23. Salah Paham

850 95 24
                                    

Rora baru saja memasuki kelas, langkah ringannya segera menuju sang sahabat yang terlihat tiduran di meja menghadap ke dinding. Sebelum itu, dia tampak menyempatkan menoleh ke arah pintu, menatap kakak kelas yang baru saja mengantar dirinya.

"Dah.. "

"Daah."

Ahyeon disana tersenyum dan melambaikan tangan, lalu berjalan maju menjauhi kelas gadisnya untuk menuju ke kelasnya sendiri.

"Pagi beb," sapa Rora riang setelah duduk di kursinya, tepat samping kanan. Chiquita hanya menjawab dengan deheman pelan sapaan sahabatnya itu.
Gadis itu masih dalam posisinya, seperti tidak akan bergerak.

"Lo ngapain?"

Sebagai sahabat yang perhatian dan baik hati, Rora menepuk-nepuk pundak Chiquita, bertanya ada apa karena tidak biasanya gadis itu bertingkah pendiam seperti ini.

Tapi lagi-lagi sahabatnya itu tidak bisa di tanya, makin-makin membuat Rora khawatir dan penasaran apa alasannya.

"Lo kenapa sih Chiq? Lagi sakit ya?"

"Gak."

"Terus kenapa? Aneh banget lo kayak gini, nggak biasanya."

"Gapapa."

"Gapapanya cewek tuh justru ada apa-apa, Chiq. Lo ada masalah? Mau cerita?"

Chiquita menggeleng, menggerakkan bahunya agar tangan Rora tidak berada disana lagi. Karena sungguh, dia sedang tidak ingin di ganggu siapapun sekalipun itu orang terdekatnya.

Moodnya buruk, kekesalannya masih menumpuk.

Rora akhirnya menyerah, tidak lagi mengganggu teman sebangkunya.
Tapi dia meyakini satu hal, Chiquita sepertinya sedang tidak baik-baik saja.
Dilihat dari tingkahnya saat ini, pasti telah terjadi sesuatu degannya yang dia rak tau apa itu.

"Okey, kalau belum mau cerita sekarang gakpapa. Jangan lama-lama diemnya, gue gak ada temen ngobrol soalnya." Ucapnya pelan, sekali lagi mengelus pundak Chiquita.

"Hm." Diam-diam gadis berambut terikat satu itu menahan air matanya disana, tidak mau menangis lagi apalagi di hadapan sahabatnya. Sudah cukup lama tadi dia menangis di mobil sebelum ke sekolah.

Gadis itu bertahan cukup lama dalam posisinya, baru mulai bergerak saat guru kelasnya telah datang.
Meskipun begitu dia masih menahan diri untuk tidak memperlihatkan wajah muramnya pada teman sebangkunya.

Rora di sampingnya juga tau diri, tidak mendesak dan bertanya-tanya lagi karena Chiquita sedang tidak dalam mood yang bagus.

"Baiklah anak-anak, mari kita mulai pelajaran untuk hari ini." Guru wanita di depan sana bersuara, para muridnya serempak menjawab kompak.
Semuanya mengeluarkan peralatan belajar mereka, siap memulai pelajaran.

Di sisi lain, di waktu yang sama ini Rami terlihat berbisik-bisik bersama Ahyeon, teman sebangkunya.
Mereka berdua membicarakan Asa yang baru saja tiba bersama Minju.

Dua gadis itu datang sedikit terlambat, namun gurunya tidak melakukan apapun dan menyuruh keduanya untuk segera duduk ke bangku masing-masing.
Pelajaran sudah di lakukan dari beberapa waktu lalu.

"Yeon, kok dia udah sembuh sih? padahal hari ini rencana kita buat jengukin."

"Ya bagus dong, berarti kita gak perlu jengukin lagi."

"Tapi tetep aja, minimal orang sakit tuh tiga harian lah. Jadi ada waktu buat orang jengukin."

Ahyeon menahan senyumannya, melirik Rami yang seperti kurang suka dengan kesembuhan sahabat mereka.
Padahal hal bagus, mereka jadi tidak perlu pergi untuk menjenguk seperti rencana sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUCIN 99%   {ChiSa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang