(14)

232 26 2
                                    

BRAK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BRAK..

"Sial, ternyata yang dikatakan oleh kak Hali benar.. "

Seorang remaja laki-laki yang terlihat kesal dengan pengakuan dari saksi kejadian yang di alami Solar 2 bulan lalu.
Ya, itu adalah Blaze yang baru saja menginterogasi seorang siswa yang berasal dari kelas yang katanya sama dengan si pelaku pelecehan itu.

"Tapi, mana mungkin Duri melakukan itu? Dia... Huh! "

Blaze memijit keningnya, ia sekarang berada di antara harus percaya atau tidak dengan pengakuan itu.
Wajar saja, Duri yang merupakan adik paling polosnya itu melakukan hal yang tidak wajar seperti itu?

Terlebih lagi, Blaze tahu bahwa Duri itu di paksa oleh seseorang.
Berani nya dia memaksa adik kesayangan ku itu, baku hantam ama gue sini! Batin nya.

Dia melanjutkan perjalanan nya menuju ke ruangan CCTV untuk menghampiri kembarannya, Ice.
Ia membuka pintu ruangan itu dan melihat sosok insan yang sedang memantau CCTV dengan menggunakan hoodie biru muda khas nya.

"Bagaimana, Ice? " tanya nya.

Ice yang mendengar sesorang memanggilnya itu pun memutar kursi  yang ia duduki menghadap ke belakang.

"Tidak, aku tidak menemukannya.. "
"Sial... "

Blaze yang sedang pusing disertai dengan perasaan bingung itu memilih untuk duduk di kursi kosong di samping Ice dan kembali memasang muka serius, sepertinya ia sedang berfikir?

"Sejak kapan kau seserius ini? "

Blaze mendengus kesal mendengar pertanyaan dari adik kembarnya itu.

"Serius lah! Emang gue gak pernah serius? " jawabnya.

"Memang iya.. "
"Asu.. "

Ice kembali fokus kepada layar-layar rekaman CCTV itu.
Suasana menjadi hening, dengan Ice yang masih setia memantau dan Blaze yang masih berfikir keras.
Tetapi keheningan itu tidak berlangsung lama—

Brakk!

"YA ALLAHH!! "
"ASTAGFIRULLAH!! "

Duo temperatur itu terkejut mendengar suara gebrakan pintu yang keras.
Terlihat si angin muson—Ekhemm.. Taufan yang sedang mengatur nafasnya karena berlarian?

"Woi.. "
"Minimal salam.. "

Taufan merasa kesal dengan perkataan Blaze, akan lu gak liat aku lagi ngos-ngosan? Batin nya.

"Gini, gue punya informasi.. "

Taufan menghampiri Blaze dan Ice dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan ancaman? Yang du tulis dengan tinta merah.

"Apaan nih? " tanya Ice.
"Gue nemu di TKP.. " jawab Taufan.

Blaze dengan seksama membaca tulisan yang ada di sehelai kertas tersebut, tulisannya sedikit luntur mungkin terkena air hujan?

⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋

Kalau kalian menemukan kertas ini, jangan sekali-kali kalian melaporkan atau menyelidiki kasus di gudang tempat kertas ini kepada polisi, atau ku bunuh si sialan jenius itu...

⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋

"A—apa-apaan.. "
"Ini ancaman? "
"Siapa sialan jenius itu? "

Ketiga orang itu kini berfikir, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan si sialan jenius itu?
Apakah mungkin siswa lain? Atau salah satu dari mereka.

Mata Taufan terbelalak setelah mengetahui yang dimaksud itu.

"Kenapa Fan? " tanya Blaze.

Taufan memasang muka serius dan menatap kedua adiknya itu.

"Sialan jenius itu adalah..... "

Taufan berbisik di telinga kedua adiknya itu dan seketika Blaze dan Ice berteriak.

"SOLAR?!! "


TBC

Trauma? [Angst]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang