah Rony Baskara Dewantara, direktur utama di perusahaan properti yang terbilang sukes ini menggantikan posisi sang ayah. "Kok bisa ada direktur ut...