[Fanfiction]
"Aku hanya ingin bahagia.. "
Berkisah seorang anak laki-laki yang mempunyai mental yang sedikit lemah karena trauma nya yang sering muncul di ingatannya.
Karena itu, keenam kakak dari nya pun berusaha untuk menyembuhkan adik bungsunya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Duri.. " "Hm? Iya kenapa bang? "
Berat rasanya ingin menanyakan. Itu yang dirasakan oleh Halilintar saat ini, dengan bertatap muka dengan adik yang di curigai nya.
Si sulung itu menghela nafas panjang dan mulai berbicara.
"Oke Duri, to the point.. Saat hari dimana Solar mengalami kejadian itu, kamu pergi kemana? "
"Hmm? Bukannya Duri udh izin ya? "
Sudah, Hali tidak tahu harus berbicara apa. Dia pun kembali berfikir keras sambil menatap wajah adik yang terkenal dengan sifat polosnya itu yang tersenyum kepadanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Iya, kakak tahu.. Tapi kamu harus ceritakan semuanya, kau pergi kemana? "
Duri sedikit terkekeh mendengar pertanyaan kakak sulungnya itu dan seketika memasang wajah seriusnya.
"Jadi, apa kakak mencurigai ku? "
Mengerikan, sungguh mengerikan. Wajah yang awalnya sangat ceria dan polos itu tiba-tiba menjadi sangat serius dengan senyuman smirk yang menghiasi wajah itu. Netra Hijau Zamrud itu menatap tajam netra merah ruby kakak sulungnya yang ada di hadapannya.
Halilintar terkejut melihat ekspresi adiknya itu yang seketika berubah drastis, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Siapapun tolong bantu aku batin nya.
"Tidak, kakak hanya ingin tahu saja.. "
"Hmm.. Begitu? "
"Ceritakan Duri, kakak ingin mendengar cerita mu.. Apa kamu disuruh? "
Duri hanya terdiam sejenak dan kembali menatap kakaknya itu dengan wajah yang seperti semula.
"Jadi... Begini"
. . . . . . . . . . . . .
Hari ini, adalah hari pemeriksaan ulang Solar dengan psikolog di rumah sakit. Tetapi ia tidak sendiri, ia di temani oleh Gempa untuk menuju ke ruang konsultasi mental.
Sesampainya di ruangan itu, sebelum masuk Solar melihat Gempa dengan tatapan ragu untuk masuk ke dalam. Gempa tersenyum dan mengelus kepala adiknya itu.
"Tidak apa.. Kakak akan tunggu disini"
Solar hanya mengangguk pelan dan berjalan masuk ke ruangan itu.
Terlihat ruangan yang cukup luas dengan dinding berwarna putih dengan hawa dingin yang berasal dari pendinginan udara di dalam ruangan itu. Terlihat seorang wanita ber jas putih dengan rambut coklat panjang nya itu duduk di kursi dokternya sambil melihat-lihat dokumen-dokumen nya.
"Selamat pagi, kak Layka.. "
"Eh, udh dateng ya? Sini duduk.. "
Dialah Layla Azzhakiellaseorang psikolog yang selalu memantau keadaan Solar sekaligus sebagai sahabat bagi Solar karena ia sudah menemaninya sejak dia di rumah sakit.
Solar pun menuruti Layla dan duduk di sofa depan kursi dokter nya itu.
"Oke.. Kita mulai pemeriksaan nya ya, jadi kamu harus jawab semua pertanyaan yang ada di kertas ini dengan jujur.. Paham? "
Layla memberi selembar kertas kepada Solar yang berisi 10 soal yang harus ia jawab.
Apakah dia harus jujur?
⚋
“Jika seseorang mengatakan bahwa kamu itu lemah, anggap saja itu angin yang kencang melewati mu”