9. haru+hoon -part.2 🔞

279 14 7
                                    

haruto × jihoon
🔞

Hening. Tidak ada yang membuka suara sampai akhirnya Haruto berucap sambil tersenyum lebar "So, kirimkan anak yang lain ke Jepang. Aku akan menyimpan yang satu ini untuk Ku" Junghwan segera menjawab "Baik bos, akan Ku persiapkan anak yang lain" Junkyu dan Jeongwoo saling bertatapan, dan Yoshi hanya tersenyum tipis. Menarik.

xxx

Jihoon membuka matanya perlahan. Pemandangan yang pertama Ia lihat yaitu langit-langit ruangan yang berwarna putih gading. Tunggu, seingatnya Ia tadi tidak berada di ruangan seperti ini. Ingin mencoba untuk bangun namun Ia rasakan ikatan di kedua pergelangan tangannya. Sialan, siapa yang berani mengikat kedua tangannya seperti ini? Jihoon sibuk berusaha melepaskan ikatannya namun tak lama Ia mendengar suara pintu di buka. Muncul sosok yang tadi Ia duga sebagai sang Bos.

"Oh, Sudah bangun rupanya" Ucapnya sambil berjalan mendekat dan duduk di kursi sebrang tempat tidur Jihoon. Padangan Jihoon tak lepas dari gerak gerik Haruto. "Kau lapar? Apa ingin-" "Bisakah kau lepaskan ini? Ikatan ini membuatku tidak nyaman" Jihoon menyela perkataan Haruto sambil mengangkat tangan menjulurkannya kearah Haruto. "Hm? Setelah apa yang kau perbuat di ruangan tadi? Tidak" Haruto menolak sambil tersenyum tipis. Jihoon yang kesal merotasikan matanya "Anak buah mu saja yang lemah, ku tendang sekali langsung merintih kesakitan. Payah."

Haruto tidak membalas hanya diam memperhatikan Jihoon. "Ngomong-ngomong siapa namamu? Setidaknya aku harus tau nama orang yang menculikku kan?""Haruto" Jihoon menaikan salah satu alisnya, Haruto hanya mendengus pelan "Namaku Haruto" Jihoon membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk pelan "Aku Jihoon" "Sudah tahu"

Jihoon memicingkan matanya "Baik kalau begitu. Hei, tadi kau menawari ku makan kan? Aku ingin makan sekarang. Lambungku kambuh sepertinya" Haruto tertawa kecil mendengar apa yang baru saja di katakan Jihoon. Unik sekali anak ini batinnya. Haruto bangun dari tempat duduknya berjalan kearah Jihoon dan mengacak rambutnya pelan "Segera princess" dan berjalan keluar kamar. Jihoon menatap tajam punggung Haruto, apa katanya? mau cari mati?.

xxx

Jihoon takjub melihat hidangan didepannya, begitu mewah menurutnya untuk seorang korban penculikan. "Wah ini betul untukku semua? Seharusnya ku ajak teman-temanku kesini bila tahu akan mendapat makanan sebanyak ini" "Berisik, sudah cepat sini berikan tanganmu" Jihoon dengan cepat menjulurkan lengannya kearah wajah Jeongwoo membuatnya menghindar seketika. Bocah gila. Setelah dibuka, Jihoon langsung melahap makanan yang tersedia di depannya. "Pelan-pelan, kau bisa tersedak" Yoshi mengingatkan, Jihoon dengan mulut penuh mengalihkan pandangan ke arah Yoshi dan menelan makanannya. "Cacing di perutku kelaparan, omong-omong kau siapa?" Baru ingin menjawab, Jeongwoo memotong "Dia Yoshi. Apa kau tidak takut?"

Jihoon mengerutkan keningnya "Takut? dengan siapa?" Jeongwoo membuka mulutnya tak habis pikir mendengar jawaban Jihoon "Ya Kami? Kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi denganmu setelah ini?"Jihoon mengedikan bahunya "Yoshi, Apa perlu kita belah kepala bocah ini. Siapa tau ada sesuatu yang salah di otaknya" Yoshi menarik napas panjang " Sudah lah Jeongwoo, lagi pula sekarang dia adalah barang milik Bos. Mari kita lihat, apakah nasibnya akan sama seperti yang sebelumnya?" Jihoon menghentikan pergerakan tangannya apa maksudnya? Yoshi yang melihat itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya membuat Jihoon membulatkan mata seketika "Jika Bos sudah tidak memakainya lagi, aku akan dengan senang hati menerimanya"

xxx

Sudah total 6 hari dirinya terkurung disini. Ia mencoba untuk mencari jalan keluar namun sulit. Penjaga hampir ada di setiap sudut dan jangan lupakan cctv yang menyala 24 jam. Sialan, ini rumah atau penjara sebetulnya? Namun sudah 4 hari kebelakang ini Ia tidak melihat Haruto, dirinya hanya di temani Yoshi, Jeongwoo ataupun Junghwan secara bergantian. Seperti malam ini Ia ditemani oleh Junghwan yang sibuk dengan laptopnya. Jujur Ia sangat bosan. "Junghwan" "Ya?" Sahutnya tetap masih fokus pada laptopnya. "Aku bosan, mari jalan-jalan"

Tidak ada jawaban yang terdengar, akhirnya membuat Jihoon bangun dari tempat tidurnya menghampiri Junghwan dan menutup kasar laptopnya "Akh! Ada apa dengan mu?! Kau ingin mati?!" Sarkas Junghwan sambil mengelus punggung tangannya. Sakit. "Ck, tidak ada yang mau mati. Aku ingin jalan-jalan ayo temani aku" Junghwan menghela napas panjang "Kau tidak diperbolehkan keluar dari mansion ini" "Siapa yang ingin keluar dari sini? Aku hanya ingin keluar dari kamar ini dan melihat-lihat isi rumah ini" "Ya, tapi tetap saja aku harus menanyakan ke Bos terlebih dahulu" Jihoon mendeguskan napas kasar "Bos bos bos. Kenapa kalian sangat takut dengan Haruto itu sih? Menyebalkan sekali"

Junghwan menutup mata, menahan amarah agar tidak menghajar bocah laki-laki di depannya ini. "Lebih baik kau tidur dan aku akan menyelesaikan tugasku ini" Jihoon berdecak "Ck, tidak seru". Baru ingin berbalik menuju tempat tidur, pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok Junkyu. Junghwan memberikan tatapan bertanya "Ada apa Kim?" "Kita di panggil ke bawah, ada urusan yang harus diselesaikan sebentar" Junghwan mengangguk, membereskan barangnya dan berdiri berjalan menuju pintu. Sebelum keluar Ia berbalik menghadap Jihoon "Aku tinggal sebentar, diam disini. Ingat kau diawasi 7x24 jam" "Ya ya, aku tahu. Sudah pergi sana" Jawabnya sambil mengibaskan tangan kanannya memberi gestur agar Ia keluar.

Setelah pintu ditutup, Ia tidak mendengar suara pintu terkunci. Wah baik sekali Junghwan. Ia membuka pintu perlahan, menjulurkan kepalanya, menengok ke kiri dan kanan. Ketika dilihat tidak ada orang, Ia pun bergegas keluar dari kamar. Kenapa rumah ini luas sekali sih? Dimana pintu keluarnya? Setelah berkeliling beberapa kali, Jihoon merasa kelelahan dan berniat ingin kembali ke kamarnya sebelum ada yang menyadari dirinya hilang. Namun sialnya Ia tersesat dan berakhir di sebuah lorong yang sepertinya baru pertama kali Ia kunjungi.

Namun sebuah suara, menarik perhatiannya. Bersumber dari pintu yang paling ujung berada disebelah kanan. Ia mendekat dengan perlahan. Semakin dekat suara yang terdengar semakin jelas, membuat Jihoon meremang seketika. Suara desahan yang salah satunya Jihoon tahu pasti. Itu suara Haruto. Terlarut dalam fikirannya sendiri sampai Ia tidak menyadari ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya "Apa yang kau lakukan disini?" Jihoon seketika membeku. Tamatlah riwayatnya.

tbc.

story about us -Treasure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang