Chapter 10

1.6K 158 1
                                    

POV Ormni

Aku benar benar sangat malu terhadap P'Olive. Semenjak kejadian beberapa saat yang lalu. Suasana di dalam mobil menjadi hening.

P'Olive diam Tanpa mengucapan kata-kata apapun. Sudah pasti dia terkejut atas apa yang barusan terjadi. Jangankan dirinya aku pun masih tidak percaya apa yang sudah aku lakukan dengan Aline Kwong tadi.

Setiap mengingatnya wajahku langsung memerah hingga leher. Sedangkan orang disampingku pelaku utama dalam kejadian ini terlihat bahagia. Senyumnya yang sejak tadi dipamerkan. Sampai saat ini tetap terjaga.

Tangan kirinya menggenggam erat tanganku. Jari jari kami saling mengait satu sama lain. Tangannya hangat. Dia tersenyum lembut padaku.

Mata kami saling mengunci. Tanpa berbicara hanya saling memandang. Tangan kanannya merangkul tubuhku dari belakang dan memeluk pinggangku.

Kusandarkan kepalaku didadanya. Belum ada kata yang terucap diantara kami. Ada rasa kekhawatiran dalam pikiranku. Namun suara detak jantungnya yang kudengar membuat tenang dan nyaman.

Kami berdua sudah dewasa. Apa yang tadi kami lakukan sudah pasti karena kami memilki perasaan yang sama.

Siapa yang tidak jatuh dalam pesona seorang Ormni Tan, sejak awal bertemu pun aku tau dia memilki ketertarikan kepadaku.

Berulang kali aku memergokinya sedang menatap bibirku. Biar kuceritakan rahasia kecil tantangnya. Hanya aku yang tahu.

Saat itu mungkin sekitar 1 bln yang lalu. Setelah shooting terakhir. Para aktris, sutradara, kru, team yang terkait merayakan pesta perpisahan.

Produser film menyewa sebuah tempat makan.
Saat itu kami semua ikut hadir di dalamnya. Karena saat itu memang tidak ada jadwal lain. Aku mendapatkan waktu istirahat libur 2 hari di esok harinya.

Saat makan makan berlangsung kami juga mulai minum minum alkohol yang memang disediakan kan.

Saat itu P'Olive menjagaku. Dia selalu di sampingmu. Berusaha melindungi ku. Tubuhku kurang menerima kadar alkohol. Aku mudah mabuk. Ditambah jika aku mabuk emosiku kadang tidak setabil.

Untuk mencegah hal² yang memalukan. Lebih baik aku menghindar dari minuman alkohol.

P'Olive duduk di sebelah kananku. Dan Aline Kwong duduk di sebelah kiriku. Diam diam aku tau di selalu menjagaku. Memastikan jika aku merasa aman dan nyaman

Ditengah acara asisten sutradara memilki inisyatif untuk bermain bersama. Permainan sambung lagu. Siapa yang tidak bisa menjawab diwajibkan untuk minum beberapa gelas alkohol yang sudah disediakan.

Semua yang hadir wajib ikut bermain termasuk Aline Kwong. Aku 2 kali berhasil menjawab permainannya. Sampai ketika botol itu diputar. Tutup botolnya berhenti tepat di depan Aline Kwong.

Saat sambung lagu dinyanyikan. Aline Kwong hanya memasang wajah datar dan bingung sendiri. Jangankan untuk menjawabnya. Dia sama sekali masih blm mengerti jenis permainan apa yang sedang kami mainkan, bahasa Thailand nya sangat payah.

Akhirnya dia harus meminum beberapa gelas alkohol. Matanya mulai kabur. Sepertinya mulai mabuk.

Saat mabuk ternyata dia akan jauh lebih pendiam, wajahnya memerah sampai telinga. Tubuhnya yang tinggi menjulang sangat berat. Aku dan P'Olive kami berdua harus berusaha memapahnya sampai apartemen P'Olive.

Aku baringkan dia diatas kasurku, ralat kasurnya. Ini kamar ku dulu sebelum wanita satu ini datang dan merebutnya.

P'Olive pamit ijin kekamarnya untuk pergi beristirat. Rencananya aku akan menginap di sini. Aku akan tidur dikamar tengah. Kamar yang biasa digunakan ibunya ketika menginap.

Crazy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang