꧁✿ ᥴһᥲ⍴𝗍ᥱr 26 ✿꧂

225 15 2
                                    

Keesokan harinya, Vivi bangun lebih pagi dari biasanya. Tepatnya jam 4.30.Vivi sudah berkutat dengan alat masak di dapur.

Tak lama kemudian, Bibi Elis yang biasanya memasak akhirnya sampai di dapur. Dan berapa terkejutnya ia, mengetahui bahwa Vivi sudah berada disana.

"Neng, kok neng ada di sini? Ini kan dapur neng, dapurnya kotor ini teh"

Mendengar suara itu, Vivi reflek menoleh ke belakang dan berkata, "ngga papa bi, Vivi cuman mau bantuin bibi masak aja ko. Lagipun, dapur kan emang kotor bii. Masa Vivi ngga boleh ke sini juga?"

Bi Elis hanya bisa pasrah seraya berkata "neng, nanti kalau ketahuan ibuk sama bapak urusannya jadi ruwet atuh"

Vivi menggeleng pelan dan tersenyum simpul, "engga bakalan bii, nanti kalau mereka marahin bibi Bilang ya sama Vivi, nanti biar Vivi kasi hukuman buat mereka. Masa anak sendiri nggak boleh buatin keluarganya makanan, kan aneh"

Bi Elis akhirnyaengangguk pelan dan membantu Vivi mempersiapkan makanan untuk keluarganya.

Setelah selesai menyiapkan makanan Vivi pamit ke kamar untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. "Bi, Vivi udah selesai. Vivi mau ke kamar ya
, siap siap buat pergi ke sekolah"

"Iya neng, Bibi teh masi nyiapin makanan lagi. Sok atuh, keburu telat nanti neng" ucap Bi Elis seraya tersenyum simpul

Vivi membalas senyuman itu dengan senyuman yang tak kalah manis. Dan berakhir Vivi melambaikan tangannya ke arah Bi Elis dan pergi meninggalkan dapur.

Skip, di kamar Vivi.

"Habis dari mana Vi?"

Vivi menjawab pertanyaan Zio dengan berkata, "kamu nanya? Kamu bertanya tanya? Iya?"

Zio hanya bisa memandangi Vivi dengan wajah datar atas kelakuan majikannya yang non akhlak itu.

"Terserah kamu Vi, saya sudah lelahh~~ TT"

"Emang Sistem bisa lelah ya? Kok bisa?" ucap Vivi heran

Sistem di non aktifkan....

"Ih, apalah dia apalah. Pasti kalau di tanyain kaya gitu langsung pergi bah" ucap Vivi dengan raut wajah kesall

"Dah lah, incess mau siap-siap pergi ke sekolah dulu, bay!"

•••

Di ruang makan, keluarga Vivi sudah duduk dengan anteng menunggu kehadiran satu orang lagi.

"GOOD MORNING ALL! Vivi balikk nii, pasti kalian semua kangen ya sama Vivi yang cantikk ini? Pasti dongg, masa enggak sih" ucap Vivi dengan nada centilnya

Daddy Zian memperingati Vivi dengan berkata, "Baby, jangan teriak teriak, nanti tenggorokan kamu sakit."

Mommy Lyvy menganggukkan kepalanya seraya berkata, "He'um, Mom juga setuju"

Mommy Lyvy menggiring Vivi ke arah bangku yang berada di dekat bangku Mommy Lyvy dan berkata, "Sini baby, duduk di samping mom. Jangan sama mereka, soalnya mereka semua pada gila, nanti kamu malah ketularan gilanya lagi."

Julian mengerucut kan bibirnya dan merengek seperti bayi, "Aaaaa mommm, kok gitu sihh sama akuuu. Jahad bangedd, hiks"

Mommy Lyvy menatap Julian dengan tatapan sinis nya, "Mulai mulai. Tuh kan baby, jangan deket deket mereka ya. Liat aja tuh abang kamu, kaya apa aja"

Vivi tertawa pelan, "hihihii, iya mom. Vivi ngga bakalan deket deket mereka lagi kok" ucap Vivi

"Eh eh ehhh, apaan bisa begitu. Dad ngga sama kaya mereka ya, dad itu masih waras. Enak aja di samain sama mereka" protes Daddy Zian

"Ihh, Gara juga nggak ya mom, gara masih waras. W-A-R-A-S, Waras." ucap Gara dengan kesal

"Yuan juga loh mom, Yuan nggak gila. Rill no pek pek deh" ucap Yuan dengan menunjukkan dua jarinya "✌"

Julian menggaruk tengkuk nya pelan dan bertanya, "Nah, berarti yang gila siapa?"

"Kamu lah" ucap mereka semua serentak

Julian melotot kan matanya dan berteriak, "MANA ADA, JULIAN NGGAK GILAAA TAUUU"

"Tuh kan, abang teriak-teriak gak jelas lagi. Berarti abang beneran gila" gurau Vivi

Julian hanya bisa cemberut dan berdiam diri, "terserah kalian, terserah" ucap Julian dengan nada lesu

Mereka yang mendengar hal itu pun haya bisa tertawa lepas. Dan berakhir dengan muka Julian yang semakin masam.

"Udah udah, buruan makann. Ini yang masakin Vivi sendiri lohh" sela Vivi

"Ehh, beneran baby? Kamu masak sendirian?" tanya Mommy Lyvy dengan ekspresi yang terkejut

Vivi tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan berkata, "hehe, iyaaa. Cobainn, enakk tauu. Soalnyaa Vivi calon chef terhandall seduniaaa"

Daddy Zian tersenyum dan mengusap- ngusap kepala Vivi dengan lembut. "Pinternyaa anak daddy" ujar nya

Mommy Lyvy melotot tak terima "Heh! Enak aja! Baby itu anak mom juga! Titik."

Daddy Zian segera membalas perkataan Mommy Lyvy. "Iya iya, anak kamu juga honey" ucap Daddy Zian dengan nada lembut





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Jadi Figuran Novel? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang