Chapter 8

1.1K 157 4
                                    

POV Ormni

Sepanjang perjalanan aku dan P'Olive membicarakan seorang Aline Kwong. Orang yang kami membicarakan memerhatikan dengan wajah penasaran. Andai yang ia tahu kalo kami membicarakan ya. Hehehe

"Jadi.. aku bertemu wanita ini saat di ausie. Kami kuliah ditempat yang sama".

"Saat itu ada pesta yang biasa mahasiswa Thailand lakukan setiap akhir pekan. Dia datang bersama mantan kekasihnya.".

"Mantan kekasihnya orang Thailand. 9th lebih tua darinya."

"Dia adalah seorang yang introvert, beruntung saat itu ia memiliki kekasih yang extrovert.".

"Beberapa kali kami bertemu. Aku tau jika ia adalah mahasiswa hukum yang lebih tertarik di bidang arsitektur.".

"Kami menjadi akrab dan berahabat semenjak dia mengambil kelas arsitektur juga".

"Selain pintar, dia juga tekun dan ulet. "

"Kamu tau tidak ada yang sempurna didunia ini, begitu juga dirinya".

"Semenjak dia putus dengan mantan kekasihnya. Hidupnya begitu kacau dan berantakan.".

"Tiap hari dia mabuk dan menangis".

"Sampai disuatu titik ketika dia kembali bangkit,".

"Kami semakin akrab karena saat tersulitnya aku membantunya untuk bangkit".

"kami tidak memiliki hubungan keluarga bahkan beda budaya tapi aku sudah menganggapnya sebagai adiku".

"Dia anak pertama dan aku anak tunggal, tapi saat itu kami seperti seorang kakak dan dia seorang adik".

"Awalnya aku merasa ada yang aneh dalam dirinya. Saat pertama kali aku mengunjungi apartementya."

"Aku begitu terkejut. Kamu tau dia begitu bersih dan rapih. Setiap kamarnya tersusun dengan simetris".

"Bahkan ketika aku membuka lemari pakaiannya".

"Dia bukan manusia biasa. Bahkan susunan bajunya pun tergradiasi dengan sempurna".

"Awalnya dia mungkin malu menceritakan dirinya padaku".

"Namun berjalanya waktu dia semakin terbuka".

"Aku hutang Budi padanya, saat itu aku di telepon oleh ibuku.".

"Kamu tau kan aku anak tunggal, ibu dan neneku cuma Mereka keluarga yang aku miliki".

"Saat itu aku dikejutkan oleh kabar ibuku masuk rumah sakit. Motornya ditabrak oleh pengendara lain ketika dia ingin pergi bekerja".

"Neneku mengatakan ada beberapa bagian tulangnya yg patah dan harus segera di operasi".

"Kami membutuhkan biaya yang cukup besar karena ibuku hanya seorang guru sd di desaku.".

"Aku masiswa dengan bantuan beasiswa dari pemerintah Thailand. Intinya aku miskin".

"Kamu tau.. saat itu aku seperti mau mati. Tapi wanita itu datang menghampiriku dan membantu kesulitaku"

"memberikan aku sejumlah uang dengan jumlah yang besar."

"Dia membelikan aku tiket, membiayai biaya rumah sakit ibuku. Membelikan ibuku motor yang baru.dan membelikan neneku kursi roda elektrik yang terbaru"

"Dia Mengantikan aku masuk dikelasku. Mengerjakan tugas² ku. Dan mengantikan pekerjaanku sementara aku mengurus ibuku.".

"Aku berhutang Budi denganya.. ".

Sengaja aku tidak memotong cerita yang P'Olive ucapkan. Momen kali ini penuh haru. Kamu berdua sama² mengeluarkan air mata. Aku mudah tersentuh.

Orang yang kami tangisi memberikan kami tisu untuk menyeka ingus kami. Wajahnya menunjukan seperti.

"Apa yang kalian bicarakan sampai sesedih ini. Walaupun aku tidak diajak aku tetap peduli dengan kalian". Katanya datar.

Tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Aku dan P'Olive masih tengelam dalam perbincangan hangat ini.

"Nong Ormni dia wanita yang baik, tapi dia memiliki 2 sisi yang berbeda".

"Hanya orang² tertentu yang bisa melihat sisi dia yang berbeda".

"Kamu tau dia pernah mengaku kalo dia seorang yang hiper..". Kata P'Olive sedikit berbisik.

"Ohh my good. Apa maksudmu hipersex??". Tanyaku

"Dia seorang OCD selain menerapkan hidup bersih, dia selalu melakukan sesuatu secara berulang dan berkala".

"Begitu pun mengenai hubungan Sex..".

"Ketika dia menyukai seseorang secara seksual. Maka...".

"Maka apa P'Olive?????". Tanyaku penasaran.

"Maka dimanapun dan kapanpun dia memilki kesempatan dengan orang itu. Dia tidak akan sanggup penahannya.". Kata P'Olive.

"Beberapa kali aku memergokinya sedang... Sedang... Melakukan.". Suara P'Olive semakin kecil.

Aku semakin mencondongkan tubuhku. P'Olive membisikan sesuatu ditelingaku.

"Jari²nya yang panjang itu slalu membuat basah mantannya itu". Bisik p'Olive dengan penuh penekanan.

Aku tidak siap mendengarkan nya lebih jauh. Mulutku menganga begitu saja. Dengan cepat aku menutup kedua mulutku dengan kedua tanganku.

Aku memandang wajah Aline Kwong dengan berbeda sekarang. Wajah menawan ini seorang maniak sex.

######

POV Aline Kwongg

Aku akui memang aku melakukan kesalahan di kamar mandi. Tapi apa yang mereka berdua lakukan begitu menyebalkan.

Melakukan percakapan dengan penuh minat. Sepertinya pembahasannya sangat seru dan hanya aku yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Semakin kuperhatikan mereka berdua semakin hanyut akan pembahasan yang dibicarakan.

Aku memberikan tisu untuk mereka. Aku berharap aku diajak bergabung dalam obrolan mereka. Dan ternyata salah. Aku seperti udara tidak terlihat.

Perjalanan kami pun sampai. Di tempat yang ke 3. Ketika Sampai di lokasi Ormni melakukan live di tiktok untuk sebuah brand kecantikan. Setelah satu jam acara pun selesai.

Aku merapihkan peralatan dan membantu Aline untuk persiapan pulang. Di dalam mobil tidak ada percakapan Ormni & olive tertidur pulas.

Mereka terlihat sangat lelah. Apalagi mata Olive bengkak karena menangis tadi.

Akhirnya aku dan Olive sampai di rumah pukul 8 malam. Aku masuk ke kamarku. Lalu ke kamar mandi, bersih². setelah mandi aku jatuhkan tubuhku dikasur. Wangi coffe dan campur parfum yang soft membuat mataku mulai mengantuk.

#######

"Seberapa kerasnya melawan jika hati yang memilih logika bisa apa".
-Ormni Tan

*TOLONG DIBANTU KASIH BINTANG YA GAESS. MAKASIH*

Crazy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang