Chapter 6

1.2K 157 0
                                    

POV Ormni Tan

Setelah pengambilan gambar di set pertama selesai, selanjutnya jadwalku siang ini adalah latihan vocal bersama p'Dani di studionya. Saat ini kami semua dalam perjalanan menuju kantor p'Dani. Hujan tiba-tiba turun dengan cukup deras menyebabkan jalanan sedikit macet.

Beberapa kali P'Olive menerima panggilan telepon dan mengecek kembali jadwalku hari ini sampai satu seminggu kedepan.

Tidak ada yang memulai percakapan, kami semua memiliki kesibukan masing². Sampai P'Olive mengintruksikan Aline untuk mengambil salah satu bekal makan siangku.

Dengan telaten ia membuka salah satu kotak makan siangku dan membukanya,

Dengan perlahan dia menyiapkan semuanya. Tidak lupa dia mengelap alat makan ku dengan teliti. Dia mengarahkan suapan pertama kearahku.

Tangan nya ternyata cukup besar untuk ukuran seorang wanita, jari² nya panjang. Di punggung tangannya Ada beberapa urat² yang menonjol ketika dimulai memotong² buah naga agar lebih kecil dari ukuran sebelumnya.

(Ini ceritanya Aline & Ormni ngobrol pakai bahasa Inggris ya)

"Aku akan mulai menyuapi mu, makan secara perlahan saja jangan terburu²".

"Sebelumnya minum dulu air mineral ini, sejak tadi kamu baru minum sedikit.".

Dia menyerahkan botol air mineral disamping ku. Membukaan tutup botolnya dengan kedua tangannya. Tidak lupa sedotan putih agar aku mudah udah meminumnya.

Dengan patuh aku meminum beberapa teguk untuk membasahi tengorokanku. Tidak bisa dipungkiri ada kupu² warna warni yang berdesir dihatiku.

Dengan telaten tangan kanannya menyuapi beberapa buah naga kemulutku. Kami tidak banyak bicara. Di depan mataku kulihat P'Olive memperhatikan kami berdua. Ada senyuman dibibirnya.

Mata ku dan mata P'Olive bertemu. Aku menaikan alisku, yang artinya "apa??". Dia hanya menahan tawa sambil melanjutkan pekerjaannya.

Aku tau saat ini dia hanya chatingan dengan pacarnya itu. Jadwalku seminggu kedepan sebenarnya tidak terlalu padat. Dia hanya memberikan ruang untuku dan Aline Kwong untuk saling mengenal.

####

POV Aline Kwong

Selesai makan buah naga aku merapihkan kembali kotak bekal makan siangnya. Aku mengambil beberapa tisu untuk mengelap ujung bibirnya. Setelah itu aku lanjut membersihkan alat makan & minumnya. Ku elap mengunakan tisu basah dan kususun kembali ditempat sebelumnya.

Tidak terasa akhirnya kami sampai di tempat tujuan kedua. Olive orang pertama yang keluar, kedua Ormni Tan dan yang terakhir aku mengekorinya dari belakang.

Gedung ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama untuk office, lantai kedua untuk meeting dan penerima tamu.dan terakhir lantai tiga ada beberapa ruangan untuk studio rekaman Disetiap sisinya. Di depan studio ada sofa panjang warna coklat tua. Dan diujung lorong sepertinya ruang kerja untuk CEO nya.

Dipintu masuknya bertuliskan "CEO Dani Khontaptan". Setelah beberapa kali kuperhatikan namanya seperti tidak asing kulihat.

Ormni Tan sudah masuk duluan bersama Olive. Aku duduk di sofa panjang di depan ruang studio rekaman.

Aku sedikit melamun mengingat masa² aku menjalankan hobiku secara sembunyi² waktu aku sekolah. Aku menyukai yang namanya seni. Baik itu art atau pun musik.

Ibuku mengetahuinya. Ada beberapa kelas tambahan yang harus aku lakukan. Kelas Bisnis, kelas Linguistik, kelas golf, kelas Tekwondo.

Biar kujelaskan sedikit.

Kelas bisnis diajarkan bagaimana seorang pemimpin dimasa memiliki strategi dalam berbisnis.

Kelas Linguistik diajarkan bagaimana kita berbicara dan mengolah kata sebagai calon seorang pemimpin.

Kelas Golf diajarkan bagaimana kita memaintence relasi kita. Untuk sebuah firma hukum tempat paling sering untuk dipakai meeting adalah lapangan golf, percaya lah.

Kelas Tekwondo bagaimana pun seorang pemimpin harus memilki basic pertahan diri. Sekedar informasi Aku pemegang sabuk hitam.

Malam itu aku merasa sangat lelah. Bayangkan saat itu aku masih terlalu muda untuk melaluinya. Aku menangis di dalam kamarku. Ya aku akui tagisku sedikit kencang karena kupikir tidak ada satu orang pun yang mendengarnya.

Setelah selesai menangis aku membersihkan diriku ke kamar mandi dan bersiap untuk beristirahat.

Ketika aku keluar dari kamar mandi kudapati ibuku sudah duduk diatas kasurku. Aku menghampirinya dan duduk dikasur samping kirinya.

Dia tersenyum padaku. Dengan lembut dia mengusap rambutku.

Dia bertanya padaku

"Sayaaang. Ibu tidak bisa membatalkan jadwal kelas tambahan yang di tetapkan oleh ayahmu.". Katanya lembut

"Ibu tau kamu juga lelah menjalaninya. Tapi Bagaimana pun ayah lebih tau yang terbaik untukmu".

"Bagaimana ,...jika kamu memilki waktu luang kamu bisa mampir ke klinik gigi ibu".

"Ibu sudah menyiapkan ruangan khusus untuk mu bermain musik dan kegiatan yang kamu suka".

"Dan yang terpenting itu kedap suara".

"Ibu tau kamu menyukai musik dan hobi menggambar.".

"Maaap... Ibu tidak bisa..".

Belum sempat ibu menyelesaikan kalimatnya. Air mataku tiba² keluar begitu saja. Aku memeluk tubuhnya erat. Aku tau ibu jauh lebih sedih dibandingkan aku.

Aku tau ibu menyayangiku. Dia diam² suka membantu masa² sulitku.

Sejak hari itu aku memilki kekuatan kembali. Setiap ada waktu luang aku akan datang ke klinik gigi ibuku. Disana ada ruangan khusus untukku. Ada drum, piano, gitar, satu set alat rekaman musik, dan alat2 untuk melukis. Namanya pak Wanta. Beliau guruku.

Beliau seorang musisi berbakat di indonesia. Selain menjadi seniman beliau memilki sanggar seni dan beberapa galeri lukisan.

######

POV Ormni Tan

Saat ini aku sedang menunggu p'Dani datang. Tadi dia mengabariku bahwa akan terlambat
Sebentar karena ada tamu diruanganya.

Sambil menunggunya aku membuka berkas2 lirik lagu diatas meja. Aku membuka catatanku dan mencoba mengulang kembali nada-nada yang sebelumnya sudah kami diskusikan.

P'Olive sibuk dengan ponselnya, dan Aline menunggu di luar. Dan aku mulai bosan. Dan Akhirnya P'Dani datang juga kemudian disusul Aline dibelakangnya. Mereka terlihat akrab dan saling tertawa. Seperti kawan lama.

Mereka berdua menyadari ketika aku memperhatikan interaksi antara keduanya. Entah mengapa aku merasa tidak suka. Aku tau ini mungkin kekanak-kanakan tapi kamu tau otak mungkin bisa mengatur semua kinerja tubuh kita. Tapi tidak dengan hati kita. AC di ruangan ini yang tidak berfungsi atau suhu tubuh ku yang semakin panas.

######

"AKU tahu kapan saatnya untuk berhenti, tapi aku tidak dapat mengetahui sejak kapan, hati ini mulai terisi olehmu".
-Ormni Tan

*TOLONG DIBANTU KASIH BINTANG YA GAESS. MAKASIH*














Crazy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang