Chapter 5

1.3K 155 8
                                    

POV Aline Kwong

Suasana pagi ini sedikit cangung, wanita cantik itu sesekali menatap wajahku dengan tatapan tidak suka. Beberapa kali aku mendapatinya memandangku dan mendelik ketika tanpa sengaja kedua mata kami bertemu.

Namanya Ormni Tan, seorang artis yang sedang naik daun. Anak dari seorang aktris senior dan ayahnya seorang pengusaha di bidang manufakturing. Aku akui wanita itu benar² menarik. Selain cantik aku merasa dia memilki magnet yang membuat aku menyukai berbagai berbagai ekspresi diwajahnya.

Aku suka etos kerjanya, aku pikir dengan background keluarga yang mentereng menjadikan nya seorang manja dan malas. Teryata sejak kejadian pagi itu dia tetap bersikap profesional.

Setelah keluar dari kamar mandi dan bersiap, aku membantu Mambawa dan menyusun apa saja yang akan kami perlukan untuk keperluan shooting hari ini.

Bawaannya tidak banyak. Dia hanya membawa yang benar² diperlukan untuk keperluan pribadinya. Aku menyusun barang² tersebut agar lebih mudah ketika diperlukan. Salah satu keahlianku adalah menyusun sesuatu menjadi lebih rapih dan praktis jangan lupa wajib semetris.

Didalam mobil beberapa kali Olive dan Ormni berdiskusi mengenai jadwal hari ini. Entah apa yang mereka bicarakan sepertinya sangat serius dan seru. Beberapa kali aku mendengar mereka tertawa lepas sambil sesekali melirik ke arahku.

Bukanya aku ingin diajak berbicara. Tapi apakah mereka tidak menyadari kehadiran ku diantara mereka. Mereka mengunakan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti. Setidaknya Mereka bisa mengunakan bahasa inggris sesekali agar aku paham apa yang sedang mereka diskusikan, menyebalkan.

#######

POV Ormni Tan

Sejak pertama aku melihatnya entah mengapa ada daya tarik yang dimilikinya. Dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Dan. Ekspresi wajah serius ketika mengerjakan sesuatu terlihat benar² menawan. Apa yang diintruksikan oleh P'Olive langsung dia kerjakan. Tidak banyak berbicara dan langsung bertindak adalah point' plus pertama yang aku berikan padanya.

Sebelum masuk ke dalam mobil, aku mengecek kembali barang2 apa saja yang aku perlukan untuk keperluan shooting hari ini. Kerjanya cukup memuaskan untuk awal kali ini. Tersusun rapih dan simetris dalam setiap penyimpanannya.

Aku masuk kemobil lebih dulu, di susul P'Olive lalu dia mengekor di belakangnya. Mobil yang aku gunakan cukup besar, mobil yang memang khusus diberikan oleh agensi untuk para talent nya. Dibelakang pengemudi ada empat bangku terpisah yang biasa diputar 180° agar bisa duduk saling berhadapan.

Dia duduk disamping P'Olive. Dan kami duduk berhadapan. Aku bisa leluasa melihat wajahnya. sejak tadi sesekali ia mencuri lirik kearahku. Berulang kali aku melihatnya memainkan ponselnya dan beberapa kali dia mengerutkan dahinya saat melihat kearah ku dan p'Olive dengan wajah yang sulit aku pahami.

(Ceritanya Ormni Tan & Olive ngobrol pakai bahasa Thailand ya)

"Nong Ormni bagaiman apakah kamu suka dengan cara kerjanya pagi ini??? ". Tanya P'Olive.

"Emhhh... Lumayan. Cara dia mengatur barang dan menyusunya terlihat rapih,.". Jawabku.

"Oh... Syukurlah. Aku takut membuat Nong Ormni ku kecewa...!!". Katanya.

"Emhhh... P'Olive .. aku ingin bertanya sesuatu. Haruskah kukecilkan suaraku agar dia tidak bisa mendengarnya.. ??". Tanyaku

Suara ketawa cempreng P'Olive membuat aku memundurkan tubuhku kebelakang. Aku melihat wanita itu memandang aneh kami berdua lalu kembali fokus ke ponselnya.

"Hahahah, tenang saja sejauhh ini selama tidak ada yang mengajarinya bahasa Thailand aku rasa kita masih aman.....". Jawab p'Olive Sambil melirik ke arahnya.

"Aku tidak menyangka kalo aku dan dia bisa bertemu lagi... Aku kira setelah aku pulang ke Thailand aku tidak akan bertemu denganya lagi".

"Sebagai seorang sahabatnya. Aku ingin dia hidup bahagia..".

"Entah kedepannya seperti apa tapi aku harap dia akan menemukan wanita yang benar² mencintainya".

Penjelasan P'Olive membuat aku terkejut. Mataku sedikit membelo. Apakah dia termasuk komunitas pelangi.

"P'Olive.... Apakah dia itu seorang Lesbian??? '. Tanyaku kaget, buru² aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.

"Emhhh... Yang aku tau dia hanya memilki 2 mantan kekasih. Yang pertama laki² dan yang terakhir seorang wanita Thailand..". Jawabnya sambil terkekeh.

"Asal kau tau waktu kami tinggal di luar negeri. Dia memilki banyak kenalan orang Thailand dibandingkan negara² asia lainya". Lanjutnya.

"Dengan tampilannya seperti ini. Jika bukan P'Olive yang berbicara aku mungkin tidak akan percaya.".

"Coba lihat wajahnya .... Seperti seorang players". Kataku.

"Sahabat ku ini orang yang sangat baik nong Ormni... Aku bisa jamin itu". P'Olive menimpali.

"Kalo bukan bantuan yang diberikan olehnya, mungkin aku tidak akan bisa lulus dan kembali ke Thailand dengan selamat...".kata P'Olive lirih.

"Aku memiliki hutang Budi padanya". Jawabnya sambil memandang sahabatnya itu.

Aku ikut memandang ke arah wanita itu. Aku merasa ada perasaan nyaman disampingnya. Biasanya dengan kehadiran orang baru aku kan lebih tertutup.

Mungkin aku terlihat seperti orang Ektrovert. Namun yang tidak orang lain sadari. Sebenernya aku memilki sisi lain yang tidak semua orang bisa melihatnya.

######

POV Aline Kwong

Sejak kami tiba dilokasi shooting, kesibukan begitu terasa. Semua kru dan team mempersiapkan semuanya. Ormni sedang di-make up dan beberapa kru lalu lalang menyiapkan set.

Olive pergi membeli kopi merk terkenal yang disukai oleh wanita itu. Aku duduk disampingnya memandanginya dalam diam. Pekerjaanku adalah asisten dari seorang personal asisten hehehe. Intinya tugasku membackup perkejaan Olive.

Sebelum pergi Olive memberitahu ku bila Ormni sangat jago bahasa inggris. Dia bersekolah SMA di internasional. Bahkan di tahun keduanya di SMA dia sempat ikut pertukaran pelajar di UK selama 1 tahun.

(Ini ceritanya mereka bicara pakai bahasa Inggris ya)

"Emhh,, permisi...". Tanyaku sopan

Dia menoleh kearahku. Saat ini makeup dan tampilannya sempurna. Kami sedang menunggu set selesai untuk pengambilan gambar.

"Jika kamu membutuhkan bantuanku?... Jangan sungkan untuk langsung mengatakannya".

"Kamu bisa panggil namaku Aline,.. dan maap untuk kejadian tadi pagi, Nong Orm". Katanya lembut sambil tersenyum.

Aku mengeluarkan sesuatu yang kupunya dari dalam kantong sakuku. Kulurkan tanganku dihadapannya. Genggaman tanganku aku buka. Menampilkan satu permen kopiko kesukaanku diatas telapak tangan kananku,

Kulihat dia agak terkejut dengan sikapku. Sampai akhirnya dengan perlahan dia ambil perment itu dari telapak tanganku. Aku melihat ujung bibirnya tersenyum walau sedikit.

"Makasih Aline Kwong". Jawabnya memanggil nama lengkap ku dengan sempurna. Suaranya lucu.

Oh Tuhan, bukan kah dia terlihat sangat manis saat ini. Belum sempat aku menjawab. Salah seorang kru datang menghampiri bahwa shooting sudah bisa dimulai.

######

"Kamu tau Tubuh kita sendiri sebenarnya adalah konduktor, sampai aku bertemu isolator dalam dirimu. Saat kamu menyentuhku".
-Ormni Tan

*TOLONG DIBANTU KASIH BINTANG YA GAESS. MAKASIH*




Crazy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang