6. hoon+sahi

171 3 0
                                    

jihoon × asahi

"Aku pulang..." Pecah Jihoon yang baru saja berjalan memasuki kediamannya. Ia berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu sambil melepas jas dan menyampirkannya di bahu sofa. Dahi Jihoon mengkerut karena Ia belum juga mendengar suara balasan ucapan selamat datang dari istri mungilnya. "Asahi?" Panggil Jihoon sambil berjalan menuju kamarnya namun nihil. Ia berjalan ke arah dapur dan hasilnya pun sama. Ia mencari ke kamar mandi, ruang kerjanya, garasi namun tetap sama, Ia tetap tidak menemukannya. "Asahi? Kau dimana?" Panggil Jihoon dengan suara yang sedikit keras berharap sang Istri menyahut, namun Ia tidak kunjung mendapat jawaban. Dengan rasa cemas Ia berjalan cepat kearah pintu utama untuk mencari di luar rumah, namun saat Ia melewati taman belakang rumahnya Ia dikejutkan dengan Sang Istri, Asahi yang sedang berada di bawah pohon apel sambil menatapnya keatas.

"Astaga Asahi! Apa yang kau lakukan di luar sini?! Kau membuatku cemas setengah mati kau tahu?!" Ucap Jihoon sambil berjalan tergesa kearahnya. Yang dipanggil segera membalikan badan dan berucap "Oh! hai Suamiku. Kau sudah pulang? Kenapa kau tidak memanggilku?" Tanyanya sambil memiringkan kepala. Jihoon dibuat tercengang dengan penuturannya. Sambil menutup mata dan menarik napas panjang Jihoon berkata lembut "Iya, aku sudah pulang. Aku memanggilmu dan mencarimu dimana-mana namun tidak ada. Ku pikir sesuatu yang buruk terjadi padamu..." Ia berhenti sejenak menunggu respon dari sang lawan bicara namun yang Ia dapat hanya pandangan polos. Jihoon menghela napas panjang kembali dan melanjutkan "Sebetulnya apa yang kau lakukan disini malam-malam begini? Kau tahu ini sudah pukul 10 malam? Tidak baik untuk mu dan bayi ku. Aku tidak ingin kalian berdua kenapa-kenapa" Asahi terkejap dan seketika tertawa kecil yang membuatnya dihadiahi tatapan bertanya dari Jihoon.

"Eyy lihat ayahmu Nak, protektif sekali..." Balasnya sambil mengelus perutnya yang membuncit. Jihoon menatapnya tajam dan siap untuk mengeluarkan ceramahnya namun Asahi dengan cepat berkata "Iya maaf aku membuatmu khawatir. Aku juga baru saja kesini. Omong-omong kau lihat buah apel itu? Yang berwarna merah menggoda, berkulit mulus, mengkilap itu? Aku ingin itu Jihoon..." Tunjuk Asahi ke buah apel yang berada cukup tinggi sambil memasang wajah memohon ke Sang Suami "Jihoon dibuat diam seribu bahasa sambil menatap Asahi tanpa ekspresi. "Ambilkan ya Ayah? Anakmu yang meminta loh" Sambungnya sambil mengambil tangan kanan milik Jihoon dan meletakkannya di atas perutnya.

"Kau... Ingin... Aku... Mengambilnya?... Naik keatas pohon itu?" Tanya Jihoon lemas. Asahi mengangguk semangat sambil menepukan kedua tangannya "Betul! Kau tahu kan tongkat yang biasa Pak Kim pakai untuk mengambil buah dari pohon patah, jadi ya... Kau harus memanjat" Balasnya sambil tersenyum manis. Jihoon ingin menangis rasanya. Ia sudah lelah bekerja hari ini, banyak sekali pekerjaan yang Ia urus karena sang bos sedang cuti dan sekarang Istrinya memintanya untuk mengambilkan buah apel yang berada di atas pohon. "Sayang... Ba-bagaimana kalau besok saja ku belikan Apel di supermarket? A-Akan ku belikan berkilo-kilo untuk mu ya? Sudah malam ayo lekas masuk" Ucapnya sambil merangkul pinggang Asahi berniat ingin membawanya masuk kedalam rumah. 

Raut wajah Asahi berubah seketika sambil berkata penuh penekanan "Se-ka-rang. Aku ingin sekarang dan rasa apel di rumah ini jauh lebih enak di bandingkan apel mana pun" Asahi melepaskan tangan Jihoon dari pinggangnya berjalan mendekat ke pohon apel tersebut kemudian melepas alas kakinya dan bertindak seolah-olah Ia akan memanjat pohon tersebut. Ia melihat kearah Jihoon sambil berkata dengan tegas "Kalau kau tidak mau mengambilnya, aku sendiri yang akan mengambilnya dengan tanganku"

Jihoon menaikan sebelah alisnya, tak habis pikir dengan jalan pikir Istrinya "Jangan gila. Kau bisa terjatuh nanti. Diam disitu" Jihoon berjalan kearah Asahi dan berhenti tepat di depannya sambil menggulung kemeja yang Ia gunakan sampai siku. "Untung saja aku cinta padamu dan sudah terbiasa dengan sikapmu yang luar biasa mengejutkan dan melatih kesabaran" Asahi hanya menyengir "Iya, hati-hati ya jangan sampai jatuh" Jihoon mendengus dan mulai memanjat pohon apel tersebut. 

ketika tangannya sudah hampir sampai ke buah apel yang diinginkan Istrinya tiba-tiba kakinya tergelincir namun untungnya tangannya masih dapat menahan agar Ia tidak jatuh. Asahi yang melihatnya dibuat terkejut dan refleks berteriak "Jihoon hati-hati! Aku tidak ingin ketika bayiku lahir aku sudah menjadi orantua tunggal!" Mendengar itu Jihoon langsung menengok kearah Asahi sambil melotot, namun Asahi hanya tertawa kikuk sambil berkata "Aku bercanda. Cepat ambil dan kita masuk kedalam rumah" Sambil mengibaskan kedua tangannya memberi isyarat agar Jihoon bergerak lebih cepat.

Tak lama Jihoon berhasil mendapatkan apel yang diidam-idamkan oleh Sang Istri. Kemudian dengan mudahnya Ia turun dari pohon tersebut. Sambil menepuk-nepukkan baju serta celananya Asahi tiba-tiba berlari dan langsung memeluknya erat kemudian mejauhkan badannya sedikit untuk melihat wajah sang Suami "Terimakasih... Kau benar-benar suami yang baik" Ucapnya sambil mengalungkan tangannya di leher Jihoon sembari memberikan senyumnya yang amat manis. Jihoon yang melihatnya menghela napas sejenak "Hm ya. Terimakasih untuk pujiannya" 

Asahi dibuat tertawa dan menggandeng salah satu tangan Jihoon "Ayo! Masuk kedalam. Aku sudah membuatkan mu sup sapi kesukaanmu. Oh iya! Berikan apelku! Aku ingin memakannya sekarang!" Ucapnya sambil berusaha mengambil apel yang ada di tangan Jihoon namun gerakan terhenti ketika Jihoon menghalangi tangannya sambil berkata "Aku tau kau sangat menginginkan ini tapi biarkan aku mencucinya terlebih dahulu. Ini kotor Asahi..." Asahi kemudia mengerucutkan bibirnya "Iya ya... Ayo Ayah! Kita masuk kedalam..." Ucapnya sambil berlari kecil meninggalkan Jihoon yang masih diam ditempatnya sambil melihat kearahnya. Diam-diam Jihoon tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya dan ikut masuk kedalam rumah.

end.

story about us -Treasure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang